close
Sosial Budaya

Balon Udara Terbakar saat Festival di Pekalongan dan Wonosobo

FESTIVAL-BALON-UDARA-PEKALONGAN-1

Warta Desa, Semarang. – Festival balon udara 2024 yang diadakan untuk menyambut datangnya perayaan Syawalan disambut lebih meriah oleh masyarakat Jawa Tengah (Jateng).

Namun, terdapat satu balon udara yang ditambatkan di Kota Pekalongan dan Kabupaten Wonosobo mengalami kebakaran saat acara berlangsung.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Agung Hariadi.

Meski sempat terbakar, pihak panitia bisa mengatasinya secara cepat sehingga tak memengaruhi kemeriahan acara atau tetap berlangsung secara khidmat.

“Di Pekalongan ada yang terbakar balonnya. Pas kami pantau di lokasi, ada satu buah. Wonosobo juga ada satu balon juga terbakar. Tetapi kami menegaskan kondisinya masih bisa dikendalikan panitia,” kata Agung mengutip laporan Solopos.com, Rabu (17/4/2024).

Disporapar Jateng pun sebenarnya telah berusaha mengantisipasi kebakaran pada balon udara dengan berkoordinasi bersama Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan aparat kepolisian.

Koordinasi itu sebagai langkah menata pelaksanaan objek yang menjadi daya tarik wisata supaya berjalan aman dan tertib.

Seperti halnya di Alun-alun Pekalongan yang terdapat 30 balon udara ditambatkan dengan ketinggian maksimal 35 meter.

Pihaknya sudah mewanti-wanti kepada panitia festival untuk menyelenggarakan penilaian festival balon udara secara bertahap.

“Maka yang perlu ditekankan ialah kemampuan mengelola balon itu. Sudah kami imbau untuk menjaga lingkungan dan jaga kekompakan. Nah, yang perlu diperhatikan adalah pergerakan angin kencang. Itu [angin kencang] harus dihindari. Karena berdasarkan estimasi jumlah pengunjung, yang nonton festival balon udara di Pekalongan ada 6.000 orang,” bebernya.

Lebih lanjut, festival balon udara ini merupakan acara syawalan yang menjadi kalender event tahunan bagi Jawa Tengah.

Tahun ini, festival yang diadakan di Wonosobo dan Pekalongan berlangsung lebih semarak karena tidak ada lagi aturan pembatasan seperti pandemi Covid-19.

Dalam acara di Pekalongan misalnya, balon udara yang ditambatkan merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak 1855. Tradisi balon udara menjadi warisan adiluhung dari para tokoh masyarakat Krapyak Kota Pekalongan.

“Kalau tahun-tahun sebelumnya seringnya diterbangkan, maka beberapa tahun terakhir diatur pelaksanaannya dengan mengendalikan balon yang hanya bisa diterbangkan setinggi 35 meter. Teknisnya ditambatkan di tanah. Ini sesuai tahap evaluasi keamanan dan keselamatan agar tidak mengganggu kenyamanan pemukiman warga dan trafik penerbangan. Sehingga sudah sesuai aspek keamanan,” urainya.

Agung berharap, adanya festival balon udara mampu mengangkat roda perekonomian setempat. Terutama bermanfaat bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penyedia jasa transportasi.

“Yang tahun ini lebih ramai. Apalagi di Wonosobo ada 14 titik balon udara yang diadakan selama 10 hari. Jumlahnya pengunjungnya sampai 70.000 orang,” tutupnya. (.*.)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Tags : balon udaraPekalonganwonosobo