close

Jalan-jalan

Cerita WargaDaerahEducationJalan-jalanOpini WargaPendidikanSeni BudayaSosial Budaya

Mengenal Tari Babalu, Tarian Khas Batang yang Masih Jarang Diketahui

tari

Muh. Iqbal Maulana
Iqbalmaulana0883@gmail.com
Program Pendidkkan Agama Islam
Fakultas Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan
UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Batang, merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, letaknya di sebelah barat kabupatan Kendal dan sebelah timur Kabupaten Pekalongan. Batang merupakan daerah yang mempunyai peninggalan peninggalan budaya seperti jejak sejarah Wangsa Syailendra dan juga mempunyai banyak kesenian tradisonal yang masih tetap dilestarikan, salah satunya Tari Babalu. Tari Babalu merupakan sebuah tarian khas Kabupaten Batang yang jarang diketahui oleh masyarakat luas, sebelum para penjajah masuk ke kota Batang, tari Babalu sudah ada. Tari Babalu pertama kali muncul pada awal tahun 1998, ketika para penggiat budaya lain mulai mencari informasi tentang tarian tradisonal.

Pada tahun 2000 para penggiat budaya tersebut kemudian memperkenalkan kepada masyarakat sekitar. Pada saat itu Batang sangatlah subur dan makmur, karena pada saat itu mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani. Namun ketikan penjajah memasuki kota Batang, keadaan menjadi berbalik dan banyak masyarakat yang diperbudak dan disiksa. Tari Babalu diciptakan sebagai alat strategi untuk menipu penjajah dengan cara menari. Tarian Babalu digunakan sebagai alat untuk serangan. Tari Babalu mencdritakan sebuah perjuangan masyarakat Batang yang melawan penjajah dengan cara yang baik untuk mengelabui musuhnya. Tari Babalu biasnaya ditarikan oleh sekelompok, dibawakan oleh penari wanita yang berperan sebagai prajurit, dijaga siaga dan disajikan dengan minuman. Tari Babalu mempunyai kekhasan sendiri, dengan peluit yang harus ditiup menandakan dimulainya dan berkahirnya pertunjukan.

Menurut orang terdahulu, kata Babalu aslinya berarti “aba-aba dulu”, dan tarian Babalu juga mencakup gerakan perang serta jurus-jusrusnya. Kostum penari Babalu terdiri dari kacamata hitam, kaos kaki, dan kupluk muncir. Sejarah tari Babalu menunjukan bahwa hal tersebut erat kaitannya dengan perlawanan masyarakat Batabg terhadap penjajah, namun sayangnya banyak masyarakat luas yang kurang familiar dengan tarian tersebut. Bahkan, sebagian masyarakat Batang masih belum mengenal tarian daerahnya. Oleh karena itu, tari Babalu harus dikenalkan kepada msyarakat luas, khususnya generasi muda, agar Babalu tidak ketinggalan zaman dan dapat lebih mencintai kota Batang. Berbagai tarian kecil juga diharapkan menjadi populer. Sangat disayangkan budaya unik setiap daerah hilang, sehingga Indonesia bisa mengadopsi budaya tersebut dan menunjukkan pramornya.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

selengkapnya
Jalan-jalanSosial Budaya

Viral Harga Es Teh Wolungewu di Obyek Wisata Batang, Sempat Dibuat Video Tiktok

es teh wolungewu

Batang, Wartadesa. – Sejak Senin (28/03/2022) siang kemarin, grup media sosial Pigura Warga Batang dibanjiri dengan status “es teh wolungewu”. Puluhan postingan dengan tagline Es Teh 8000, sejak siang hingga malam hari, memenuhi grup media sosial wong Batang tersebut.

Berawal dari posting Anik IndriAty di Pigura Warga Batang, Kemarin pukul 12.27 Lurr.. ak wingi neng pantai cemero gondrong wetan e payung 1000… ak tuku es teh 3 pop mie 2 Duwet 50 susuk 2000.. ak kaget raa.. Takon kro pelayan e.. es 8000n.. pop mie 12ribu.. ak karang wong kampung kaget raa lurr… Pdhl neng Transmart wae es teh 5000 kui kd merek tongji.. la pernah e kui Anggo teh opo. Ko Rego e jare ngukuli harga esteh kafe.. kui loo warung e.. tp warung sebelah e 4000.. 🥰🥰🥰 Sich Gopret Azi Zen

Hingga Selasa (29/03/2022) siang, postingan tersebut mendapat 2000 komentar dan enam kali dibagikan. Rata-rata komentar menyayangkan harga es teh di obyek wisata kebanggaan warga Batang tersebut. Namun beberapa komentar menyebutkan bahwa harga Rp 8000 untuk segelas es teh di tempat wisata, adalah wajar, karena biaya sewa yang harus ditanggung pedagang.

Viralnya postingan “es teh wolungewu” ini kemudian diikuti dengan postingan serupa oleh anggota Pigura Warga Batang, bahkan akun Eka Chintya 

Assalamu’alaikum dulur” PWB.
salam 2 rokaat.
Ngapurone lhur..Gara” kepikiran es teh 8000 ngan raiso ubuk lhur.
Iseng bae tk gawe vidio.
Maaf yo sing akun’e ke up.
Go hiburan bae lhur ojo do baper.
🙏🙏🙏
#lagi belajaran tiktokan lhur ojo d buly😊🙏
https://www.facebook.com/eka.chintya.750/videos/649009492836867/
Video Tik Tok tersebut diunggah di grup yang sama dan mendapat tanggapan 421 netizen dengan 225 komentar.

Bakul “nuthuk” (menggetok dengan harga tinggi) di tempat wisata atau di tempat keramaian di Kabupaten Batang, bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya sempat viral bakul nuthuk di Alun-Alun Batang. Hingga pengelola pedagang Alun-Alun Batang membuat kebijakan seluruh pedagang untuk menyediakan daftar harga untuk menu yang disajikan, bahkan ada tempelan pengumuman bagi “pedagang nakal” agar dilaporkan kepada pengelola.

Bagi wisatawan, ada baiknya memperhatikan beberapa tips agar tidak menyesal saat membeli makanan di tempat wisata atau obyek-obyek keramaian. Diantaranya, pastikan bahwa warung atau tempat makan tersebut menyediakan daftar menu dan harga (pricelist), jika pedagang tidak menyediakan pricelist tanyakan berapa harga menu yang dipesannya.

Tips berikutnya adalah membawa bekal dari rumah, sehingga di tempat wisata, tinggal menikmati saja. Meski ini kurang paraktis, namun kita tidak perlu menyiapkan semuanya dari rumah, cukup beli makanan dan minuman sebelum tempat wisata yang dituju, yang kita tahu harganya sesuai dengan isi kantong kita.

Jika kita sudah terlanjur di tempat wisata, usahakan untuk mencari makanan dan minuman di luar obyek wisata. Keluar dari obyek wisata dan berbelanja keperluan, kemudian dibawa masuk ke obyek wisata. Ini dengan catatan, pihak pengelola wisata memperbolehkan pengunjung keluar-masuk membawa makanan dan minuman dari luar obyek wisata.

Jika sudah terlanjur “digetok” berfikirlah positif. Ikhlaskan saja. Pedagang di tempat wisata tentunya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk sewa tempat dan lain sebagainya.  (Buono)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Jalan-jalan

Laris Manis, Dua Jam Dagangan Di Kampung Kali Papringan Ludes

kampung kali papringan

Kedungwuni, Wartadesa. – Dalam waktu dua jam sejak dibuka, Ahad (27/02/2022) pukul 08.00 WIB, aneka jajanan jaman dulu yang dijual oleh warga Desa Tangkil Kulon, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan di Kampung Kali Papringan, ludes. Antusiasme pengunjung Kampung Kali Papringan membuat para pedagang laris manis.

Kawasan kuliner jaman dulu ini baru dibuka akhir Januari 2022 lalu oleh Mas’udah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan. Saat membuka Kampung Kali Papringan, ia menyambut baik program yang dijalankan oleh Badan Kewadayaan Masyarakat (BKM) Tunas Karya Mandiri Desa Tangkil Kulon untuk memajukan ekonomi warga desa setempat.

Menurut Mas’udah, hadirnya Kampung Kali Papringan bisa menjadi obyek wisata baru yang menyediakan aneka jajanan masa lalu ala kampung. “Disamping suasananya yang adem khas kampung, dengan aliran sungai yang membelah, disertai rindangnya pepohonan bambu, tempat ini sangat cocok untuk dijadikan wisata keluarga,” ujarnya.

Dan Kampung Kali Papringan ini, lanjut Mas’udah, akan menjadi pendongkrak ekonomi warga sekitar.

Ditemui di lokasi, pengelola Kampung Kali Papringan, Didik Utomo mengatakan bahwa antusiasme pengunjung sejak dibuka pada akhir Januari dan hari ini cukup bagus. “Alhamdulillah pengunjung yang datang sangat antusias, selain dari warga Desa Tangkil Kulon, banyak warga dari desa tetangga yang sengaja datang untuk menikmati sejuknya Kampung Kali Papringan,” ujarnya Ahad (27/02).

Menurut Didik, acara jajanan jaman dulu di Kampung Kali Papringan akan digelar dua pekan sekali. “Setiap dua minggu sekali Kampung Kali Papringan ini dibuka. Selain beragam jajanan kampung, kami siapkan aneka hiburan untuk menemani pengunjung yang datang,” lanjutnya.

Sementara itu, Jepri, salah seorang pengunjung dari Comal mengatakan bahwa ia mendapat informasi tentang aneka makanan jaman dulu di Kampung Kali Papringan dari media sosial, “yo dari Facebook-lah informasinya, saya sengaja datang untuk menikmati berbagai makanan jaman dulu. Belinya pakai koin batok. Ada cenil, krau dan lain-lain. Semuanya enak-enak, khas jajanan masa kecil,” pungkasnya. (Buono)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rutin, Polsek Sragi beri pengamanan di sekolah

Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

SDN Tangkilkulon raih juara 1 lomba MAPSI

Kedungwuni, Wartadesa. - SD Negeri Tangkilkulon, Kecamatan Kedungwuni - Pekalongan meraih juara pertama dalam lomba  Mata Pelajaran Agama Islam dan Read more

selengkapnya
Anti HoaxJalan-jalanLingkungan

Tidak Benar! Jalur Pendakian Gunung Prau Via Kenjuran Dibuka

kkn-mit-dr-13-kelompok-53-uin-walisongo-foto-dokumentasi-pri-rfr2

Kendal, Wartadesa. –  Berita di laman JPPN dengan tajuk Lama Mati, Jalur Pendakian Gunung Prau via Kenjuran Dihidupkan Lagi, Inisiasi KKN UIN Walisongo Nih, ditolak oleh berbagai kalangan. Kepala Desa Purwosari, Miadi ketika dihubungi oleh Pewarta Wartadesa, menyampaikan pesan via Whats App bahwa tidak benar jalur tersebut dihidupkan.

“… Juga hasil dialog kami dengan tim KKN UIN setelah hampir satu bulan dari berbagai kajian penelitian, survey bahwa didalamnya Prau, ternyata mempunyai banyak dan menyimpan ribuan endemik yang memang sangat layak untuk dilindungi, begitu juga dengan jalur pendakian, di branding dengan cara apapun jalur Kenjuran tidak lebih dari lima orang perminggu yang naik lewat jalur itu, itupun kalau ada. Artinya juga tidak mungkin untuk dijadikan jalur pendakian lagi …” tulis Miadi, Sabtu (19/02/2022).

Dalam pesan yang diterima oleh pewarta kami, Miadi menambahkan bahwa, “Alhasil dari keseluruhan, setelah didiskusikan tidak ada pembukaan jalur Kenjuran, Matursembah nuwun kagem sedoyo rencang relawan yang masih begitu besar dukungan supportnya kepada kami di Desa Purwosari,”  pungkasnya.

Penolakan klaim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Univesitas Islam Negeri (UIN) Walisongo  juga dilakukan oleh Mbah Basri. Dalam tulisan  Bernard T. Wahyu Wiryanta bertajuk Blunder KKN UIN Walisongo Membuka Jalur Pendakian Gunung Prau via Kenjuran, dan Gunomerto Siswosoediro dengan tajuk yang sama di Facebook, Mbah Basri mengatakan bahwa para mahasiswa KKN tersebut hanya mengunjungi Curug Wayang di atas Kenjuran dan meminta tolong dia untuk membuatkan plang penujuk arah. Dokumen video penyataan Mbah Basri saat ini masih disimpan oleh pewarta kami.

Seperti ditulis dalam laman JPPN, disebutkan belasan mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT DR ke 13 melakukan revitalisasi jalur pendakian Gunung Prau via Kenjuran. Jalur pendakian yeng terletak di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal itu sudah tak terkelola sejak 2020. “Jalur pendakian Gunung Prau via Kenjuran, sebelumnya memang sudah mati. Dari 2020 hanya satu dua pendaki yang ke sini,” kata Koordinator Desa (Kordes) Tim KKN MIT DR 13 Kelompok 53 UIN Walisongo Ahmad Syaiful Aziz, dikonfirmasi, Rabu (16/2).  Oleh sebab itu, Aziz dan keempat belas temannya yang sedang melaksanakan KKN di sana berinisitaif untuk menghidupkan jalur pendakian tersebut.

Pada akhir Januari 2022, tim ekspedisi yang terdiri dari mahasiswa KKN UIN Walisongo kelompok 53, SAR Gunung Prau, juru kunci, karang taruna, dan kepala Desa Purwosari, melakukan revitalisasi jalur pendakian. Tim yang terdiri dari 25 orang tersebut melakukan renovasi Basecamp Gintung Makmur dan perbaikan papan penunjuk arah di jalur pendakian Gunung Prau via Kenjuran.

Saat dikonfirmasi oleh pewarta Wartadesa, hingga Sabtu (19/02/2022), pihak mahasiswa KKN UIN Walisongo tidak ada satupun yang bersedia mengklarifikasi klaim mereka terkait pembukaan jalur pendakian Gunung Prau via Kenjuran. (*.*)

Pewarta : Andi Gunawan

Editor : Buono

Terkait
Menikmati golden sunrise di bukit Pawuluhan Kandangserang

Wartadesa. - Satu lagi tempat wisata di Kabupaten Pekalongan yang menarik untuk dikunjungi yaitu bukit Pawuluhan Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan Read more

Rame di media sosial, obyek wisata Kembanglangit jadi rujukan liburan

Blado, Wartadesa. - Banyaknya pengguna media sosial yang mem-posting keindahan alam Kembanglangit-park menjadikan tempat wisata ini ramai dikunjungi pelancong. Utamanya Read more

Tak Kalah Kekinian, Muda-mudi Gelar Tahun Barunan di Desa

Wartadesa - Semarak menyambut datangnya pergantian baru bukan acap kali membuat kaum muda memutar otak untuk meramaikanya, berbagai pandangan rencana Read more

Libur tahun baru, Karanganyar macet parah

Karanganyar, Wartadesa. Awal tahun baru 2017 yang juga merupakan hari libur, dimanfaatkan warga Pekalongan dan sekitarnya untuk berlibur. Akibatnya jalan Read more

selengkapnya
Jalan-jalanSosial Budaya

Bioskop Djanoko Nasibmu Kini, Dijualpun Tak Laku

SAM_3798

TEPAT di pusat kota Randudongkal Pemalang, Bioskop Djanoko masih gagah berdiri. Meski kondisi bangunannya terlihat tua tanpa perawatan. Pada bagian depan gedung terlihat tempelan kertas dengan tulisan, Tanah Dijual, Hubungi Joko.

Melihat bioskop yang pada era 70-an mengalami puncak kejayaan, dan kini menjadi sebuah gedung tua, saya menyempatkan turun dari bis pariwisata. Tidak banyak waktu memang, sambil menunggu lampu merah berubah warna, saya bertanya pada bapak-bapak yang berada di sisi depan bioskop. Pak Walidin (64) namanya, saya hanya sempat menanyakan nama dan asalnya. Ia warga sekitar.

Karena tidak punya banyak waktu, saya hanya menanyakan poster yang tertempel pada gedung. Menurut Walidin, sudah lama tanah dan gedung Bioskop Djanoko hendak dijual pemiliknya, namun hingga kini belum juga ada pembeli yang cocok harga.

Walidin sempat bercerita, saat ia masih kanak-kanak hingga remaja, setiap ada film baru yang diputar di Bioskop Djanoko, ia selalu menonton. Film yang diputar, film-film terbaru lokal dan film box office–sebutan film Barat yang sedang trend saat itu. Tuturnya, Kamis (23/12).

Walidin masih meneruskan, “Film favorit saya saat itu, film India, pokoknya kalau Bioskop Djanoko ada film India baru, saya pasti nonton,” cerocosnya penuh semangat.

Saya sempat menanyakan sejarah singkat bioskop yang berada di “jantung kota Moga” tersebut, namun tak sempat, bis yang saya tumpangi keburu mau meneruskan perjalanan, setelah beberapa lama menunggu, karena lampu merah sudah berganti hijau sejak tadi.

Tergelitik akan kisah “bioskop pudjaan rame” di Randudongkal, tanganku mengetik pada mesin pencarian website dengan kata kunci “bioskop djanoko randudongkal”, ketemu tulisan mejagongnews, sebuah blog yang saat ini (seperti) tidak diurus oleh pemiliknya. Tulisan tahun 2012 bertitel Hilangnya Keemasan Djanoko Si Gedung Bioskop.

Ceritanya seragam dengan kisah kelam bioskop-bioskop di Indonesia, yang tenggelam tertelan zaman. Berawal dari hadirnya teknologi cakram Video Compac Disk (VCD), Digital Vestatile Disc (DVD), Laser Disk, bahkan kini bisa dinikmati via jaringan internet.

Saat itulah perlahan namun pasti, nonton film di bioskop mulai ditinggalkan. Meski saat ini bioskop jaringan pengusaha kakap masih tetep eksis di tiap kota, namun jumlah penonton tidak akan kembali seperti tahun-tahun 70 hingga 90-an.

Mengutip tulisan dari mejagongnews, Bioskop Djanoko menjadi tujuan para remaja saat itu. Sejak berdiri di Tahun 1970-an, gedung pemutar film tersebut selalu ramai dibanjiri penonton. Film-film Hindustani menjadi magnet utama warga Randudongkal dan sekitarnya. Romantisme film India ini seperti menggambarkan pasangan muda-mudi yang sedang menikmati gelaran tayangan pita film pada mesin proyektor.

Saat marak VCD pada era 90 hingga 2000-an, Bioskop Djanoko mulai “oleng”, para pecinta film yang awalnya memenuhi gedung, pindah ke rumah. Menikmati tayangan film pada cakram penyimpan video. Bioskop Djanoko beralih fungsi menjadi penyewaan playstation–mesin gim yang lagi ramai saat itu.

“Aku ora terlalu ngerti kenengapa gedunge mari muteri filem. Sengertine aku gedung kie mulai bangkrut tahun 99-2000-an lah. Ndean Wong-wong wis pada pindah maring VCD.” (saya kurang begitu tahu kenapa gedung ini bisa berhenti beroperasi.Setahu saya gedung ini mulai mengalami masa bangkrutnya di tahun 99-2000-an lah, mungkin pada saat itu orang-orang pada pindah ke VCD). Ungkap Abdul, penjual makanan yang mangkal di depan gedung Bioskop Djanoko dengan sedikit mengenang masa lalu, mengutip tulisan mejagongnews.

Abdul melanjutkan, saat mulai mengalami kebangkrutan, pemilik bioskop memfungsikannya untuk penyewaan gim playstation. “Wong pas kae gedung kie ruangane dienggo rentalan PS.” (Pada saat itu Gedung tersebut sudah muti fungsi, salah satu ruangannya ada yang digunakan untuk membuka rentalan Playstation-PS)”. Tuturnya.

Gedung Bioskop Djanoko menjadi salah satu “Theater” tua yang masih kokoh berdiri. Romantisme generasi “masa lalu” akan bisa dibangkitkan lagi, jika ada investor yang bersedia mengelola kembali. Alih fungsi menjadi kafe, dengan menjual kenangan saat itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda saat ini. Pertanyaannya, adakah invistor yang tertarik dan bersedia menjaga utuh “warisan budaya” tersebut? (Buono)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Jalan-jalanSosial Budaya

Bukit Mendelem longsor, OW Taman Rancah alami kerusakan

2

Pemalang, Wartadesa. – Bencana longsor Bukit Gunung Jimat, Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Pemalang pada sisi Barat mengakibatkan material longsoran merusakkan Obyek Wisata Taman Rancah. Selain itu, tulisan Pemalang pada bukit terlepas terkena lontaran batu, akibat hujan dan angin kencang pada Ahad malam sekitar pukul 19.30 WIB.

Dalam video yang diunggah laman media sosial Facebook Kabar Pemalang, kerusakan cukup parah terjadi pada obyek wisata tersebut, sehingga pengelola memutuskan untuk menutup sementara.

  • Taman Rancah Bukit Mendelem Rusak

Sairin, Kepala Desa Mendelem menyebut bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun material longsoran menimpa tulisan PEMALANG hingga huruf M dan A lepas. Material longsor juga menimpa beberapa obyek wisata Taman Rancah yang ada di bawahnya.

Sairin menghimbau warga untuk tidak mendekati Bukit Mendelem untuk menghindari longsor susulan. “Kami telah berkoordinasi dengan Forkompimcam dan pengelola wisata Gunung Mendelem untuk sementara ditutup, sambil menunggu penelitian lebih lanjut dari ahli geologi,” ujarnya, Senin (27/09).

Sementara itu, Eka Waluyo, pengelola obyek wisata Taman Rancah menyebut kerugian yang dideritanya mencapai ratusan juta rupiah. (Bono dengan tambahan sumber dari Kabar Pemalang)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Jalan-jalan

Restoran di Thailand ini sediakan menu serba ganja

Inside Ban Lao Reung, the first restaurant in Thailand to cook with marijuana.

Ban Lau Reung, salah satu restoran di Prachinburi, Thailand menyediakan aneka menu makanan serba ganja. Restoran ini merupakan tempat makan pertama di negeri gajah, setelah pada tahun 2018 pemerintah setempat melegalisasi penggunaan ganja untuk medis.

Pada akhir 2020 Thailand menjadi negara pertama di Asia yang memperbolehkan ganja dikonsumsi secara bebas. Dengan ketentuan kandungan THC (tetrahydrocannabinol–senyawa prikoatif dalam ganja) kurang dari 0,2 persen. Legalisasi ganja di Thailand ini membuat akar,cabang atau batang ganja kering yang sebelumnya dianggap sampah, menjadi mahal harganya.

Warga setempat boleh menikmati dan mengolah ganja secara legal baik akar, batang, daunnya untuk makanan dan kosmetik. Begitu juga dengan restoran Ban Lau Reung, mereka menyediakan telur dadar yang dihiasi dengan daun marijuana, sup dengan bumbu daun ganja kering dan sebagainya.

Penggunaan ganja dalam makanan di Thailand sebetulnya telah lama dilakukan, yakni sejak 1934.Hanya saja karena tekanan internasional, pencampuran ganja dalam makanan dilarang.

Menurut penuturan Sombat Kowtraul, direktur program Ban Lao Reung, daun ganja sudah digunakan untuk resep kari belut, seperti tertulis dalam buku resep masakan “Mae Khrua Hua Pa” yang cetak pertama tahun 1908. Dimungkinkan bahwa penggunaan ganja untuk pengobatan dan makanan di Thailand telah terjadi jauh sebelum tahun tersebut.

Ganja telah digunakan sebagai pengobatan sejak Kerajaan Sukhothai (1239-1438) ujar Dr. Waleerat Kraikosol, Wakil Direktur Medis Rumah Sakit Chao Phraya Abhaibhubejhr, melansir tulisan atlasobcura.com.

Sejak restoran Ban Lau Reung meluncurkan aneka makanan dan minuman seperti, sup, mie, pizza, buble tea, dll berbahan ganja, langkah yang sama dilakukan beberapa restoran di Thailand, menyajikan menu sejenis. (Sumber: atlasobcura)

Terkait
Menikmati golden sunrise di bukit Pawuluhan Kandangserang

Wartadesa. - Satu lagi tempat wisata di Kabupaten Pekalongan yang menarik untuk dikunjungi yaitu bukit Pawuluhan Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan Read more

Rame di media sosial, obyek wisata Kembanglangit jadi rujukan liburan

Blado, Wartadesa. - Banyaknya pengguna media sosial yang mem-posting keindahan alam Kembanglangit-park menjadikan tempat wisata ini ramai dikunjungi pelancong. Utamanya Read more

Tak Kalah Kekinian, Muda-mudi Gelar Tahun Barunan di Desa

Wartadesa - Semarak menyambut datangnya pergantian baru bukan acap kali membuat kaum muda memutar otak untuk meramaikanya, berbagai pandangan rencana Read more

Libur tahun baru, Karanganyar macet parah

Karanganyar, Wartadesa. Awal tahun baru 2017 yang juga merupakan hari libur, dimanfaatkan warga Pekalongan dan sekitarnya untuk berlibur. Akibatnya jalan Read more

selengkapnya
Jalan-jalan

Menikmati jetski di Pantai Batang musti rogoh kocek Rp 500 ribu

jetski

Batang, Wartadesa. – Pantai Sigandu Batang bakal menambah wahana olahraga pantai, jetski. Kemungkinan hadirnya wahana bagi kalangan menengah keatas di pantai tersebut masih menunggu proses perijinan, setelah sebelumnya di tempat yang sama sudah hadir banana boat.

“Banana boat sudah ada izinnya, dan jetski saya kira oke tinggal diurus  izinnya agar safety sehingga pengunjung nyaman,” ujar Bupati Batang, Wihaji. Usai menerima kunjungan dari komunitas pencinta  olahraga jetski dari Batang dan Kota Semarang Sabtu (3/4/2021).

Untuk menikmati wahana jetski, nantinya penyewa bakal merogoh kocek sedikitnya setengah juta rupiah untuk satu jamnya. Berbeda dengan wahana banana boat yang harga sewanya Rp 25 ribu.

Usai mencoba jetski, Wihaji menyatakan siap berkordinasi dan konsultasikan dengan Taman Safari Dholpin Center Batang untuk menambah wahana jetski di pantai Sigandu Batang, meski harga satu unit jet ski termasuk mahal.

“Kalau saya penambahan waham jetski di Pantai Sigandu sangat merekomendasikan untuk fun karena ombaknya sedang. Saya minta juga Disparpora bisa bersinergi dengan komunitas jet ski untuk bisa menjadi salah satu fasilitas wisata di Batang ,” lanjut Wihaji.

Selain Pantai Sigandu, menurut Wihaji, pantai lain yang direkomendasikan untuk olahraga jetski yakni, Pantai Ujungnegoro, Pantai Kuripan Subah dan pantai Jodo Gringsing, “karena pangsa pasarnya ada deket dengan PLTU dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB),” pungkas Wihaji.

Sementara itu, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Batang, Wahyu Budisantoso mengungkapkan siap menambah wahana jetski untuk promosi dalam meningkatkan pengunjung objek wisata Pantai di Kabupaten Batang.

“Jetski untuk kalangan menengah ke atas atau premium kalau banana boat untuk kalangan menengah ke bawah karena murah dan dapat dinikmati,” ujar Wahyu.

Menurut Wahyu untuk waktu 1 jam berkisaran Rp 500 ribu ke atas. Sedangkan banana boat nya satu orang hanya dikenakan harga Rp 25 ribu. “Uang sewa jetski sebenarnya tidak rugi bagi orang yang menikmati. Makanya wahana baru ini kita rintis dulu dengan komunitas,” katanya. (Eva Abdullah)

Terkait
Menikmati golden sunrise di bukit Pawuluhan Kandangserang

Wartadesa. - Satu lagi tempat wisata di Kabupaten Pekalongan yang menarik untuk dikunjungi yaitu bukit Pawuluhan Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan Read more

Mengisi ronda dengan catur dan jimpitan

Reban. Batang. Wartadesa - Menjaga kemamanan lingkungan di pos kamling (keamanan lingkungan) kadang menjenukan. Nah, warga Reban Kabupaten Batang mempunyai Read more

Rame di media sosial, obyek wisata Kembanglangit jadi rujukan liburan

Blado, Wartadesa. - Banyaknya pengguna media sosial yang mem-posting keindahan alam Kembanglangit-park menjadikan tempat wisata ini ramai dikunjungi pelancong. Utamanya Read more

Tak Kalah Kekinian, Muda-mudi Gelar Tahun Barunan di Desa

Wartadesa - Semarak menyambut datangnya pergantian baru bukan acap kali membuat kaum muda memutar otak untuk meramaikanya, berbagai pandangan rencana Read more

selengkapnya
Jalan-jalan

Durian Gendis menangkan Kontes Durian Unggul III Kecamatan Karanganyar

lolong

Karanganyar, Wartadesa. – Durian Gendis Desa Pedawang, Kecamatan Karanganyar, Pekalongan memenangkan Kontes Durian Unggul ke-3 Kecamatan Karanganyar. Gelaran kontes durian lokal tersebut memakan delapan pekan proses penjurian dan diumumkan Sabtu (06/03).

Panitia Kontes Durian Unggul Tingkat Kecamatan Karanganyar Tuby Hartoyo mengatakan, ada 35 petani durian lokal yang mengikuti kontes tersebut. Juara pertama diraih oleh Sutrisno asal Desa Pedawang dengan Durian Gendis, juara kedua diraih oleh Taryali dari Desa Lolong dengan Durian Vino dan juara ketiga disabet ole Abdul Basir dari Desa Lolong dengan varian Durian Krikil.

Pada festival sebelumnya, Taryali meraih juara pertama dengan varian durian lokal Durian Putu Kembang.

Sedang, juara harapan 1 diraih jenis Durian Waris atas nama Restu, harapan 2 Durian Nanas atas nama Anas dan juara harapan 3 diraih Durian Pinggir atas nama Kusyanto.

Setiap even kontes durian lokal ditemukan varian durian unggul, termasuk pada gelaran kemarin, ada durian yang ketebalan dagingnya sampai dua cm dengan warna yang bagus. Plt Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Tauhid Margono berharap varietas unggul durian lokal dapat terus ditingkatkan.

“kita harapkan ada varietas durian unggul yang bisa menjadi ikon durian Kabupaten Pekalongan, dan dapat dikembangkan di kecamatan-kecamatan yang potensial ditanami durian,” ujar Tauhid.

Panitia Kontes Durian Unggul Tingkat Kecamatan Karanganyar Tuby Hartoyo mengatakan, ada 35 petani durian lokal yang mengikuti kegiatan ini. “kegiatan seperti ini sudah kali ketiga dilaksanakan. Khusus tahun ini karena pandemi, kita laksanakan secara sederhana, mematuhi protokol kesehatan,” paparnya.

Menurut Hartoyo, kontes yang dihelat bisa menaikkan harga jual durian.  “sebelumnya durian dari petani biasa dijual murah, dengan adanya kontes durian bisa dijual lebih tinggi. Tentu ini menguntungkan petani dari sisi ekonomi. Dan semoga durian dengan jenis terbaik bisa terus dikembangkan dan menjadi andalan Kabupaten Pekalongan. Karena durian kita tidak kalah dari segi rasa, cuma kalah dari segi nama,” katanya.

Wilayah Penghasil Durian Lokal Pekalongan

Berdasarkan data angka Kabupaten Pekalongan, jumlah tanaman durian pada tahun 2017 sebanyak 149.008 pohon, dan pada tahun 2018 triwulan II sebanyak 4.268 pohon. Tanaman yang berproduksi pada triwulan II tersebut berada di kecamatan Paninggaran, Lebakbarang, Wonopringgo dan Kedungwuni. Jarak tanam yang digunakan adalah 10×10 dengan populasi 100 pohon/ha. Panen terjadi pada bulan Januari – Maret.

Durian lokal pekalongan setiap satu  pohonnya bisa menghasilkan 250-300 butir, bahkan ada yang mampu menghasilkan 500 butir per pohonnya.

Zakaria, pemilik pohon durian Lolong menyampaikan bahwa durian Lolong adalah durian lokal yang belum disertifikasi sehingga dirinya mengharapkan bantuan pemerintah untuk mensertifikasi varietas durian lolong agar diakui secara nasional sehingga durian tersebut dapat terus dikembangkan untuk mendapatkan mutu dan jumlah hasil panen yang lebih baik dan bisa menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Pekalongan.

Sedikitnya terdapat 13 jenis durian unggul di Indonesia antara lain Bido, Bawor, Matahari, Namlung, Pelangi, Serombut, Super Tembaga, Petruk, Pelangi, Madu Racun, Malika, Merah Banyuwangi, Lai Mahakam dan jenis lainnya.

Durian yang sering dicari adalah jenis Petruk, Sitokong, dan Matahari, dan Pelangi Manokwari.

Durian lokal Pekalongan yang sering dicari adalah Durian Ketan dan Matahari. Durian ini dibudidayakan oleh petani di wilayah Rogoselo dan Talun.

Durian matahari merupakan durian langka dan hanya Wasro yang berhasil membudidayakan. Sehingga ketika pembeli menanyakan varian durian tersebut, langsung diajaknya untuk memilih sendiri durian sudah matang lalu langsung makan di kebunnya. Daging tebal dan manis Durian matahari ini asalnya dari Jawa Barat. Dinamakan matahari karena dagingnya kuning seperti pancaran sinar matahari dan berbiji kecil.

Harga untuk satu kilo durian matahari dibendrol Rp 75.000. Durian matahari rata-rata berbobot 2 kg sampai 3 kg. Pohon durian matahari tumbuh dengan tinggi maksimal 3 meter dan 4-5 tahun baru bisa berbuah. Spesialnya lagi, durian matahari baunya tidak menyengat. Jadi kalau dibawa di dalam mobil tidak terlalu bau durian.

Durian Ketan  merupakan durian asli dari Desa Lemahabang. Durian lokal asli desa ini jika dibuka dagingnya berwarna putih kekuningan, berdaging tebal serta baunya yang menyengat begitu menggugah selera.

Varian durian lokal Pekalongan lainnya adalah Durian Boyo yang dikembangkan di Doromantek, Doro, Pekalongan.  Keunggulan durian boyo antara lain postur besar bisa mencapai 5-6 kg per butir, warna kuning, daging tebal, rasa manis, legit, dan enak, harum, kulit tidak mudah merekah dan bisa untuk pengiriman luar kota bahkan bisa tahan hingga 3 hari setelah jatuh.

Dalam setiap gelaran festival durian di Kabupaten Pekalongan selalu didapati varian baru. Pemkab melalui dinas terkait seyogyanya melakukan pendataan seluruh varian durian lokal dan membantu para petani durian  untuk melakukan sertifikasi.

Sertifikasi itu perlu dilakukan tidak hanya untuk menegaskan ciri durian khas Pekalongan, tapi juga untuk meningkatkan nilai dari seluruh jenis durian lokal yang ada di Pekalongan. (Bono)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rutin, Polsek Sragi beri pengamanan di sekolah

Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

SDN Tangkilkulon raih juara 1 lomba MAPSI

Kedungwuni, Wartadesa. - SD Negeri Tangkilkulon, Kecamatan Kedungwuni - Pekalongan meraih juara pertama dalam lomba  Mata Pelajaran Agama Islam dan Read more

selengkapnya
Jalan-jalan

Santai sambil menikmati Lutung Jawa bersantai

lutung jawa (swara owa)

Rapatnya pepohonan Sokokembang Petungkriyono menjadikan hutan ini menjadi habitat alami Lutung Jawa (Trachypithecus auratus). Hewan yang terancam punah dan dilindungi berdasarkan UU no 5 Tahun 1990, tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan Permenhut no P.106 /MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Primata endemik yang biasa hidup berkelompok ini masih dapat kita jumpai di perjalanan menjelajah ruas Petungkriyono. Sesekali Lutung Jawa turun ke tanah atau jalanan untuk memangsa serangga, meski makanan utamanya adalah dedaunan.

Kelompok primata Lutung Jawa biasanya terdiri dari dua sampai dengan 15 individu. Saat ini masih ada enam kelompok yang mudah dijumpai di rerimbunan pohon Petungkriyono.  Dalam tiap kelompok, terdiri dari satu jantan dewasa dan beberapa betina (polyginous).

Mereka mudah diamati di pinggir jalan, tanpa merasa terganggu. Namun demikian, kita harus menjaga jarak dan tidak membuang sampah sembarangan untuk tetap menjadikan hutan Sokokembang tetap natural.

Aktivitas Lutung Jawa lebih banyak beristirahat yang digunakan untuk mencerna makanan yang dikonsumsinya. Pencernaannya hampir menyerupai ruminant, lambung bersekat-sekat dengan bantuan bakteri pencernaan untuk mencerna daun-daun. Meskipun terlihat tidur rebahan di cabang pohon, Lutung -lutung ini sebenarnya sedang mencerna makanannya.

Aktivitas lainnya yakni petan (mencari kutu_jawa), merupakan aktivitas sosial kawanan Lutung Jawa untuk membersihkan badan, memperkuat ikatan kelompok dan juga melepas ketegangan atau stress.

Pengamatan yang dilakukan oleh aktivis lingkungan swaraowa, selama Februari 2021 ditemukan enam betina yang sedang menggendong bayi. Bayi Lutung Jawa berwarna orange, kemudian berubah menjadi hitam dalam waktu 2,9 bulan. Perubahan warna ini merupakan bentuk adaptasi dan evolusi dimana semua anggota Lutung Jawa dalam kelompok akan mudah mengawasi dan melindungi bayi Lutung Jawa dari ancaman predator atau gangguan lainnya.

Beberpa kali perjalanan ke Petungkriyono, Lutung Jawa sering muncul di lapangan dekat SMA Negeri 1 Petungkriyono pada sore hari. Jika kalian ingin bersantai sambil menikmati sejuknya udara dan kawanan primata ini bersantai, tidak ada salahnya untuk datang. (Bono)

 

Terkait
Menikmati golden sunrise di bukit Pawuluhan Kandangserang

Wartadesa. - Satu lagi tempat wisata di Kabupaten Pekalongan yang menarik untuk dikunjungi yaitu bukit Pawuluhan Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan Read more

Rame di media sosial, obyek wisata Kembanglangit jadi rujukan liburan

Blado, Wartadesa. - Banyaknya pengguna media sosial yang mem-posting keindahan alam Kembanglangit-park menjadikan tempat wisata ini ramai dikunjungi pelancong. Utamanya Read more

Tak Kalah Kekinian, Muda-mudi Gelar Tahun Barunan di Desa

Wartadesa - Semarak menyambut datangnya pergantian baru bukan acap kali membuat kaum muda memutar otak untuk meramaikanya, berbagai pandangan rencana Read more

Libur tahun baru, Karanganyar macet parah

Karanganyar, Wartadesa. Awal tahun baru 2017 yang juga merupakan hari libur, dimanfaatkan warga Pekalongan dan sekitarnya untuk berlibur. Akibatnya jalan Read more

selengkapnya