close
Sosial Budaya

Tiga tahun kami hadir, terima kasih dulur warta desa

tagline wartadesa

Warta Desa menapaki usia tiga tahun pada September 2019. Sejak 2016 portal warga ini memproklamirkan diri sebagai media komunitas. Media dari, oleh dan untuk warga, dengan tagline “Saatnya Warga Bersuara”. Masih balita memang, namun, sejak awal Warta Desa berkomitmen untuk menjadi media warga yang independen, dan bebas dari segala kepentingan, selain keberpihakan kepada akar rumput (warga).

Selama tiga tahun perjalanan, seluruh pengelola, baik Pimpinan Umum, redaksi, jurnalis warga maupun kontributor, bekerja atas dasar kerelawanan belaka. Tidak ada honor ataupun bayaran sepeserpun. Karena kerelawanan terlalu mahal untuk dibayar. Satu kepentingan bersama yakni mendorong warga untuk bersuara, menjadi semangat kawan-kawan untuk tetap menyuarakan dan berpihak kepada akar rumput. Komitmen tersebut akan terus, dan terus dilakukan hingga akhir.

Bekerja tanpa bayaran, bukan berarti meniadakan kebutuhan dasar para penggiatnya, untuk memenuhi nafkah diri dan keluarga mereka. Rata-rata para penggiat Warta Desa, telah memiliki pekerjaan, baik karyawan swasta, karyawan pemerintahan, buruh lepas dan buruh serabutan. Meski sebagian besar penghasilan para penggiatnya tidak berlebih. Namun, menyuarakan warga melalui Warta Desa merupakan panggilan hati. Dan nilai tersebut yang memacu penggiatnya untuk tetap bergerak.

Ciri khusus media komunitas, selalu berada dan bersama-sama warga. Melibatkan warga dalam aktivitasnya. Betapa pembaca Warta Desa, kami menyebutnya Dulur Wartadesa, memberikan informasi, kejadian disekeliling mereka melalui pesan media sosial maupun kontak telepon/WA. Informasi dari warga, kemudian ditindak-lanjuti jurnalis warga dan kontributor untuk diverifikasi kebenarannya. Setelah verifikasi dan konfirmasi informasi, berita ditayangkan dalam website.

Sebagian besar informasi yang ditayangkan Warta Desa, merupakan kontribusi warga yang ditindak-lanjuti penggiatnya. Selain mereka melakukan liputan di lapangan. Kami berharap bahwa warga menjadikan Warta Desa sebagai rumah bersama untuk memenuhi hak memberikan dan mendapatkan informasi. Kami juga mempublikasikan kiriman warga dengan tanda pagar #VideoWarga #UjareWarga #FotoWarga atau #JepretanWarga dan #InfoWarga untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada warga berbagi informasi dan unek-unek mereka.

Selain kegiatan “online” Warta Desa juga menggelar perhelatan “offline” bersama warga dan komunitas. Acara bertajuk Ngobrol Karo Ngopi pada akhir Oktober 2018 lalu, Warta Desa membangun kedekatan dan ngobrol-ngobrol bersama penggiat Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI) Pekalongan, komunitas PekaOwa, Persatuan Sopir dan Kenek (Personek) Lebakbarang dan suporter Persekap Kabupaten Pekalongan. Acara tersebut mensinergikan antara komunitas dengan media komunitas dipadukan fungsi kami sebagai pemantau kebijakan publik yang berhubungan dengan warga. Kami konsen untuk tetap menyampaikan dan atau berbagi informasi para penggiat komunitas tersebut dan mengawal kebijakan pemangku kepentingan (stage holder) berpihak kepada warga secara keseluruhan dan komunitas secara khusus. Dimasa mendatang, beragam acara offline akan kami gelar, sesuai dengan kemampuan kami.

Diakui, diusia kami yang masi belia, Warta Desa mempunyai beragam kekurangan. Pertama, sumber daya manusia (SDM) kami masih terbatas. Butuh keterlibatan dan dukungan seluruh warga untuk terlibat dalam menyuarakan aspirasi mereka. Kedua, waktu yang kami curahkan untuk media komunitas ini terbatas, disela-sela luang aktivitas utama para penggiatnya. Hingga perlu dimaklumi terkait hal tersebut.

Ketiga, manajemen pengelola masih terbatas. Kami butuh relawan yang bersedia untuk turut andil bersama menyuarakan warga. Keempat, kami tidak mempunyai pendanaan tetap, dan menjadi komitmen kami untuk tidak bergantung pada donatur, untuk tetap merawat nalar kritis dan komitmen menyuarakan akar rumput.

Kelima, masalah utama kami adalah kaderisasi dan regenerasi. Penggiat Warta Desa saat ini akan semakin menua, –sekali lagi– kami membutuhkan relawan, untuk turut bergabung dalam manajemen, pengelola, jurnalis, kontributor agar Warta Desa bisa selalu hadir, sampai kapanpun.

Akhir kata, ribuan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh dulur Warta Desa, saat ini 7.367 orang menyukai dan 7.873 mengikuti laman media sosial Warta Desa. Dukungan kalian menjadi semangat kami untuk terus menyuarakan warga. Tabik. (Buono-Pimpinan Redaksi)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

Tags : tiga tahun warta desa