Batang, Wartadesa. – Sejak Senin (28/03/2022) siang kemarin, grup media sosial Pigura Warga Batang dibanjiri dengan status “es teh wolungewu”. Puluhan postingan dengan tagline Es Teh 8000, sejak siang hingga malam hari, memenuhi grup media sosial wong Batang tersebut.
Berawal dari posting Anik IndriAty di Pigura Warga Batang, Kemarin pukul 12.27 Lurr.. ak wingi neng pantai cemero gondrong wetan e payung 1000… ak tuku es teh 3 pop mie 2 Duwet 50 susuk 2000.. ak kaget raa.. Takon kro pelayan e.. es 8000n.. pop mie 12ribu.. ak karang wong kampung kaget raa lurr… Pdhl neng Transmart wae es teh 5000 kui kd merek tongji.. la pernah e kui Anggo teh opo. Ko Rego e jare ngukuli harga esteh kafe.. kui loo warung e.. tp warung sebelah e 4000.. Sich Gopret Azi Zen”
Hingga Selasa (29/03/2022) siang, postingan tersebut mendapat 2000 komentar dan enam kali dibagikan. Rata-rata komentar menyayangkan harga es teh di obyek wisata kebanggaan warga Batang tersebut. Namun beberapa komentar menyebutkan bahwa harga Rp 8000 untuk segelas es teh di tempat wisata, adalah wajar, karena biaya sewa yang harus ditanggung pedagang.
Viralnya postingan “es teh wolungewu” ini kemudian diikuti dengan postingan serupa oleh anggota Pigura Warga Batang, bahkan akun Eka Chintya
Bakul “nuthuk” (menggetok dengan harga tinggi) di tempat wisata atau di tempat keramaian di Kabupaten Batang, bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya sempat viral bakul nuthuk di Alun-Alun Batang. Hingga pengelola pedagang Alun-Alun Batang membuat kebijakan seluruh pedagang untuk menyediakan daftar harga untuk menu yang disajikan, bahkan ada tempelan pengumuman bagi “pedagang nakal” agar dilaporkan kepada pengelola.
Bagi wisatawan, ada baiknya memperhatikan beberapa tips agar tidak menyesal saat membeli makanan di tempat wisata atau obyek-obyek keramaian. Diantaranya, pastikan bahwa warung atau tempat makan tersebut menyediakan daftar menu dan harga (pricelist), jika pedagang tidak menyediakan pricelist tanyakan berapa harga menu yang dipesannya.
Tips berikutnya adalah membawa bekal dari rumah, sehingga di tempat wisata, tinggal menikmati saja. Meski ini kurang paraktis, namun kita tidak perlu menyiapkan semuanya dari rumah, cukup beli makanan dan minuman sebelum tempat wisata yang dituju, yang kita tahu harganya sesuai dengan isi kantong kita.
Jika kita sudah terlanjur di tempat wisata, usahakan untuk mencari makanan dan minuman di luar obyek wisata. Keluar dari obyek wisata dan berbelanja keperluan, kemudian dibawa masuk ke obyek wisata. Ini dengan catatan, pihak pengelola wisata memperbolehkan pengunjung keluar-masuk membawa makanan dan minuman dari luar obyek wisata.
Jika sudah terlanjur “digetok” berfikirlah positif. Ikhlaskan saja. Pedagang di tempat wisata tentunya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk sewa tempat dan lain sebagainya. (Buono)