BAGI warga ngapak Tegal, sosok akun Facebook Waridin menjadi fenomenal. Lantaran setiap postingannya menjadi hiburan tersendiri, dan selalu dinanti. Pria yang mengaku tinggal di Kota Laka-Laka ini setiap posting, dikomentari oleh ratusan ‘penggemarnya’.
Bahasa panginyongan –merujuk bahasa ngapak ala Banyumasan–. menjadi ciri setiap postingannya. Hampir seluruh postingan di Facebook, menggunakan Bahasa Ibu–baca bahasa Tegal– dengan gaya nyeleneh nyewah (Jawa) seperti status menjadi staksus, karma menjadi krama dan lain sebagainya. Dan gaya khas kirim SMS minta dibalas dalam setiap postingannya.
Awalnya, penulis tergelitik dan ingin mencari tahu lebih lanjut terkait Waridin. Berawal dari tangkapan layar postingan Waridin yang diunggah oleh Ade Candra, teman yang tinggal di Pemalang.
Bahkan. Bloger Mufid Majnun, pernah menulis di kompasiana, dibalik foto profil Waridin yang ‘jelek’ sebenarnya hanyalah topeng dari kegantengannya. “Inyong asline ganteng, tapi inyong lagi nyamar dadi wong elek”. Mufid mengulas status Waridin dari sisi filosofi.
Dalam banyak status di Facebook, Waridin mengaku sebagai tukang jahit yang sering mendapat pelanggan. Disela-sela kesibukannya menjahit, ia menyempatkan untuk menulis status di media sosial. Status nyentriknya sering berupa pesan kepada seseorang, dengan model kirim pesan singkat (SMS) “bales” meminta balasan. Saat diposting di Facebook menjadi ranah publik. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi lingkungan pertemanannya.
Gaya bahasa panginyongan, status media sosial keseharian Waridin yang diposting menjadi mode yang ditiru dan digunakan oleh penggemarnya. Tidak ada yang baper (bawa perasaan) dan marah menanggapi setiap postingan Waridin, meski ia menyebut nama. Bahkan beberapa penggemarnya mengirimkan meme, foto Waridin yang diedit dengan beberapa artis.
Waridin menjadi terkenal lantaran low profile dan status-statusnya di media sosial menjadi fenomena tersendiri. Akankan ia melenggang ke Istana Negara seperti pasangan calon presiden fiktif Nurhadi-Aldo, disingkat Dildo? Kita tunggu saja. (Bono)