Warta Desa, Bojong, Pekalongan — Sejumlah warga Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, menyayangkan tertundanya tradisi pembukaan pintu Bendung Gembiro yang biasanya digelar setiap awal November. Penundaan ini diketahui setelah Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, melalui akun Instagram resminya @fadiaarafiq.official, menyampaikan bahwa dua pintu air utama Bendung Gembiro mengalami kerusakan.
Dalam unggahan tersebut, Fadia menuliskan bahwa pintu nomor 1 dan 3 masih dalam tahap perbaikan, sehingga bendungan belum bisa dibuka. Ia juga menyebut bahwa pembukaan kembali bendungan masih menunggu informasi lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kabar ini sontak menjadi perhatian masyarakat, mengingat tradisi pembukaan pintu Bendung Gembiro sudah menjadi agenda tahunan yang dinanti warga sekitar. Banyak warga yang membaca berita tersebut melalui media lokal dan media sosial, kemudian mengekspresikan kekecewaan karena kegiatan yang dianggap sebagai simbol awal musim tanam itu harus tertunda.
Salah satu pengamat kebijakan publik di Pekalongan turut menyoroti kejadian ini. Ia mempertanyakan bagaimana bisa fasilitas penting seperti pintu air bendungan mengalami kerusakan tanpa adanya antisipasi.
“Kok bisa sampai rusak? Apakah tidak ada anggaran pemeliharaan rutin? Dan apa fungsi pegawai yang berjaga di lokasi jika tidak bisa mendeteksi kerusakan sejak awal?” ujarnya dengan nada kritis.
Menurutnya, kejadian seperti ini seharusnya bisa dicegah. Mengingat pembukaan pintu Bendung Gembiro sudah menjadi tradisi dan kebutuhan penting bagi para petani serta warga sekitar untuk menunjang UMKM lokal dan pedagang dari luar daerah yang berjualan di sekitar lokasi, semestinya pihak terkait melakukan pemeriksaan dan perbaikan lebih awal sebelum waktu pelaksanaan tiba.
“Kalau memang sudah diketahui rusak, mestinya segera diperbaiki sebelumnya, agar masyarakat tidak kecewa,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Bukur, Slamet (47), mengaku kecewa dengan penundaan tersebut.
“Setiap tahun kami selalu menunggu acara ini, karena selain tradisi turun-temurun, banyak warga kecil yang dapat penghasilan tambahan saat bendungan dibuka. Sekarang ya harus sabar menunggu perbaikan,” ujarnya.
Warga berharap perbaikan dapat segera diselesaikan agar tradisi pembukaan Bendung Gembiro bisa kembali dilaksanakan seperti biasanya, sekaligus memastikan aliran air ke lahan pertanian tetap berjalan lancar. (Rohadi)
				
    
    
    








