Kedungwuni, Wartadesa. – Ribuan walisantri dan santri Pondok Pesanten International Muhammadiyah Boarding School (IMBS) Miftakhul Ulum Pekajangan di Desa Ambokembang Gang 9, Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, Jawatengah hadir turut memeriahkan gelaran spektakuler Pagelaran Seni Panggung Gembira santri dan santriwati. Acara yang digelar Rabu (20/9) tersebut berlangsung meriah.
Sejak pukul 19.30 WIB, ribuan walisantri sudah mendatangi lokasi, hingga pukul 08.00 WIB bangku yang disediakan oleh panitia, tidak mampu menampung ramainya santri dan walisantri yang datang untuk menyaksikan gelaran pentas seni yang dirangkum dalam tajuk panggung gembira.
Acara yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB tersebut dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars Pondok dan Mars Muhammadiyah. Ribuan peserta larut dalam gelaran acara tersebut.
Muhammad Tabi’in, Ketua Pondok IMBS Miftakhul Ulum Pekajangan sekaligus Ketua Panitia mengungkapkan bahwa gelaran acara tersebut merupakan model pendidikan di luar kelas, “Pendidikan tidak hanya didapatkan santriwan-santriwati di dalam kelas saja, tetapi acara panggung gembira ini, juga merupakan bentuk pendidikan bagi para santri. Bagaimana mereka menjunjung tinggi integritas, berkomitmen, memimpin, dan bekerjasama mewujudkan acara tersebut,” ujarnya.
Tabi’in menambahkan, kegiatan panggung gembira tersebut merupakan kerja seluruh santri, tidak ada bantuan dari tukang maupun dari pengurus pondok. “Tidak ada satupun tukang yang membantu membangun pangung yang spektakuler seperti ini,” lanjutnya, “Semua dikerjakan oleh santri, dari pagi bahkan hingga pagi lagi. Saya turut melihat dan mengawasi, bahkan hingga subuh,”
Pondok Pesantrein IMBS Miftakhul Ulum Pekajangan diharapkan menjadi motor kebangkitan Mu’alimin-Mu’alimat kembali di Indonesia. Menjadi sentra pembentukan kader-kader Muhammadiyah beserta Organisasi Otonom (Ortom) nya, sebagaimana pesan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Selama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren IMBS Miftakhul Ulum selama enam tahun, para santri mampu menghafal sedikitnya 10 juz al-Qur’an. Penguatan pondok sebagaimana yang diinstruksikan Haedar Nashir merupakan tantangan bagi Muhammadiyah untuk mewujudkannya.
Jika Muhammadiyah mampu membangun Perguruan Tinggi bertaraf Internasional, maupun sekolah bertaraf nasional, hal tersebut merupakan hal yang biasa. Tetapi membangun pondok bertaraf Internasional merupakan tantangan bagi Muhammadiyah untuk membentuk kader-kader pergerakan. Yang saat ini dibutuhkan, mengingat banyaknya kader-kader Muhammadiyah yang telah dipanggil Allah SWT, membutuhkan regenerasi kader. Lanjutnya.
Pagelaran Seni Panggung Gembira yang dihadiri oleh Kapolres, Kodim Pekalongan, Danramil, Muspika Kedungwuni beserta jajaran Muhammadiyah, Aisyiyah beserta Ortomnya se Kabupaten Pekalongan tersebut berlangsung penuh kesan. Bupati Pekalongan yang hendak hadir dalam acara tersebut, terjebak macet dari Batang ke Pekalongan. (Bono)