Warta Desa, Pekalongan – 17 Mei 2025 – Pemerintah Desa Dororejo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan kembali menggelar tradisi tahunan Sedekah Bumi atau Legenonan secara meriah dan penuh makna. Rangkaian acara dimulai sejak Jumat malam dengan istighosah dan doa bersama di balai desa, hingga Sabtu pagi dan malam harinya, melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Malam istighosah yang berlangsung khidmat dihadiri oleh Kepala Desa Dororejo Alimin Slamet, jajaran perangkat desa, Ketua dan anggota BPD, panitia Sedekah Bumi, para ketua RW/RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta unsur Linmas. Doa-doa dipanjatkan sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki dan hasil bumi yang melimpah.
Keesokan harinya, Sabtu pagi pukul 06.00 WIB, warga kembali berkumpul di balai desa untuk menggelar slametan bersama. Acara dilanjutkan pukul 09.00 WIB dengan arak-arakan gunungan hasil bumi yang dimulai dari Lapangan Dororejo. Suasana kian meriah dengan kehadiran ogoh-ogoh kreatif buatan warga dan iringan tari-tarian tradisional.
Lomba gunungan yang diikuti oleh 25 RT ini tak hanya sekadar kompetisi. Kepala Desa menyediakan hadiah utama sebesar Rp3 juta, namun yang menonjol justru semangat kebersamaan warga. “Kami bukan cari menang, yang penting Legenonan meriah. Wani tekor, sing penting Legenonan sukses!” ujar salah satu perwakilan RT dengan semangat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Alimin Slamet menegaskan pentingnya pelestarian budaya. “Tradisi ini adalah bentuk syukur atas karunia Allah SWT. Semoga panen warga semakin berkah, kehidupan makin rukun, dan generasi muda tetap nguri-uri budaya Jawa,” katanya.
Antusiasme masyarakat tak hanya datang dari warga lokal. Banyak pengunjung dari luar desa turut hadir menyaksikan kemeriahan arak-arakan. Mereka menyebut, meski acara digelar oleh pemerintah desa, skala dan antusiasme masyarakat terasa seperti gelaran tingkat kabupaten. Warga juga mengapresiasi kepemimpinan Alimin Slamet yang berhasil menggerakkan seluruh unsur masyarakat, termasuk pemuda, dalam semangat gotong royong dan sinergi.
Sebagai puncak rangkaian, malam harinya digelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Semar Mbangun Jiwo, dibawakan oleh Ki Dalang Santoso Joko Bledeg dari Bonorowo, Kebumen. Pertunjukan ini sukses menghibur sekaligus menyampaikan pesan moral melalui seni tradisional Jawa yang adiluhung.
Di sela pertunjukan wayang, panitia juga membagikan hadiah lomba gunungan dan doorprize menarik seperti kulkas, mesin cuci, hingga perlengkapan rumah tangga lainnya, yang disambut antusias warga.
Tradisi Sedekah Bumi di Desa Dororejo tak sekadar seremoni budaya, namun menjadi simbol kuat persatuan warga, sarana mempererat silaturahmi, serta komitmen bersama dalam melestarikan warisan budaya leluhur yang sarat makna. (Rohadi)










