Wonokerto, wartadesa. – Dampak pembangunan tanggul rob di wilayah Wonokerto mengakibatkan genangan air saat hujan turun susah mengalir. Akibatnya desa-desa di sekitar tanggul rob seperti Werdi dan Boyoteluk tergenang alias banjir. Hal tersebut disampaikan oleh Sugiyono, Kepala Desa Semut dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Wonokerto yang dihelat, Kamis (06/02) kemarin.
Menurut Sugiyono, pembangunan tanggul penahan rob memang sangat membantu, aan tetapi dampak negatifnya perlu disikapi dan diperhatikan, agar nantinya tidak menjadi masalah yang berkelanjutan.
“Jika terjadi hujan beberapa lokasi didesa saya dan desa sekitar seperti Werdi dan Boyoteluk tergenang air lantaran saluran buangan air saat ini nampakya belum begitu berfungsi dengan , ini tentu harus menjadi perhatian serius karena jika nanti curah hujan sudah tinggi bisa menimbulkan banjir.” Kata Sugiyono.
Sugiyono berharap agar penanggulangan dampak negatif dari tanggul rob tersebut bisa ditampung dan terealisasikan, utamanya dalam pembangunan berbasis masyarakat dan lingkungan. ” Saya berharap, masukan dan usulan masyarakat pada musrenbang ini bisa tertampung dan terealisasi utamanya pembangunan yang berbasis kemasyarakatan dan lingkungan.” Lnajutnya.
Musrenbang yang digelar di aula Kecamatan Wonokerto tersebut dihadiri oleh anggota DPRD, Bapeda Kabupaten Pekalongan, Forkompincam Wonokerto, kepala desa sekecamatan Wonokerto , unsur Kelembagaan desa, organisasi perempuan, dan perwakilan masyarakat.
Chandra Saputra, anggota DPRD Kabupaten Pekalongan yang hadir dalam Musrenbang tersebut mengaku siap mengawal usulan warga. “Saya siap mengawal apa yang menjadi usulan saudara-saudara semua, mudah-mudahan apa yang menjadi usulan saudara semua bisa menjadi manfaat untuk masyarakat.” Kata Wakil Rakyat yang duduk diKomisi B ini.
Chandra menambahkan bahwa dampak negatif yang diakibatkan dalam proyek pembangunan tanggul penahan rob tersebut akan dibicarakan dengan pemangku kepentingan (stakeholder).
“Terkait masalah proyek pembangunan tanggul rob memang ada dampak negatifnya, cohtoh lain seperti jalan yang dilewati oleh kendaraan proyek juga (pada) rusak, dalam hal ini pemerintah daerah tentu akan membicarakan kepada perusahaan yang bersangkutan untuk segera memperbaikinya. Yang jelas kalau proyek tersebut selasai, jalan juga harus segera diperbaiki,” jelas Chandra
Chandra juga berpesan kepada masyarakat Wonokerto untuk peduli dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan dimulai dari diri sendiri, seperti membuang sampah pada tempatnya dan menjaga saluran air rumahan supaya tidak mampet
Dari daftar usulan kegiatan Musrenbang Kecamatan Wonokerto tahun 2021 tercatat, alokasi APBD Kabupaten sejumlah Rp 105.948.505.003 dan Rp 5.950 juta, alokasi APBD provinsi Rp 98.555 juta, dan APBN Rp 264.220 juta. (Eva Abdullah)