Wiradesa, Wartadesa – Ulah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kecamatan Wiradesa ini tidak layak ditiru. Pasalnya mereka menenggak dan meracik sendiri minuman keras (miras) oplosan dengan mencampurkan alkohol 70 persen, minuman sachet, dan obat anti mabuk perjalanan.
Dilansir dari tribratanewskajen, enam pelajar ini digeruduk pihak polsek Wiradesa di desa Kemplong kec. Wiradesa – Pekalongan, atas laporan warga yang resah (19/10) Pukul 14.25 waktu setempat.
Berhasil diamankan polsek Wiradesa, Moh. Huda Ibnu Ramudin (13) pelajar SMP dari Depok, Siwalan kec. Sragi; Hadi bin Rasuli (14) pelajar SMP dari desa Kemplong, Wiradesa dan Bagas Yulianto bin Rusiyanto (14) pelajar SMP asal Bondansari, Wiradesa. Sementara itu polsek Wiradesa gagal mengamankan tiga pelajar lainnya karena melarikan diri.
Warga merasa resah, adanya pelajar yang kumpul-kumpul dan minum-minuman oplosan. Warga melaporkan aktivitas tersebut, dan ditindaklanjuti langsung polsek Wiradesa dengan menciduk mereka. Demikian disampaikan Kapolsek Wiradesa, AKP Zarkonil.
Polsek Wiradesa sendiri sudah berkali-kali melakukan patroli dan memberikan penyuluhan kepada warga tentang bahaya miras oplosan, tapi masih saja terjadi aksi kenakalan remaja seperti ini. Patroli yang dilakukan secara rutin ini dalam rangka mengantisipasi kenakalan remaja yang sering muncul. Ujar Zarkonil.
Tidak kurang, empat kasus serupa terjadi di wilayah polsek Wiradesa dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini. Jum’at (2/9) lalu, polsek Wiradesa mengamankan tujuh orang pelajar yang sedang kongkow-kongkow di lapangan desa Kemplong-Wiradesa. Berikutnya, Selasa (13/9) lima pelajar SMA diamankan karena miras dan membuat onar di desa Pekuncen-Wiradesa. Dua kasus serupa terjadi pada Jum’at (23/9) dan Selasa (27/9) anak-anak punk dibubarkan petugas karena membuat onar di perempatan lampu merah Wiradesa, dan perlintasan kereta api Warulor, Wiradesa. Jelas Zarkoni.
Zarkonil menilai terjadi penurunan kasus kenakalan remaja karena miras. Pada bulan Oktober ini baru didapati satu kasus, sementara pada bulan sebelumnya terjadi empat kasus.”Kita masih dapati satu … ya semoga saja. Ini bukan karena remaja nakal yang lebih pintar cari tempat namun, memang ada gerakan hati mereka masyarakat Wiradesa pada khusunya sudah paham akan bahaya minuman keras. Tandasnya. ***(sapna/bono)