Warta Desa, Pekalongan. – Menjelang puncak musim hujan, seluruh stakeholder di Kabupaten Pekalongan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk mematangkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Rakor penting ini dilaksanakan di ruang aula Polres Pekalongan, Rabu (29/10/2025).
Rakor ini dipimpin langsung oleh Kapolres Pekalongan AKBP Rachmad C. Yusuf, dan dihadiri oleh jajaran penting seperti Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Abdul Munir, perwakilan Dandim 0710/Pekalongan, dan perwakilan Bupati yang diwakili Asisten II Siti Masruroh
Berbagai instansi vital dan komunitas relawan turut serta, termasuk Kepala BMKG UPT. Semarang, Plt. Kepala BPBD, Dinkes, PMI, Brimob, hingga seluruh elemen SAR dan kebencanaan seperti Bagana, Senkom, UBALOKA, LPBI NU, Kokam, dan MDMC.
Kapolres Ingatkan Ancaman Cuaca Ekstrem
Kapolres Pekalongan AKBP Rachmad C. Yusuf, dalam sambutannya menegaskan pentingnya mitigasi mengingat akhir-akhir ini curah hujan di wilayah pegunungan cukup tinggi.
“Mendekati akhir tahun, perkiraan BMKG menunjukkan curah hujan di wilayah pegunungan cukup tinggi. Meskipun longsor yang terjadi akhir-akhir ini belum bersifat luar biasa, kita harus siap siaga menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi,” ujarnya.
AKBP Rachmad juga menyatakan komitmen Polres untuk segera mengaktifkan posko tanggap darurat di kantor BPBD guna memaksimalkan penanganan bencana melalui koordinasi intensif.
“Kami akan membuat grup terkait bencana atau kejadian kebakaran agar kita bisa merespon dengan cepat. Posko tanggap darurat di kantor BPBD akan kita aktifkan. Kita perlu mengecek kembali sarana dan prasarana serta data real agar penanganan bisa cepat,” tegasnya.
Rencananya, tim tanggap bencana juga akan melaksanakan simulasi dan latihan.
BMKG: Curah Hujan November Sangat Tinggi
Kepala Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, memaparkan data yang memperkuat kewaspadaan.
“Prediksi curah hujan di Kabupaten Pekalongan, khususnya di wilayah atas, pada bulan November 2025 akan sangat tinggi,” ungkapnya.
Ia meminta agar seluruh stakeholder mewaspadai bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, dan banjir bandang) sebagai dampak dari cuaca ekstrem saat peralihan musim.
BPBD: Tanggul Kritis dan Wilayah Rawan Longsor-Banjir
Sementara itu, BPBD Kabupaten Pekalongan memaparkan bahwa wilayah ini rawan terhadap angin, banjir, dan longsor. Ada beberapa hal krusial yang perlu diwaspadai di masa puncak musim hujan:
Tanggul Kritis: Beberapa tanggul sungai besar seperti Sengkarang, Meduri, Bremi, dan Sragi berada dalam kondisi kritis dan rawan meluap.
Wilayah Rawan Longsor: Pemukiman masyarakat di wilayah selatan Kabupaten Pekalongan rawan terjadi longsor.
Wilayah Rawan Banjir: Pemukiman di wilayah utara kabupaten sangat rawan terjadi banjir.
Asisten II Dra. Siti Masruroh, mewakili Bupati, menyambut baik sinergi yang diinisiasi Kapolres.
“Pengecekan sarana dan prasarana sangat penting, kami sangat mendukung sinergi ini untuk mendukung pelayanan masyarakat Kabupaten Pekalongan, seperti saat bencana longsor di Petungkriyono, kita bisa bersinergi untuk mempercepat pemulihan,” tutupnya. (Rohadi)










