
Kajen, Wartadesa – Berjuluk Kota Santri, bukan isapan jempol semata disandang oleh Kabupaten Pekalongan, dari pantauan dilapangan peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Pekalongan bisa dirasakan sampai ke pelosok desa, bahkan mushola-mushola banyak yang antusias melaksanakan kegiatan agamis dalam rangka memperingati HSN tersebut, spanduk-spanduk terkait ucapan HSN juga banyak terpasak di tempat-tempat setrategis.
Pada acara peringatan HSN yang di gelar di Kecamatan Kajen (Area Pemkab dan sekitarnya_red) Sabtu (22/10), Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dalam sambutanya didepan ribuan peserta kirab merah putih dan masyarakat yang hadir menururkan, kegiatan memperingati HSN akan menjadi agenda tahunan pemerintah Kabupatan bersama masyarakat, Asip menilai penting karena kegiatan semacam ini akan menanamkan dan terus menumbuhkan rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara.
“Kegiatan ini adalah untuk mengenang perjuangan para pahlawan termasuk para ulama dan santri di dalamya pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu baru seumur jagung, Agustus kita merdeka Oktober sudah mau dijajah lagi ” tutur Asip.

Dibawah kepemimpinan Kyai Haji Hasyim Asy’ari, imbuh Asip, ratusan ulama dan santri seluruh nusantara mengajak masyarakat untuk melawan agresi Belanda II, khususnya masyarakat yang berjarak sekitat 80 kilometer dari kota Surabaya untuk mengangkat senjata.
Asip juga menambahkan, santri yang sedang mondok di ponpes jangan pesimis tapi harus optimis. Saya juga dulu seperti panjenengan, memakai sarung dan peci, Alhamdulillah atas izin Allah, sepuluh tahun saya di pondok dan saya juga bisa jadi Bupati” Kata Asip menyemangati para santri ponpes yang hadir pada saat itu.
“Saya juga mengucapkan rasa terimakasih kepada para kyai dan ustad yang telah ikut mencerdaskan bangsa, mengajar , mendidik, mentrasfer ilmu kepada generasi penerus, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.” Pungkas Asip Kholbihi. ***(Eva Abdullah)