close
goa lowo2

Warta Desa. Temanggung – Goa Lowo atau yang baru-baru ini dikenal juga sebagai Goa Karang Purba terletak di Desa Ngalian, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung. Goa ini berada di kawasan hutan KPH Kedu Utara, wilayah kerjanya Resort Petung/RPH Petung BKPH Candiroto.

Sebagai salah satu situs purba, goa ini perlu dilestarikan karena juga menjadi habitat bagi banyak satwa liar, salah satunya kelelawar. Selain kelelawar, di area hutan lindung ini juga terdapat monyet ekor panjang, lutung, landak dan berbagai jenis burung.

Selain sebagai habitat satwa, area ini juga masuk kawasan DAS BODRI, yang di mana saat ini DAS tersebut mengalami degradasi lahan yang cukup besar. Upaya konservasi sudah banyak dilakukan pihak-pihak pemangku, salah satunya FORDAS BODRI dan Perhutani. Aktifitas alih fungsi lahan hutan ke pertanian jagung yang masif membuat kawasan hutan di DAS Bodri ini nasibnya memperihatinkan.

Dunia pendidikan punya kewajiban mencetak insan-insan yang memiliki kepedulian terhadap alam, salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler Pencinta alam. SMA N 1 Sukorejo yang merupakan sekolah adiwiyata bahkan sudah masuk kategori tingkat nasional saat ini gencar menebar gerakan hijau. Melalui sispala yang ada di SMA tsb, yang tergabung dalam Organisasi KARPAMANSA, kegiatan pelestarian alam rutin dilakukan.

Setiap tahun, agenda rutin yang dilakukan KARPAMANSA adalah kegiatan aksi kolaborasi hijau. Pada kegiatan ini, Sabtu, 21/01/2025 para siswa meng kolaborasi kan dua Divisi yang ada di KARPAMANSA, yaitu divisi Caving dan Konservasi. Caving adalah kegiatan penelusuran goa, mengeksplorasi area goa dan mempelajari apa yang ada di dalamnya.
Pendataan keanekaragaman hayati menjadi hal wajib yang dilakukan supaya kita tahu langkah konservasi apa yang tepat untuk di aplikasikan di area tersebut.

Bidang konservasi menangkap hasil eksplorasi divisi Caving dan mendapati hasil berupa dominasi satwa kelelawar di kawasan goa Lowo. Dari hasil tersebut dilakukan upaya pengkayaan sumber pakan kelelawar dan satwa lain berupa penanaman pohon Ficus drupacea atau Karet Bulu. Pohon ini memiliki buah yang disukai satwa, sehingga diharapkan kelak menjadi sumber pakan tambahan dan mendukung proses persebaran tanaman melalui biji yang ada di feses satwa. Proses alami ini akan meringankan kita karena satwa² tersebut akan menebar kotoran di tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia dan di situ akan tumbuh bibit pohon Ficus baru.

Selain untuk sumber pakan, tanaman Ficus juga bagus untuk konservasi lahan, perakaran nya yang kuat mampu mengikat lapisan tanah dan berpotensi menyimpan sumber mata air. Daunya yang rindang juga menjadi suplyer oksigen bagi sekitar. (Andi Gunawan)

QR Code

Terkait
Menikmati golden sunrise di bukit Pawuluhan Kandangserang

Wartadesa. - Satu lagi tempat wisata di Kabupaten Pekalongan yang menarik untuk dikunjungi yaitu bukit Pawuluhan Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan Read more

Rame di media sosial, obyek wisata Kembanglangit jadi rujukan liburan

Blado, Wartadesa. - Banyaknya pengguna media sosial yang mem-posting keindahan alam Kembanglangit-park menjadikan tempat wisata ini ramai dikunjungi pelancong. Utamanya Read more

Tak Kalah Kekinian, Muda-mudi Gelar Tahun Barunan di Desa

Wartadesa - Semarak menyambut datangnya pergantian baru bukan acap kali membuat kaum muda memutar otak untuk meramaikanya, berbagai pandangan rencana Read more

Libur tahun baru, Karanganyar macet parah

Karanganyar, Wartadesa. Awal tahun baru 2017 yang juga merupakan hari libur, dimanfaatkan warga Pekalongan dan sekitarnya untuk berlibur. Akibatnya jalan Read more

Tags : goa lowokelelawarlowotemanggung