Kebumen, – wartadesa. – Samudin, salah warga Desa Petukrejo Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen menyelengarakan hajatan, Jum’at (18/11). Hal yang lumrah memang warga menyelenggarakan hajatan, yang menarik pada acara hajatan tersebut, sang tuan rumah memeriahkanya dengan pentas seni Ndolalak yakni kesenian tradisional dengan basis musik gamelan dan tari jawa dengan jumlah anggota sekitar 8 sampai sepuluh penari tiap grubnya.
Ndolalak adalah kesenian asli Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Konon, tarian ini merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda. Asal kata nama tari ini unik. Dolalak adalah dari not Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada menggunakan sepasang Kenong.
“Saya memilih mementaskan kesenian Ndolalak karena saya cinta kesenian yang sudah ada sejak jaman dulu, dan saya harap generasi muda mau melestarikanya supaya terus dikenal,” harap Rabani.
Robani selaku ketua grub Ndolala Tepisaliro dari daerah setempat ketika diwawancarai merasa sangat senang atas semangat warga untuk terus melestarikan kesenian Ndolalak, Menurutnya untuk pelestarian seni budaya perlu dukungan masyarakat juga. “Untuk bisa mementaskanya tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, hanya sekitar tiga sampai empat juta saja.” Ujarnya.
Penari-penari Ndolalak bisa mengalami kejadian seperti kerasukan. Saat seperti ini, para penari tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik. Tingkah mereka bisa aneh-aneh dan lucu.
“Yang menarik para penari akan menari sambil kesurupan, makanya untuk jadi penari harus terlatih” ucap Robani. ***(Suparjo/Eva)
Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)
[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more
https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga sudah tidak Read more
