Warta Desa, Pekalongan Kota. – Kantor Walikota Pekalongan, hari ini, Kamis (06/07/2024) digeruduk oleh ratusan nasabah Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Mitra Umat. Aksi dilakukan menuntut walikota untuk mengambil langkah tegas agar uang simpanan nasabah segera dicairkan.
Dalam aksi tersebut terungkap bahwa tabungan uang dan tabungan sembako tidak dapat dicairkan. Seperti diungkapkan oleh Hadi dari Tirto. Ia mengatakan bahwa tabungannya Rp22 juta dan tabungan sembako tidak cair lebaran kemarin.
Hal yang sama diungkap oleh Sutini, tabungannya senilai Rp21 juta belum juga dicairkan. Padahal ia sudah menjadi anggota BMT Mitra Umat selama 19 tahun. Sutini telah berusaha menarik dana dari tabungan Si Fitri, namun janji pencairan tidak terpenuhi. Ia bahkan sudah berkali-kali mengunjungi kantor BMT Mitra Umat, tetapi hanya dapat mengambil Rp 1 juta setiap kali datang.
“Sampai saat ini, belum ada kabar lebih lanjut mengenai pencairan simpanannya,” jelasnya
Para demonstran diterima oleh Sekda Kota Pekalongan, Priyantomo dan pengurus BMT Mitra Umat.
Dari dialog yang dilakukan, BMT Mitra Umat membuat surat pernyataan akan membayar para nasabah dengan tiga skema.
Sekema pertama akan menjual aset yang dimilikinya. Dan sekema kedua akan diadakan take over yang ketiga dari penagihan, karena banyak uang yang dipinjam ke masyarakat dan penagihan secara kolektif sudah dilakukan.
“Dari hasil penagihan itu nanti jadi salah satu cara untuk mengembalilkan uang yang ada di nasabah,” jelas Priyantomo.
Jika tiga skema tersebut tidak berjalan, lanjut Priyantomo, Pemkot Pekalongan akan melakukan fasilitasi lagi.
“Alhamdulillah diskusi berjalan lancar di tandai dengan surat kesimpulan untuk diadakan pertemuan ulang dan yang paling menggembirakan sudah ada bentuk pernyataan komitment akan mengembalikan dana nasabah.” ungkapnya. (.*.)