close

Kesehatan

Kesehatan

Senam Sehat di Grow Apotek Gumingsir: Wadah Semangat dan Kesehatan Ibu Muda Karangdadap

senam1

Warta Desa, Pekalongan, 19 Oktober 2025 – Suasana pagi di Grow Apotek Gumingsir, Karangdadap, Kabupaten Pekalongan kembali riuh dengan semangat dan tawa para ibu muda yang antusias mengikuti Senam Sehat, Sabtu (19/10/2025). Kegiatan yang telah menjadi tradisi sejak apotek ini dibuka pada 8 September 2024 ini terus menarik perhatian masyarakat setempat, khususnya para ibu rumah tangga dan ibu muda yang mencari wadah untuk menjaga kesehatan sekaligus melepas penat.

Senam yang digelar secara gratis ini dipandu oleh instruktur profesional yang telah rutin hadir setiap pekannya. Gerakan-gerakan ringan namun efektif berhasil menyegarkan tubuh dan membangkitkan energi positif di kalangan peserta. Tidak hanya sebagai aktivitas fisik, senam ini juga menjadi ruang sosial yang hangat, tempat para ibu saling berbagi cerita, dukungan, dan semangat dalam menjalani peran mereka sehari-hari.

“Senam ini lebih dari sekadar olahraga. Ini adalah pelampiasan, pelepas lelah, dan pengisi ulang energi kami sebagai ibu. Di sini kami merasa tetap sehat, tetap semangat, dan tidak merasa sendiri,” ujar Siti, salah satu peserta yang telah rutin hadir sejak awal.

Grow Apotek Gumingsir, yang dikelola oleh kolaborasi antara Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker UMPP dan tenaga kesehatan profesional, tidak hanya fokus pada pelayanan kefarmasian, tetapi juga aktif dalam promosi kesehatan masyarakat. Kegiatan senam ini merupakan bagian dari komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pola hidup sehat di tengah masyarakat.

“Kami ingin Grow Apotek bukan hanya tempat membeli obat, tapi juga menjadi pusat kesehatan dan kebahagiaan bagi masyarakat sekitar,” tutur salah satu apoteker yang terlibat.

Dengan dukungan penuh dari manajemen apotek dan antusiasme masyarakat yang terus meningkat, Senam Sehat di Grow Apotek Gumingsir diharapkan dapat terus berlangsung dan menjadi contoh baik bagi inisiatif kesehatan berbasis komunitas di wilayah Kabupaten Pekalongan.

Ayuk ikuti Senam Sehat bersama Grow Apotek Gumingsir – sehat bersama, semangat bersama! (Ainun Muthoharoh)

Terkait
Gathering Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia

Bekasi, Wartadesa. – Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang berdiri pada tahun 2016 yang lalu, menyelenggarakan Gathering dan Silaturrahim perdana Read more

Sejak Ramadhan lalu warga Gunungsari Pemalang kekurangan Air

Pemalang, Wartadesa. - Warga Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak bulan Ramadhan lalu kekurangan air bersih. Biasanya Read more

Sejumlah orang tua tolak vaksinasi Rubella

Pekalongan Kota, Wartadesa. -  Setidaknya 15 orang tua siswa di beberapa SD di wilayah Kota Pekalongan menolak anaknya diimunisasi Measles Read more

Kasus HIV/AIDS di Kota Santri capai 40

Kajen, Wartadesa. - Kasus HIV/AIDS di Kota Santri sejak Januari hingga Juni 2017, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Komisi Penanggulangan Read more

selengkapnya
KesehatanLayanan Publik

Pegawai RSUD Kesesi Keluhkan Keterlambatan dan Ketidaktransparanan Pembayaran Jaspel

rsud kesesi

Warta Desa, Pekalongan — Sejumlah pegawai di RSUD Kesesi, Kabupaten Pekalongan, mengeluhkan persoalan pembayaran jasa pelayanan (jaspel) yang dinilai tidak transparan dan sering mengalami keterlambatan. Keluhan ini disampaikan oleh seorang sumber internal rumah sakit yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Menurut penuturan sumber tersebut, sejak Desember 2024 hingga kini, proses pencairan jaspel kerap terkendala. Bahkan, pembayaran untuk Desember 2024 disebut-sebut tidak diterima oleh sebagian pegawai.

“Desember itu pasien sangat banyak dan dokter juga full. Tapi katanya jaspel bulan Desember 2024 hangus,” ungkapnya, Senin (13/10/2025).

Ia menuturkan, jaspel untuk Januari hingga April 2025 memang sudah dicairkan, namun periode Mei hingga September 2025 belum diterima pegawai.

“Yang Januari–Februari baru cair Maret, Maret cair April. Sekarang sudah Oktober, tapi dari Mei sampai September belum keluar,” ujarnya.

Selain keterlambatan, ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara data laporan internal dengan nominal yang masuk ke rekening pegawai. Ia menilai perhitungan jaspel tidak dilakukan secara terbuka, padahal besaran jaspel ditentukan berdasarkan jumlah pasien dan beban kerja.

“Nilai jaspel tidak transparan. Kadang saya hanya dapat ratusan ribu, padahal kerjaannya sama bahkan lebih berat. Harusnya golongan lebih tinggi punya poin tersendiri, tapi justru banyak yang golongan 3D di bawah 2C,” keluhnya.

Sumber itu juga menyebut dugaan kejanggalan dalam proses perhitungan dan pencairan dana jaspel, mulai dari klaim BPJS Kesehatan, perhitungan oleh bendahara, hingga transfer ke rekening pegawai.

“Uangnya dari BPJS masuk ke bendahara, lalu dihitung poin, baru dikirim ke Bank Jateng. Tapi di situ sering perhitungan yang tidak sesuai,” tambahnya.

Berdasarkan data internal, jumlah pegawai PNS penerima jaspel di RSUD Kesesi mencapai sekitar 130 orang. Nominal yang diterima bervariasi antara Rp200 ribu hingga Rp30 juta per bulan, tergantung posisi dan beban kerja.

Pihak Manajemen RSUD Kesesi Akui Terjadi Keterlambatan

Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Kesesi, Arif, mengaku enggan berkomentar banyak karena baru menjabat sejak Oktober 2025.

“Saya baru PLT mulai Oktober kemarin. Jadi kalau itu bukan kewenangan saya, saya tidak tahu. Kalaupun saya tahu, saya juga tidak bisa apa-apa karena itu kebijakan sebelumnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubag Tata Usaha RSUD Kesesi, Adin Sutanto, membenarkan adanya keterlambatan pembayaran jaspel. Ia menyebut, jaspel Mei hingga Juli 2025 belum dicairkan, sementara Agustus dan September masih menunggu proses klaim BPJS.

“Jaspel yang belum kita bagi memang dari bulan Mei, Juni, Juli. Kami sudah bersepakat dengan teman-teman, pencairan akan dilakukan sekitar tanggal 25 Oktober ini. SPJ sudah dibuat, mudah-mudahan sekitar tanggal 20 sudah cair,” jelas Adin.

Ia menjelaskan keterlambatan disebabkan kondisi keuangan rumah sakit yang harus menanggung biaya operasional harian seperti obat dan alat kesehatan.

“RSUD Kesesi ini masih rumah sakit baru, jadi kami tidak hanya memikirkan jaspel, tapi juga operasional. Kalau semua dana langsung untuk jaspel, pelayanan bisa terganggu,” ujarnya.

Adin juga membantah kabar bahwa jaspel Desember 2024 belum dibayarkan.

“Untuk Desember 2024 itu sudah ada SPJ-nya dan sudah ditransfer ke pegawai. Informasi bahwa belum cair itu tidak benar. Yang belum itu mulai Mei sampai Juli 2025,” tegasnya.

Terkait perhitungan jaspel, Adin menjelaskan dilakukan oleh tim khusus di bawah koordinasi bendahara dan ketua tim perhitungan, lalu diverifikasi sebelum ditandatangani direktur. Proses pencairan tidak bisa dilakukan setiap bulan karena harus menunggu verifikasi dan pencairan klaim BPJS.

LPKM Desak Audit dan Transparansi

Menanggapi polemik ini, Ketua Lembaga Poros Keadilan Masyarakat (LPKM) Kabupaten Pekalongan, Feri Erwansyah, mendesak aparat penegak hukum melakukan audit menyeluruh terhadap pengelolaan keuangan jaspel di RSUD Kesesi.

“Tenaga medis adalah ujung tombak pelayanan kesehatan. Keterlambatan dan ketidakjelasan pembagian jaspel bukan hanya merugikan secara finansial, tapi juga menurunkan motivasi kerja,” tegas Feri.

Feri meminta manajemen RSUD Kesesi lebih terbuka dan profesional dalam mengelola dana jaspel agar tidak muncul dugaan penyimpangan.

“Jika ditemukan indikasi pelanggaran, maka harus ada tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci agar pelayanan publik di sektor kesehatan berjalan dengan baik dan masyarakat mendapatkan haknya secara adil,” pungkasnya. (Rohadi)

Terkait
BPJS Kesehatan hutang Rp 19,6 miliar lebih ke RSUD Kajen

Kajen, Wartadesa. - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen harus melakukan efisiensi agar operasional tetap berjalan. Pasalnya jumlah piutang BPJS Read more

Warga Keluhkan Lamanya Antrian di Poli Bedah Onkologi RSUD Kraton

Warta Desa, Pekalongan, 11 Agustus 2025 – Sejumlah warga mengeluhkan lamanya proses antrian di ruang bedah onkologi Rumah Sakit Umum Daerah Read more

Pihak RSUD Kraton Tanggapi Keluhan Antrian di Poli Bedah Onkologi

Warta Desa, Pekalongan. - Menanggapi keluhan warga terkait lamanya waktu tunggu di Poli Bedah Onkologi RSUD Kraton, pihak rumah sakit Read more

selengkapnya
Kesehatan

Dosen UMPP Raih The 2nd Winner Poster Presentation dalam International Non Communicable Diseases Exhibition & Conference

umpp

Warta Desa, Brunei Darussalam. – Kali ini Siti Khuzaiyah mengenalkan project pendampingan Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah (PASHMINA) yang telah dilakukan bersama tim dosen Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan pada 2018-2020 silam bekerjasama dengan Nasyiatul Aisyiyah Kab Pekalongan. Tim dosen tersebut adalah Nur Chabibah, Ainun Mutoharoh, Winda W dan Sandi Ari S.

Dengan menitikberatkan pada aspek community empowerment, community engagement, prinsip sukarela, keberlangsungan, serta kolaborasi lintas bidang untuk mencegah penyakit tidak menular pada remaja, program PASHMINA berhasil menarik perhatian audiens dan juri. Desain poster yang menarik dengan menyajikan aspek penting secara sistematis juga tak luput dari perhatian publik Brunei.

“Saya bahagia bisa mengenalkan program PASHMINA dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia dalam event ini. Sebenarnya, Indonesia memiliki banyak program kesehatan yang layak kita tampilkan di ajang-ajang Internasional. Banyak Komunitas Internasional belum mengenal inovasi-inovasi kesehatan yang ada di Indonesia. Melalui forum internasional seperti ini, alih-alih ikut memberikan insight ke komunitas Internasional, saya juga berharap bahwa sisi positif Indonesia semakin dikenal di kancah Internasional.” Ujar Siti Khuzaiyah yang berhasil meraih juara 2 dari total 78 peserta yang mengikuti presentasi poster.

Kegiatan exhibition dan conference ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam dan Jerudong Medical Park Medical Centre Brunei Darussalam.

Acara Pameran dan Konferensi Internasional tentang Penyakit Tidak Menular di Brunei Darussalam.

Brunei 1st NCD’ Exhibition and Conference. Acara fokus pada beberapa topik penting seputar penyakit tidak menular seperti Penyakit jantung pembuluh darah, diabetes, obesitas, kanker dll. Topik yang dibahas seputar prevalensi, management terbaru dan teknologi terkait penyakit tersebut.

Terdapat pameran sepanjang acara mengenai teknologi terkini yang digunakan dalam upaya preventif, kuratif dan rehabilittif penyakit tidak menular.

Diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam, Jerudong Park Medical Centre, dan Gleneagles JPMC.

Acara pameran 8-12 Oktober menghadirkan lembaga pemerintah, sektor swasta dan NGO yang bergerak di bidang kesehatan baik dari dalam Brunei maupun dari berbagai negara ASEAN lainnya (exp Malaysia, Thailand, Singapore, Filipina, etc)
Masyarakat Brunei secara umum berbondong-bondong datang mengikuti berbagai game dan pameran menarik yang disediakan oleh para peserta pameran.

Untuk acara konferensi ilmiah berlangsung tgl 10-12 Oktober menghadirkan pakar-pakar kesehatan dari berbagai negara seperti Brunei, Singapore, Malaysia, dan juga dari WHO. Pakar Pakar ini berasal dari Clinician, Akademisi, Peneliti, dan juga dari stake holder di bidang kesehatan.

Selain menghadirkan para pakar untuk menjadi keynote speaker, terdapat pula oral presentasi dan poster presentasi. Dalam proses seleksi yang cukup ketat tercatat ada 86 total abstrak poster diterima. Dan akhirnya terdapat 78 poster yang ditampilkan yang dibuat oleh berbagai tenaga kesehatan seperti dokter, public health, biomedis, perawat, bidan, fisioterapis dan farmasi.

Dari 78 poster, panitia memilih 10 terbesar. Para finalis 10 besar menghadiri sesi presentasi dan penilaian khusus di hadapan juri untuk menentukan 3 besar. Para juri adalah akademisi Profesor dan dokter Pakar di bidang penyakit tidak menular.

Setelah melewati proses penilaian akhir, didapatkan 3 pemenang poster yaitu: 1st winner : dari Kementerian Kesehatan Brunei, 2nd Winner: Siti Khuzaiyah, dosen Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (Kandidat doktor kebidanan Universiti Brunei Darussalam) dan, 3rd winner: dokter dari Berakas Primary Health Centre Brunei Darussalam. Acara diselenggarakan di International Convention Centre (ICC) Brunei Darussalam. (Imam Setio Budi)

Terkait
HEBAT! Prodi Pendidikan Jasmani Sabet Juara Umum Milad ke-6 UMPP dan Raih Piala Bergilir Rektor!

Warta Desa, Pekalongan. - Program Studi Pendidikan Jasmani (Penjas) Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) menorehkan prestasi gemilang dengan dinobatkan sebagai Read more

UMPP Dorong Kader StuntCare Cegah Stunting Lewat Inovasi Aplikasi Catin CERIA

Warta Desa, Pekalongan, 7 Oktober 2025 – Upaya menekan angka stunting kini semakin diperkuat oleh langkah inovatif Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Read more

Prodi Diploma Tiga Kebidanan UMPP Bentuk Kelas Pijat Balita Anti Stunting “KEPITING” di Desa Getas: Upaya Cegah dan Turunkan Stunting di Kabupaten Pekalongan

Warta Desa, Pekalongan. - Stunting masih menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, terutama di wilayah Read more

Program Studi Pendidikan Jasmani UMPP Laksanakan Pengabdian Masyarakat Internasional di Kali Majapahit Martial Art Singapore

Warta Desa, Singapura, 15 Agustus 2025 – Program Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) kembali Read more

selengkapnya
KesehatanPendidikan

Peran Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dalam Upaya Keselamatan Pasien

berita umpp

Oleh: Tri Sakti Wirotomo, S.Kep., Ns., M.Kep

Pendahuluan

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan salah satu indikator utama mutu pelayanan kesehatan. Konsep ini menekankan pencegahan terjadinya cedera, kesalahan medis, dan kejadian tidak diinginkan dalam proses pelayanan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan keterlibatan berbagai pihak, salah satunya adalah perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), dimana di dalamnya terdapat Fakultas Ilmu Kesehatan yang menyelenggarakan proses pembelajaran untuk calon tenaga bidang kesehatan profesional. UMPP sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, memiliki peran strategis dalam membangun budaya keselamatan pasien di lahan praktik, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun komunitas di masyarakat.

Hari keselamatan pasien sedunia (world patient safety day) yang diperingati tanggal 17 September 2025 dengan tema “ safe care for every newborn and every child ” menjadi momentum bagi UMPP untuk selalu berkomitmen menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada keselamatan pasien pada berbagai usia dan area meliputi:

1. Pendidikan, Kurikulum, dan Pedoman

UMPP sebagi perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten dan berorientasi pada keselamatan pasien. Melalui kurikulum, terdapat mata kuliah patient safety, untuk kemudian dapat diintegrasikan ke dalam setiap mata kuliah, baik teori maupun praktik klinik. Mahasiswa dibekali keterampilan komunikasi efektif, kepatuhan pada prosedur, hingga penerapan enam sasaran keselamatan pasien, serta metode pembelajaran simulation based learning berdasarkan kasus. Tahap ini dilaksanakan sebelum mahasiswa praktik di rumah sakit atau lahan praktik klinik lainnya, sehingga menjadi sarana penting untuk menanamkan budaya keselamatan sejak awal. Selain itu dengan adanya pedoman keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran praktikum maupun praktik klinik, sangat mendukung keselamatan pasien.

2. Penelitian dan Inovasi

Sebagai pusat ilmu pengetahuan, perguruan tinggi dalam hal ini UMPP, memiliki peran dalam melakukan penelitian mengenai faktor risiko insiden keselamatan pasien, evaluasi kebijakan, serta efektivitas sistem pencegahan kesalahan medis. Perlu penelitian dan pengembangan inovasi teknologi, baik teknologi berbasis elektronik maupun teknologi berbasis digital untuk keselamatan pasien di dalam institusi pelayanan kesehatan maupun di luar pelayanan kesehatan, misalnya aplikasi digital SIMBAHSAR (Sistem Bantuan Hidup Dasar) sebagai modul aplikasi digital penanganan henti jantung, sistem rekam medis elektronik yang aman, hingga instrumen monitoring insiden. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar evidence-based practice bagi tenaga kesehatan di lapangan bahkan bagi masyarakat sesuai kewenangannya.

3. Pengabdian kepada Masyarakat

UMPP tidak hanya berfokus pada pendidikan internal, tetapi juga memiliki kewajiban dalam pengabdian masyarakat. Edukasi mengenai keselamatan pasien dapat diberikan kepada tenaga kesehatan di puskesmas, rumah sakit, kader kesehatan, maupun masyarakat umum. Kegiatan seperti pelatihan, seminar, kredensialing tenaga kesehatan, atau kontribusi dalam akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kesadaran dan penerapan standar keselamatan pasien. Kegiatan edukasi kepada masyarakat terkait keselamatan juga dapat diselenggarakan melalui media cetak, media elektronik, maupun media digital.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia

UMPP menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang tidak hanya memiliki pengetahuan klinis, tetapi juga beretika dan berorientasi pada pasien. Selain itu, UMPP juga berperan dalam menyediakan pelatihan berkelanjutan (continuing professional development) bagi alumni dan praktisi. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat terus memperbarui kompetensi mereka sesuai perkembangan ilmu dan standar keselamatan pasien.

5. Advokasi dan Kebijakan

Melalui kajian akademik, UMPP sebagai perguruan tinggi dapat memberikan masukan kepada pemerintah dan lembaga terkait dalam menyusun kebijakan keselamatan pasien. Rekomendasi berbasis riset yang dihasilkan perguruan tinggi akan memperkuat dasar regulasi dan standar akreditasi di bidang kesehatan. Kolaborasi dengan Organisasi Profesi, lembaga akreditasi, serta fasilitas pelayanan kesehatan juga dapat mempercepat implementasi budaya patient safety.

Penutup

UMPP dengan Fakultas Ilmu Kesehatan nya mempunyai peran strategis dalam meningkatkan keselamatan pasien melalui pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan SDM, advokasi kebijakan, hingga nilai-nilai keselamatan yang terkandung dalam al islam dan kemuhammadiyahan. Dengan keterlibatan aktif seluruh sivitas akademika, UMPP dapat menjadi motor penggerak terciptanya pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan berorientasi pada keselamatan baik pada pasien, keluarga, maupun masyarakat.

 

Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Pengurus PPNI Kab. Pekalongan

Terkait
UMPP Dorong Kader StuntCare Cegah Stunting Lewat Inovasi Aplikasi Catin CERIA

Warta Desa, Pekalongan, 7 Oktober 2025 – Upaya menekan angka stunting kini semakin diperkuat oleh langkah inovatif Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Read more

Penyerahan Berkas Korban Pemecatan Sepihak dan Pemotongan Gaji ke DPRD Kabupaten Pekalongan

WARTA DESA, PEKALONGAN – Sejumlah aktivis dan perwakilan korban pemecatan sepihak tenaga outsourcing dan pegawai BLUD di Kabupaten Pekalongan, Senin Read more

HEBAT! Prodi Pendidikan Jasmani Sabet Juara Umum Milad ke-6 UMPP dan Raih Piala Bergilir Rektor!

Warta Desa, Pekalongan. - Program Studi Pendidikan Jasmani (Penjas) Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) menorehkan prestasi gemilang dengan dinobatkan sebagai Read more

selengkapnya
KesehatanPendidikan

UMPP Dorong Kader StuntCare Cegah Stunting Lewat Inovasi Aplikasi Catin CERIA

umpp

Warta Desa, Pekalongan, 7 Oktober 2025 – Upaya menekan angka stunting kini semakin diperkuat oleh langkah inovatif Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP). Melalui program StuntCare dan peluncuran aplikasi Catin CERIA (Calon Pengantin Sehat, Reproduksi Ideal, dan Anti Stunting), UMPP berkomitmen mempersiapkan generasi sehat sejak dari calon pengantin.

Program ini menjadi bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Desa Kranji, Kabupaten Pekalongan, dengan melibatkan 12 kader desa dan 3 tenaga kesehatan dari Puskesmas Kedungwuni I. Para kader mendapatkan pembekalan intensif mengenai kesehatan reproduksi, gizi pranikah, serta keterampilan pemeriksaan dasar seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, hingga kadar hemoglobin (Hb).

Menurut Risqi Dewi Aisyah,  Ketua Tim Pengabdian UMPP, pencegahan stunting harus dimulai dari masa pranikah. “Calon pengantin merupakan titik awal membangun generasi. Ketika kesiapan kesehatan dan gizi sudah baik sejak pranikah, maka peluang melahirkan anak sehat akan semakin besar,” ujarnya.
Aplikasi Catin CERIA hadir untuk membantu kader dan calon pengantin dalam melakukan deteksi dini risiko stunting. Melalui fitur yang mudah digunakan, data kesehatan dapat diinput dan dipantau secara digital oleh kader bersama tenaga kesehatan. Aplikasi ini juga mendorong calon pengantin untuk lebih aktif memahami kondisi kesehatannya sebelum memasuki masa kehamilan.

“Dengan teknologi ini, edukasi dan pendampingan bisa dilakukan lebih cepat, akurat, dan berkesinambungan,” tambah Risqi.

Selain meningkatkan kapasitas kader, program StuntCare juga menanamkan nilai dakwah dalam bidang kesehatan. Kader tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga pelopor perubahan perilaku di masyarakat agar lebih peduli pada gizi dan kesehatan reproduksi.

UMPP bersama puskesmas dan pemerintah daerah berkomitmen untuk memperluas program ini ke lebih banyak desa di Pekalongan, sehingga semakin banyak calon pengantin yang siap membangun keluarga sehat dan bebas stunting.

Program ini mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, berdasarkan Keputusan Nomor 0419/C3/DT.05.00/2025 tentang penerima Program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri untuk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025.

Sebagaimana spirit Muhammadiyah, langkah UMPP ini menjadi wujud nyata dakwah berkemajuan di bidang kesehatan. Membangun keluarga sehat adalah bagian dari jihad kemanusiaan—karena dari calon pengantin yang sehat, lahirlah generasi kuat yang menjadi pilar peradaban bangsa. (Ainun Muthoharoh)

 

Terkait
Prodi Diploma Tiga Kebidanan UMPP Bentuk Kelas Pijat Balita Anti Stunting “KEPITING” di Desa Getas: Upaya Cegah dan Turunkan Stunting di Kabupaten Pekalongan

Warta Desa, Pekalongan. - Stunting masih menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, terutama di wilayah Read more

10 Desa di Pemalang Masuk Penanganan Stunting

Pemalang, Wartadesa. - Sepuluh desa di Kota Ikhlas bakal menjadi lokasi penanganan (lokus) stunting tahun 2023. Stunting adalah kondisi gagal Read more

Program Studi Pendidikan Jasmani UMPP Laksanakan Pengabdian Masyarakat Internasional di Kali Majapahit Martial Art Singapore

Warta Desa, Singapura, 15 Agustus 2025 – Program Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) kembali Read more

selengkapnya
KesehatanPendidikan

Prodi Diploma Tiga Kebidanan UMPP Bentuk Kelas Pijat Balita Anti Stunting “KEPITING” di Desa Getas: Upaya Cegah dan Turunkan Stunting di Kabupaten Pekalongan

berita

Warta Desa, Pekalongan. – Stunting masih menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan seperti Desa Getas, Kabupaten Pekalongan. Kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis ini tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan otak, kecerdasan, dan produktivitas jangka panjang. Menyikapi hal tersebut, Prodi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) berkolaborasi dengan TP PKK Desa Getas, serta didukung penuh oleh pendanaan dari HIBAH Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendiktisaintek tahun anggaran 2025 menginisiasi sebuah program inovatif yang bernama KEPITING (Kelas Pijat Balita Anti Stunting). Program ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai Juni hingga Agustus 2025, sebagai bentuk komitmen nyata dalam mendukung percepatan penurunan stunting melalui pendekatan edukatif, preventif, dan partisipatif berbasis masyarakat.

Kegiatan KEPITING memilih sasaran yaitu ibu dan balita dengan kondisi stunting maupun risiko stunting, sebagai bagian dari intervensi dini untuk memperbaiki status gizi dan nafsu makan anak serta meningkatkan kesadaran pengasuhan anak yang tepat.

Ketua pelaksana kegiatan, Wahyu Ersila, menjelaskan bahwa kegiatan ini terdiri dari berbagai rangkaian edukatif dan praktik yang dirancang untuk menjawab permasalahan gizi dan tumbuh kembang anak. “Materi yang diberikan mencakup edukasi gizi, pola asuh yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan balita, demonstrasi pijat nafsu makan, hingga pembuatan Modified Dietetic Skim and Coconut Oil (Modisco) sebagai suplemen penambah berat badan. Selain itu, peserta juga mengikuti cooking class pembuatan puding penunjang berat badan” terang Ersila.

Sebagai bentuk keberlanjutan program, para peserta juga mendapatkan pendampingan rutin selama satu bulan, yang meliputi pemantauan praktik pijat balita di rumah serta konsumsi Modisco secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memastikan intervensi yang dilakukan dapat diterapkan secara konsisten di lingkungan rumah tangga masing-masing.

Kelas ini mendapatkan sambutan positif dari warga, khususnya para ibu yang merasa lebih teredukasi dalam memberikan perawatan dan asupan gizi yang sesuai bagi buah hati mereka.

Ketua TP PKK Desa Getas,  Dewi Ratna Winingsih, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan KEPITING ini. Program ini sangat bermanfaat bagi kesehatan balita di Desa Getas, terutama dalam menambah pengetahuan ibu-ibu mengenai pola makan dan perawatan anak yang tepat. Harapannya kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak keluarga,” ujarnya.

Pelaksana Tim PKM berharap, kegiatan ini menjadi langkah nyata yang dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menurunkan angka kejadian stunting di Desa Getas, bahkan secara lebih luas di Kabupaten Pekalongan. (.*.)

Kontributor: Wahyu Ersila, dosen Diploma Kebidanan, FIKes UMPP

Terkait
Program Studi Pendidikan Jasmani UMPP Laksanakan Pengabdian Masyarakat Internasional di Kali Majapahit Martial Art Singapore

Warta Desa, Singapura, 15 Agustus 2025 – Program Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) kembali Read more

Rapat Setengah Periode BEM dan UKM UMPP 2024/2025: Evaluasi dan Sinergi Menuju Paruh Kedua Kepengurusan

Warta Desa, Pekalongan, 14 Agustus 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Read more

Tunarungu Tak Menghalangi Prestasi: Ika Rizqi Sajikan Evaluasi Aplikasi “Hear Me” di UMPP

Warta Desa, Pekalongan — Semangat luar biasa ditunjukkan oleh Ika Rizqi Damayanti, mahasiswa Program Studi D3 Manajemen Informatika FASTIKOM Universitas Read more

selengkapnya
KesehatanLayanan Publik

Warga Bojong Keluhkan Pelayanan Puskesmas, Pasien Patah Tulang Sempat Ditolak Rujukan

IMG-20250911-WA0015

Warta Deaa, Pekalongan – 11 September 2025. – Seorang warga Bojong yang mengalami kondisi gawat darurat akibat patah tulang mengaku kecewa dengan pelayanan Puskesmas Bojong 1. Saat meminta rujukan untuk perawatan lebih lanjut, pihak puskesmas justru menyarankan pasien pulang dengan alasan persyaratan kurang lengkap dan BPJS pasien sudah tidak aktif.

Keluarga pasien mengaku sempat kebingungan hingga akhirnya berkoordinasi dengan anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Ruben Prabu Faza. Setelah mendapat bantuan komunikasi dari Ruben, barulah pihak puskesmas merespons dan membuatkan surat rujukan untuk pasien.

Kepala Puskesmas Bojong 1, Nunung Wulandari, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, menyampaikan permohonan maaf serta menegaskan akan mengambil langkah pembinaan kepada petugas.

“Ngapunten ampun pak… Besok saya konfirmasi dulu dan akan lakukan pembinaan kepada petugas yang piket. Karena benar salahnya kita belum tahu. Pengumuman pembinaan sampun saya share di grup puskesmas, pak,” tulisnya.

Meski begitu, warga tetap menyesalkan kejadian ini. Menurut mereka, pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas seharusnya lebih sigap dan mengutamakan keselamatan pasien, terlebih dalam kondisi gawat darurat.

“Padahal Bupati Pekalongan Fadia Arafiq sudah sering mengingatkan secara tegas agar pelayanan kesehatan jangan sampai mengecewakan masyarakat. Tapi faktanya masih saja terjadi hal seperti ini,” ujar salah seorang warga.

Kasus ini menambah sorotan publik terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Pekalongan. Warga berharap adanya evaluasi serius agar kejadian serupa tidak kembali terulang. (Rohadi)

Terkait
Gathering Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia

Bekasi, Wartadesa. – Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang berdiri pada tahun 2016 yang lalu, menyelenggarakan Gathering dan Silaturrahim perdana Read more

Sejak Ramadhan lalu warga Gunungsari Pemalang kekurangan Air

Pemalang, Wartadesa. - Warga Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak bulan Ramadhan lalu kekurangan air bersih. Biasanya Read more

Sejumlah orang tua tolak vaksinasi Rubella

Pekalongan Kota, Wartadesa. -  Setidaknya 15 orang tua siswa di beberapa SD di wilayah Kota Pekalongan menolak anaknya diimunisasi Measles Read more

Kasus HIV/AIDS di Kota Santri capai 40

Kajen, Wartadesa. - Kasus HIV/AIDS di Kota Santri sejak Januari hingga Juni 2017, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Komisi Penanggulangan Read more

selengkapnya
KesehatanLayanan Publik

Puskesmas Karangdadap Disorot Soal Penanganan Pasien Darurat, Ini Klarifikasinya

puskesmas karangdadap

WARTA DESA, PEKALONGAN – Dugaan buruknya pelayanan di Puskesmas Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, mencuat setelah seorang warga melaporkan adanya keterlambatan penanganan terhadap korban kecelakaan pada Selasa malam (2/9/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.

Menurut keterangan warga, seorang korban perempuan berusia sekitar 19 tahun dalam kondisi kritis dibawa menggunakan mobil bak terbuka ke Puskesmas Karangdadap. Namun, setibanya di lokasi, korban tidak segera mendapatkan tindakan medis. Pihak puskesmas bahkan disebut sempat berdebat dengan pengantar korban dan menyarankan agar pasien langsung dibawa ke RSI Pekajangan.

Pelapor juga menyebutkan, meski tersedia ambulans di puskesmas, kendaraan tersebut tidak segera digunakan untuk merujuk korban. Hal ini membuat sopir yang membawa korban panik dan syok. Akhirnya, korban baru dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil keluarga setelah menunggu cukup lama.

Update yang diterima redaksi menyebutkan, korban sempat hampir setengah jam berada di bak kendaraan tanpa tindakan medis berarti sebelum akhirnya masuk IGD RSI Pekajangan. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan warga, yang berharap fasilitas kesehatan tingkat pertama lebih sigap dalam menghadapi kondisi darurat.

Klarifikasi Puskesmas Karangdadap

Menanggapi pemberitaan yang beredar, Kepala Puskesmas Karangdadap, dr. Isti, memberikan klarifikasi melalui pesan WhatsApp kepada redaksi.

“Terima kasih atas informasi yang telah diberikan. Kami sudah menindaklanjuti dan menelusuri kejadian tersebut,” ujar dr. Isti.

Menurutnya, berdasarkan keterangan petugas jaga UGD, pasien datang sekitar pukul 23.15 WIB dengan kondisi sadar, tanda vital normal, namun terdapat perdarahan di telinga kiri yang diduga akibat cedera kepala sedang.

“Petugas sudah melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik di mobil. Karena ditemukan tanda cedera kepala, pasien harus segera dilakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit. Penanganan dari pasien datang hingga dirujuk kurang lebih hanya 10 menit,” jelasnya.

Ia menambahkan, petugas telah menjelaskan bahwa pasien bisa diantar menggunakan ambulans puskesmas dengan prosedur standar, yaitu terlebih dahulu menghubungi rumah sakit rujukan untuk memastikan ketersediaan kamar. Namun, demi mempercepat penanganan, petugas menyarankan agar pasien langsung dibawa menggunakan kendaraan yang dipakai saat itu.

“Pengantar pasien menyetujui untuk mengantar secara mandiri ke rumah sakit,” tegas dr. Isti.

Harapan Warga

Meski sudah ada klarifikasi, warga berharap kejadian serupa tidak terulang kembali dan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama bisa lebih tanggap dalam merespons pasien dengan kondisi darurat.

Catatan Redaksi: Redaksi masih terus berupaya mengonfirmasi lebih lanjut terkait informasi yang beredar, untuk memastikan kebenaran peristiwa ini secara utuh. Perkembangan informasi akan disampaikan pada pembaruan berikutnya. (Rohadi)

QR Code

Terkait
Gathering Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia

Bekasi, Wartadesa. – Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang berdiri pada tahun 2016 yang lalu, menyelenggarakan Gathering dan Silaturrahim perdana Read more

Sejak Ramadhan lalu warga Gunungsari Pemalang kekurangan Air

Pemalang, Wartadesa. - Warga Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak bulan Ramadhan lalu kekurangan air bersih. Biasanya Read more

Sejumlah orang tua tolak vaksinasi Rubella

Pekalongan Kota, Wartadesa. -  Setidaknya 15 orang tua siswa di beberapa SD di wilayah Kota Pekalongan menolak anaknya diimunisasi Measles Read more

Kasus HIV/AIDS di Kota Santri capai 40

Kajen, Wartadesa. - Kasus HIV/AIDS di Kota Santri sejak Januari hingga Juni 2017, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Komisi Penanggulangan Read more

selengkapnya
BencanaBerita DesaEkonomiHukum & KriminalKesehatanLayanan PublikLingkunganPendidikanPolitikSosial Budaya

Warga Bojongminggir Tolak Cafe Remang Penjual Miras Diduga Jadi Tempat Prostitusi

wartadesa.net_20250822_162300_0000

PEKALONGAN, JATENG – Puluhan warga Desa Bojongminggir, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, menggelar aksi penolakan terhadap keberadaan cafe remang-remang yang diduga menjual minuman keras (miras) dan menjadi tempat prostitusi, Jumat (22/8/2025).

Dalam aksi tersebut, warga memasang spanduk besar di sejumlah titik strategis desa sebagai simbol protes keras. Mereka menilai keberadaan cafe tersebut mencemari lingkungan dan meresahkan masyarakat.

Gerakan ini dipelopori oleh Forum Peduli Bojongminggir (FPB) yang digagas para kyai dan sesepuh desa. Ketua FPB, H. Sukarjo, menegaskan aksi ini sebagai wujud komitmen warga menjaga desa agar tetap bersih dari praktik yang merusak moral.

> “Dengan pemasangan spanduk ini, kami ingin menegaskan penolakan terhadap cafe penjual miras. Lingkungan harus dijaga agar tetap aman, nyaman, dan kondusif bagi keluarga,” tegasnya.

Pendamping warga, Mustadjirin, juga memberi ultimatum. Jika dalam waktu 1×24 jam tidak ada langkah nyata, warga mengancam akan menggelar aksi lebih besar dengan melibatkan ibu-ibu pengajian dan komunitas pemuda Bojongminggir.

Aksi ini mendapat dukungan luas. Banyak warga hadir langsung untuk menunjukkan solidaritas. Ketua Forum Masyarakat Sipil Indonesia (Formasi), Mustadjirin, mendesak aparat penegak hukum (APH) dan Satpol PP bertindak tegas.

> “Kami minta ada tindakan nyata. Jangan biarkan tempat-tempat maksiat menjamur di Pekalongan yang dikenal sebagai kota santri. Apalagi ada gudang miras di utara Masjid Jami’ Bojong Selatan, Pasar Bojong. Itu harus segera ditutup dan disegel,” ujarnya.

Menindaklanjuti aspirasi warga, pihak Forkompimcam Bojong mengeluarkan surat peringatan kepada pemilik warung dan kafe. Surat tertanggal 22 Agustus 2025 itu berisi perintah penghentian aktivitas yang diduga terkait miras, togel, maupun praktik prostitusi, dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

Namun, kebijakan ini menuai keberatan. Kiswanti, salah satu pemilik warung, menilai teguran itu tidak adil.

> “Kalau soal miras saya akui salah, tapi kalau dibilang ada prostitusi dan togel, itu tidak benar. Saya jualan warung makan, masa mau ditutup juga? Ruko ini saya beli Rp75 juta, status hak guna pakai, dan tiap tahun tetap bayar pajak bangunan Rp300–400 ribu ke desa,” ungkapnya.

Warga berharap pemerintah dan aparat dapat menindak tegas praktik penjualan miras tanpa mengorbankan pedagang kecil yang tidak terlibat langsung. Aksi ini juga menjadi peringatan agar pihak-pihak yang mendirikan usaha sejenis tidak lagi mengganggu ketertiban serta kehidupan masyarakat Desa Bojongminggir.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

selengkapnya
BencanaBerita DesaEkonomiHukum & KriminalKesehatanLayanan PublikLingkunganPendidikanPolitikSosial Budaya

‎Pemdes Jetak Lengkong Gelar Jalan Sehat, Sediakan Hadiah Menarik

IMG-20250822-WA0016

Wonopringgo – 22 – 08 – 2025 Pemerintah Desa Jetak Lengkong menggelar kegiatan jalan sehat dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara ini berlangsung meriah dengan diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari perangkat desa, pelajar, hingga masyarakat umum. Jalan sehat tersebut tidak hanya menjadi ajang olahraga bersama, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga.

‎Panitia menyiapkan berbagai hadiah menarik bagi peserta yang beruntung. Hadiah utama berupa sepeda gunung, mesin cuci, dan kulkas, disertai dengan doorprize lainnya seperti kipas angin, peralatan rumah tangga, hingga paket sembako. Kehadiran hadiah-hadiah ini semakin menambah semangat masyarakat untuk mengikuti kegiatan hingga selesai.

‎Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Wonopringgo. Dalam sambutannya, Camat Wonopringgo menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia tidaklah diraih dengan mudah. Beliau mengajak masyarakat untuk terus mengisi kemerdekaan dengan semangat persatuan, kerja keras, serta partisipasi aktif dalam pembangunan desa maupun bangsa agar Indonesia semakin maju.

‎Selain jalan sehat, Polsek Wonopringgo juga memanfaatkan momentum ini untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba. Penyuluhan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, agar menjauhi narkoba dan menjaga diri dari pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan.

‎Secara keseluruhan, acara jalan sehat di Desa Jetak Lengkong tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarat dengan pesan kebangsaan, kesehatan, serta kesadaran sosial yang bermanfaat bagi seluruh peserta.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

selengkapnya