close

Seni Budaya

KesehatanLayanan PublikSeni Budaya

Kegiatan seni budaya dalam hajatan boleh digelar di Pemalang

demo seni

Pemalang, Wartadesa. – Warga Pemalang sudah diperbolehkan menggelar acara seni budaya dalam resepsi maupun hajatan. Demikian disampaikan oleh Juru Bicara Penanggulangan Percepatan Covid-19 Pemalang Tutuko Raharjo, Senin (15/06).

Menurut Tutuko dalam pelaksanaan hajatan, pihak menanggung jawab maupun yang punya hajat mesti mengatur di pintu masuk agar tamu undangan mengantre di luar dan tidak berdesak-desakan. “Penanggungjawab mesti mengatur agar tamu undangan antre, itu tatanan normal baru,” jelasnya.

Sebelumnya, Kamis (11/06) para pelaku seni dan hiburan di Pemalang menggelar aksi demo, agar mereka diperbolehkan menggelar acara pentas seni. Permohonan mereka kemudian diluluskan oleh Bupati Pemalang dengan menandatangani Perbub Nomor 28/2020 tentang pelaksanaan new normal.

“Saya baru saja menandatangani Peraturan Bupati (Perbup) nomor 28/2020 tentang bagaimana yang harus dilaksanakan dalam kehidupan baru new normal,”kata Bupati. Perbup lanjutnya nanti akan disusul dengan penerbitan Surat Keputusan (SK) Bupati.

Junaedi menambahkan, para seniman  boleh manggung dengan catatan mematuhi protokol kesehatan. Pada saat digelar panggung kesenian lanjut Bupati penontonnya hanya diperbolehkan 50% dari kapasitas gedung pertunjukkan. Panggung-panggung kata dia akan diawasi oleh TNI dan Polri, dan menjaga jarak minimal satu meter antar penonton.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian, Andi Rustono meminta agar para seniman diberikan ruang untuk membantu mensosialisasikan dan ikut mengedukasi Covid-19 dari panggung-ke panggung kepada warga.

Menurut Andi, para seniman meminta ruang aktivitas berkreasi baik dalam ruangan maupun diluar ruangan,  diberi izin kegiatan budaya, adat dan kesenian dan jadikan alat kesenian di pendapa Kabupaten sebagai sarana berkesenian aktif dan terarah,” lanjut Andi. (Eva Abdullah)

Berita terkait:

Bupati Pemalang perbolehkan pentas seni

Terkait
Gathering Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia

Bekasi, Wartadesa. – Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang berdiri pada tahun 2016 yang lalu, menyelenggarakan Gathering dan Silaturrahim perdana Read more

Sejak Ramadhan lalu warga Gunungsari Pemalang kekurangan Air

Pemalang, Wartadesa. - Warga Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak bulan Ramadhan lalu kekurangan air bersih. Biasanya Read more

Sejumlah orang tua tolak vaksinasi Rubella

Pekalongan Kota, Wartadesa. -  Setidaknya 15 orang tua siswa di beberapa SD di wilayah Kota Pekalongan menolak anaknya diimunisasi Measles Read more

Kasus HIV/AIDS di Kota Santri capai 40

Kajen, Wartadesa. - Kasus HIV/AIDS di Kota Santri sejak Januari hingga Juni 2017, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Komisi Penanggulangan Read more

selengkapnya
KesehatanLayanan PublikSeni Budaya

Bupati Pemalang perbolehkan pentas seni

demo seni

Pemalang, Wartadesa. – Para pelaku seni di Kabupaten Pemalang patut bergembira. Pasalnya orang nomor satu di Kota Ikhlas tersebut memperbolehkan seniman menggelar panggung kreatifitas memasuki masa adaptasi kelaziman baru (new normal). Demikian disampaikan oleh Junaedi, Bupati Pemalang saat menemui peserta demo di Pendapa Kabupaten Pemalang, Kamis (11/06).

Dalam video demonstrasi unggahan Muhammad Reza Fahlevi Djunaedi di kanal Youtube diatas terlihat massa dari Pasukan Sound System berorasi di Pendopo dan disambut oleh Bupati, Ketua DPRD Pemalang, Agus Sukotco.

“Saya baru saja menandatangani Peraturan Bupati (Perbup) nomor 28/2020 tentang bagaimana yang harus dilaksanakan dalam kehidupan baru new normal,”kata Bupati. Perbup lanjutnya nanti akan disusul dengan penerbitan Surat Keputusan (SK) Bupati.

Junaedi menambahkan, para seniman  boleh manggung dengan catatan mematuhi protokol kesehatan. Pada saat digelar panggung kesenian lanjut Bupati penontonnya hanya diperbolehkan 50% dari kapasitas gedung pertunjukkan. Panggung-panggung kata dia akan diawasi oleh TNI dan Polri, dan menjaga jarak minimal satu meter antar penonton.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian, Andi Rustono meminta agar para seniman diberikan ruang untuk membantu mensosialisasikan dan ikut mengedukasi Covid-19 dari panggung-ke panggung kepada warga.

Menurut Andi, para seniman meminta ruang aktivitas berkreasi baik dalam ruangan maupun diluar ruangan,  diberi izin kegiatan budaya, adat dan kesenian dan jadikan alat kesenian di pendapa Kabupaten sebagai sarana berkesenian aktif dan terarah,” lanjut Andi. (Eva Abdullah)

Terkait
Ratusan massa SPN gelar demo hari ini

Pekalongan Kota, Wartadesa - Empat ratus massa dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota dan Kabupaten Pekalongan, Senin (17/10)  menggelar demo Read more

Bocah Karateka Asal Pekalongan, Sumbang Medali Untuk Pemalang

Unggul Seno menerima pengalungan medali perak dalam lomba Karate Open Jateng & DIY FORKI, (22/10) di Read more

Jalan rusak, warga Pegandon demo

Warga Desa Pegandon menutut perbaikan jalan yang rusak akibat proyek jalan tol Pemalang-Batang, Senin (31/10). Foto: Tribratanewskajen Karangdadap, Wartadesa. - Read more

Kesal dampak pembangunan tol, warga blokir jalan

Sragi, Wartadesa. - Kesal akibat dampak pembangunan tol Pemalang - Batang, malam tadi, Jum'at (18/11) sekitar sekitar pukul 22.00 wib, Read more

selengkapnya
Seni BudayaSosial Budaya

New Normal, tamu undangan hajatan dibatasi 20 orang bergilir

sukarso

Batang, Wartadesa. – Pandemi Korona berdampak bagi pelaku seni hiburan. Pembatasan sosial (sosial/physical distancing) membuat para pekerja seni hiburan praktis tidak ada pemasukan.

Wacana kelaziman baru (New Normal) yang bakal diterapkan di Indonesia saat ini ditindaklanjuti Pemkab Batang dengan merumuskan konsep “menggelar pernikahan” dalam era new normal saat pandemi Covid-19. Benarkah bisa menolong pelaku seni hiburan?

“Gara – gara tidak boleh ada hajatan pernikahan, para seniman musik tidak laku. Maka rencana rumusan konsep kita boleh hajatan maksimal dihadiri 20 orang, Secara bergantian dan jeda waktunya serta protokol kesehatan harus jelas,” kata Wihaji, Bupati Batang belum lama ini.

Konsep tersebut, masih menurut Wihaji masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat. “Ini masih rumusan konsep tatanan kehidupan baru atau new normal dalam beraktifitas saat pandemi covid-19. sambil menunggu petunujuk pemerintah pusat,” katanya.

Sukarso, pelaku seni hiburan yang berprofesi sebagai emsi berpendapat bahwa konsep pembatasan tamu undangan hajatan hanya 20 orang secara bergiliran tidak akan efektif saat hiburan digelar. Saat hiburan digelar, selain tamu undangan, pasti akan ada kerumunan warga diluar tamu undangan yang datang untuk “menonton” dan menikmati hiburan yang dihelat saibul hajat.

Menurut Sukarto, pelaku hiburan seni lebih memilih aturan baku dari pemerintah pusat bahwa segala aktivitas warga diperbolehkan semua. “Menanggapi konsep kelaziman baru terkait seni hiburan saat hajatan, ojo grusa-grusu, tungg sampai aturan dari pemerintah (pusat) memperbolehkan semua (aktivitas), kalau masih ada batasan, apa artinya hiburan,” tuturnya Ahad (31/05).

Sementara itu, Purwono Aji, pemilik Lintang Production menganggap bahwa pelaksanaan kelaziman baru bagi “pekerja seni” adalah mereka–para pelaku  seni hiburan– mendapatkan job normal–pekerjaan seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Kalau saya bicara sebagai pekerja seni, tentang pembatasan tamu undangan pada saat pemberlakuan new normal, sebetulnya enggak masalah karena sebetulnya yang jadi masalah dalam tanda petik “PEKERJA SENI” itu kan karena mata pencaharian selama pandemi ini benar-benar mati dan nyaris enggak ada pendapatan, maka yang diharapkan tentunya mendapatkan job normal dan pendapatannya yang selama ini diharapkan itu pulih sediakala sekalipun harus diperlakukannya protokol kesehatan, artinya saya tegaskan, bahwa kami para pekerja seni karena kebanyakan mata pencahariannya dengan mengais rezeki melalui pentas dan akan mendapatkan imbalan sesuai harapan itu bisa benar-benar terwujud, tidak peduli, ada yang nonton atau tidak, yang penting ada job dan ada pendapatan, clear….” Ujarnya.

Namun, menurut Purwono, konsep pembatasan saat kelaziman baru, membuat kepuasan para pekerja seni berkurang. “Lain bicara sebagai insan seni atau Jiwa Seni, yang tolok ukurnya lebih kepada penyaluran hobby yang pada akhirnya merupakan kepuasan tersendiri bisa tampil bagus dihadapan penonton, apalagi penonton begitu membludak dan membanjiri konser, artinya semakin banyak pengunjung bisa dikatakan pasti bahwa konser kita berhasil dan bisa memikat penonton,” lanjutnya.

Pembatasan “penonton” menurut Purwono Aji akan mengurangi ruh dari digelarnya seni pertunjukan tersebut. “Jadi lebih ke arah kepuasan diri dibanding imbalan yang diterima, nah kalau cuman 20 orang, ya mending ikuti cara saya yang selama ini menghibur penonton melalui streaming, toh kita bisa tampil untuk bisa menghibur penonton, pungkasnya. (Eva Abdullah)

Terkait:

Bagaimana pelaku seni dangdut Kota Santri bertahan ditengah pandemi Covid-19?

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Seni BudayaSosial Budaya

Hormati Leluruh, Tim Kreatif PWSC 2020 gelar Mangelek Tao Toba

bay1

Simalungun, Wartadesa. – MANGELEK Tao Toba. Secara langsung bermakna Membujuk Danau Toba, satu kegiatan Kearifan Lokal untuk ungkapan penghargaan kepada tradisi leluhur dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kepentingan kebaikan bagi warga yang meyakininya.

Ada ritual lain, ‘Manguras Tao’ (menyucikan Danau). Hal ini dilakukan bila dirasakan ada hal yang mencemari kesucian sekitar perairan Danau, yang di anggap bisa menjadi bala kepada warga. Maka harus disyarati melalui ritual tertentu oleh tetua masyarakat adat yang memiliki kemampuan supranatural.

Ritual ‘Mangebang Solu Bolon’, kini dilakukan saat pelaksanaan event olah raga seperi lomba dayung, lomba sampan tradisional (solu bolon) dan lain sebagainya, tergantung kepentingan situasi yang bersentuhan/berkaitan dengan Danau Toba.

Konon semua ritual selalu dilakukan leluhur untuk hal hal kebajikan, pinta pinta (Pengharapan) agar masyarakat yang bermukim atau yang berkepentingan di sekitar Danau beroleh kesehatan, keselamatan dan lain sebagainya.

Mangelek Tao Toba, salah satu Kearifan Lokal yang sudah lama terlupakan dan tidak pernah dilakukan lagi saat event olah raga yang bersentuhan langsung dengan perairan Danau terbesar se-asia Tenggara ini.

Juni Tahun 2018, di gelar ritual ‘Mangelek Tao Toba’, oleh tetua adat leluhur di perairan antara Simanindo – Tigaras saat tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun dalam upaya pencarian jenazah korban di luar jangkauan kemampuan yang diperkirakan masih berada di dasar Danau. Ritual dilakukan agar jenazah korban bisa segera terlihat untuk di evakuasi. Katanya.

Namun untuk hajatan besar (pesta bolon), baru ini pernah terlaksana lagi. Dalam persiapan event bergengsi ‘Poldasu Water Ski Championship (PWSC) 2020’ pada tanggal 20 – 22 Maret 2020 nanti. Aku seorang tokoh Adat kota wisata Parapat.

Upacara Mangelek Tao Toba ini di gelar oleh tokoh Masyarakat Adat Pesisir Danau Toba dan pegiat budaya Yayasan Pusuk Buhit Sakti di perairan Pantai Bebas Parapat Rabu (4/3/2020) pukul 09.50 WIB.

Upacara diawali dari Pantai Bebas Parapat di atas satu kapal kayu dengan mempersiapkan perlengkapan upacara tradisi (ritual) yang kemudian bergerak menuju Batu Gantung.

Di Batu Gantung, sesepuh adat kembali melakukan ritual Mangelek Tao Toba, untuk memohon agar gelar PWSC 2020 bisa berlangsung aman dan sukses tanpa ada kendala maupun celaka bagi peserta kelak.

Setelahnya, rombongan kembali ke Pantai Bebas di sekitaran Wisma Pandu Parapat Kecamatan Girsang Simpangan Bolon Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.

“Gelar Upacara Mangelek Tao Toba, satu kearifan lokal untuk menghargai lelehur. Saya mewakili masyarakat Simpangan Bolon mengucapkan banyak terima kasih kepada Panitia yang tidak melupakan tradisi. Ini sudah lama tidak pernah dilakukan. Sebut DH Sinaga tokoh masyarakat adat didampingi pegiat Budaya Yayasan Pusuk Buhit Sakti dan Tim Kreatif panitia PWSC 2020 Andi Sitompul

“Tadi dalam kegiatan ritual kita memanjatkan doa kepada Tuhan agar event Poldasu Water Ski Championship 2020, Kejuaraan Nasional maupun kejuaraan terbuka berlangsung dengan aman dan sukses. Kita semua sehat dan selamat dalam kegiatan ini.

Sekali lagi kami sangat berterimakasih kepada Kapoldasu dan Kapolres Simalungun yang telah membuat acara penghargaan kepada Leluhur. Upacara ini sangat penting untuk menjaga dan menghargai kearifan lokal,” tambahnya.
Sementara, Tim Kreatif Poldasu Water Ski Championship 2020 kepada awak media meenyampaikan bahwa persiapan kegiatan sudah mencapai 40%. Nanti, pada tanggal 6 maret 2020 sejumlah peralatan berasal dari Surabaya, Jakarata dan Pekanbaru yang akan mengikuti kejuaraan akan tiba di Parapat.

“Hari ini kita melaksanankan ritual budaya “Mangelek Tao Toba”, bersama dengan toko masyarakat dan penggiat budaya kita memberikan penghormatan kepada leluhur melalui upacara adat yang dilakukan, dimana yang kita lakukan ini juga menghormati kearifan lokal,”kata Andi Sitompul

Hadir pada gelar Upacara Mangelek Tao Toba, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Girsang Simpangan Bolon, Camat, Danramil 11/Parapat, ASN Pemkab Simalungun serta masyarakat adat kota Parapat. (wd-bay)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Seni BudayaSosial Budaya

Gelaran Pulosari Development Festival meriah

pulosari

Pemalang, Wartadesa. – Pagelaran Pulosari Development Festival (PDF) yang dihelat di halaman kantor Kecamatan Pulosari, Sabtu-Ahad (08-09/02) berlangsung meriah. Acara yang dihelat untuk kali pertama tersebut menyajikan beragam pentas seni dan produk unggulan warga se-Kecamatan Pulosari.

Acara yang disiarkan langsung melalui kanal TV Desa oleh penggiat Puspindes Pemalang tersebut menyedot banyak perhatian warga.

[ae-fb-embed url=’https://www.facebook.com/puspindes/videos/121687102552805/’ width=’500′]

Kemeriahan acara diapresiasi oleh Bupati Pemalang, Junaedi. “Kegiatan-kegiatan semacam ini harus kita lestarikan dan didukung penuh. Bukan sebatas hiburannya, tapi bagaimana mengenalkan potensi pedesaan di wilayah Pulosari dan produk-produk ungulannya,”  ujarnya.

Acara yang mengusung tema Rencana Pembangunan Kawasan Pedesaan Kecamatan Pulosari (RPKP), diskusi dengan narasumber Susana Ratih, Dosen Pembimbing Lapangan Fakultas Teknik Undip Semarang ini dihadiri Kepala OPD, Ketua DPRD, Kades se Kec Pulosari, Komunitas, Tokoh Masyarakat, Forkompinca dan mahasiswa KKN Undip.

Camat Pulosari, Ahmadi mengungkapkan bahwa perhelatan tersebut diharapkan dapat mengenalkan potensi wisata, UMKM maupun produk unggulan desa di wilayahnya. (Eva Abdullah)

 

 

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
PendidikanSeni Budaya

Puluhan siswa di Pemalang meriahkan kemah budaya

kemah budaya

Pemalang, Wartadesa. – Puluhan siswa-siswi SMA sederajad Kabupaten Pemalang mengikuti gelaran kemah budaya di obyek wisata Pantai Widuri. Perhelatan yang merupakan wahana untuk menumbuhkan kecintaan dan meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap warisan budaya dan cagar budaya tersebut digelar Senin-Selasa (09-10/12/2019).

Kemah budaya mengambil tema ”Mewujudkan generasi muda yang mandiri berdaya saing dan berkarakte” dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang,  Supa’at. Sebelum dilaksanakan pembukaan kemah budaya, para peserta upacara, disuguhi pagelaran drama musikal berjudul gebyar merah-putih yang disajikan secara apik oleh para siswa SLB Negeri 1 Pemalang.

Menurut Supaat, kemah budaya tahun ini merupakan langkah awal dalam proses mewujudkan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 dari pasal yang berkaitan dengan program pelestarian.

Supa’at berharap partisipasi para peserta dalam upaya pelestarian warisan budaya melalui pengalaman dan pengetahuan agar  mampu mengantarkan masyarakat kabupaten Pemalang sadar dengan budayanya. Supa’at menambahkan, dengan kegiatan kemah budaya dapat membuka pikiran dan wawasan bahwa di Kabupaten Pemalang memiliki potensi warisan budaya dan kearifan lokal luar biasa dan perlu dilestarikan.

Kemah budaya yang digelar diisi beragam kegiatan separti ceramah/saresehan sejarah lokal dan cagar budaya, permainan puzzle, pentas seni, kunjungan lapangan, menulis dan presentasi essai /artikel. (Eva Abdullah)

Terkait

[caption id="attachment_1326" align="alignnone" width="800"] Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

SDN Tangkilkulon raih juara 1 lomba MAPSI

Kedungwuni, Wartadesa. - SD Negeri Tangkilkulon, Kecamatan Kedungwuni - Pekalongan meraih juara pertama dalam lomba  Mata Pelajaran Agama Islam dan Read more

IPNU IPPNU Wonokerto bentengi diri dengan Densus Aswaja

PAC IPPNU Wonokerto menggelar kegiatan Densus Aswaja di Masjid Hidayatullah, desa Semut (15/10). Foto Wahidatul Maghfiroh/wartadesa Read more

selengkapnya
Seni Budaya

Brendung, kesenian magis asli Comal yang hampir punah

brendung

Mbak ayune si Brendung
Temuruna pumping sore
Widadari patang puluh
age-age padha ngranjinga
yen ngrajing padha pedhayana
yen wis pedhayan padhan jogeta…

mbok Brendung temuruno /

age-age mumpung sore /
nggawahojatu karma /
kramane sing anggawe /
sing nggawe katah lare /
lare nang undang dewa…

Suku Kaso di Desa Sarwodadi, Kecamatan Comal,kabupatem Pemalang, selama ini dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat sebagai Suku Saminnya Kabupaten Pemalang. Namun,seiring perjalanan waktu tradisi yang melingkupinya terkikis oleh kedatangan budaya modern. Padahal nilai-nilai luhur yang hendak disampaikan dari tradisi Suku Kaso, bukan hanya mampu mempersatukan antar warga akan tetapi juga mampu menyelaraskan serta mensikapi diri dengan alam. Saat ini,satu-satunya tradisi yang masih bertahan adalah kesenian tradisional Brendung.

Kesenian Brendung sendiri merupakan permainan boneka yang terbuat dari tempurung kelapa dan tubuhnya dari bambu. Boneka tersebut dirias sedemikian rupa, termasuk didandani ala wanita cantik, kemudian ditancapkan pada alas tampah (nyiru). Boneka wanita cantik konon melambangkan bidadari, atau menurut istilah setempat Brendung.

Dalam permainan Brendung yang dibantu wanita sebanyak 4 sampai 6 orang sebagai penyanyi, seorang pemimpin yang dinamakan ‘mlandang’ memainkan boneka bidadari sebagai pemeran utama dalam lakon tersebut. Para penyanyi ikut serta membantu memegang tali wanita cantik yang dilambangakan boneka bidadari itu keempat sisi bagian.

Kalau wanita cantik atau ‘mbok’ Brendung sudah menari-nari, maka tali yang dipegangi itu jadi terasa berat sekali. Ini menunjukkan kalau permainan Brendung itu telah berhasil. Memang kesenian Brendung ini mengandung permainan magis, sebab dalam setiap penampilannya selalu melibatkan roh halus yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang disebut mlandang tadi.

Apabila mlandang itu telah memberi roh kepada boneka cantik tersebut dengan mahluk halus yang dipanggilnya, maka permainan Brendung akan benar-benar ramai dan seru. Hal itu setelah didendangkan lagu-lagu pujian dengan syair-syair yang terdengar ‘unik’ ditambah suara tetabuhan dua buah kendang yang ditutupi kain hingga menimbulkan bunyi yang aneh serta sebuah kencrek yang menambah suasana gemeresek.

Mbok Brendung itu akan mulai beraksi dimulai dengan gerakan-gerakan yang sangat lemah, lalu semakin lama semakin kuat yang seolah-olah bak seorang penari yang sedang dimabuk tariannya. Dan bila lagu-lagu yang disenandungkan berisi syair-syair yang memujinya, maka mbok Brendung jadi melonjak-lonjak girang.

Syair-syair seperti ; mbok Brendung temuruno / age-age mumpung sore / nggawahojatu karma / kramane sing anggawe / sing nggawe katah lare / lare nang undang dewa… dsb, dst, itu nyanyian khas Brendung yang mereka alunkan. Disamping lagu-lagu tersebut, untuk membangkitkan semangat kekuatan magic dalam boneka, juga dialunkan lagu-lagu yang sifatnya wangsalan/pantun sehingga pertunjukkan kian semarak.

Kemudian ditawarkan kepada penonton, siapa yang akan atau berminat memegangi Brendung, dengan catatan jangan coba-coba menghina/mencaci maki boneka tersebut. Sebab, bila mengucapkan kata-kata yang bernada mengejek/menggodanya, meski pemeran utama itu hanyalah benda mati belaka, akan dapat menyerang dengan mengejar dan memukulinya.

Kesenian Brendung dilihat dari bentuknya memang dianggap kuno dan mengandung permainan magic. Karena dalam permainan kesenian tersebut memerlukan keahlian melibatkan roh halus kedalam boneka wanita yang melambangkan bidadari, agar sesuatu permohonannya dapat terkabul. Maksud dan tujuannya meminta kepada kekuatan ghaib, diantaranya sembuh dari penyakit, mendapatkan jodoh dan agar desa jauh dari marabahaya.

Sekarang kesenian Brendung dimainkan kadang-kadang saja, apabila dibutuhkan. Kesenian tradisional milik masyarakat Sarwodadi pada masa hidupnya dulu, merupakan hiburan masyarakat juga dan biasanya ditampilan sesudah musim panen.Terlebih pada zaman sekarang yang serba modern kesenian Brendung sudah dilupakan orang.

Memang bila dibandingkan dengan kesenian tradisional yang ada dan hidup di Kab. Pemalang seperti seni Kuntulan, Bolo Boso, Wayang Purnodan Tayuban, kesenian Brendung keadaannya lebih memprihatinkan. Kesenian yang sekilas mirip dengan seni Jaelangkung ini sekarang sudah tinggal dari peredarannya dan tak punya tempat lagi di hati masyarakat.

Hal ini disebabkan, disamping keadaan para tokoh sendiri sudah tidak ada, juga jumlahnya sudah hilang. Seperti mlandang Taban pada tahun 1990an adalah keturunan yang III dari pawang Tawi. Kesenian Brendung sendiri sudah ada sejak tahun 1800 dan ditemukan oleh seorang penduduk desa Sarwodadi yang bernama TAWI. Oleh masyarakat setempat kemudian Tawi dikenal sebagai pawang Brendung dan secara turun temurun generasi Tawi ini menjadi pawang Brendung.

Dalam memilih tempurung yang dilakukan oleh mlandang adalah kelapa yang besar dan bulat untuk dijadikan kepala mbok Bredung tidak sembarangan. Seorang mlandang bahkan harus bertapa segala dan memilih ‘cumplung’ (tempurung kelapa) yang jatuh pas pada malam jum’at Kliwon. Kemudian didandani cantik jelita bak bidadari, oleh pawang dibawa ketempat yang dianggap keramat dengan dilengkapi sesaji dan peralatan kecantikan, antara lain bedak, alat-alat make-up, kaca untuk berhias dll. Dengan dibacakan mantera-mantera sambil membakar kemenyan dengan maksud mendatangkan kekuatan magic yang akan dapat memasuki boneka tersebut.

Setelah dari tempat keramat, barulah pawang mementaskan Brendung yang diawali dengan meletakkan boneka tersebut di atas penampi/tampah dan ditemani lampu kecil (senthir). Menurut pawang Brendung kekuatan magic akan cepat memasuki boneka bila penyelenggaranya dilaksanakan pada waktu bulan purnama, tanpa sinar lampu yang menyoroti. Konon yang menjadi pantangan, apabila yang menjadi pawang bukan dari ahli waris Tawi akan banyak mendapatkan kesulitan dan gagal dalam penyelenggaraan kesenian tersebut karena sang boneka tidak mau menari-nari.

Selain di Pemalang, ternyata kesenian Brendung ada di wilayah Banjarnegara, dari laman http://budparbanjarnegara.com disebutkan bahwa Nyai Brendung adalah boneka yang dibuat dari siwur (gayung dari tempurung) dan bubu penangkap ikan yang dihias seperti boneka serta dengan asesoris bunga-bunga yang diikat dengan angking. Nyai Brendung dimainkan oleh warha setempat dengan tujuan untuk meminta datangnya hujan. Boneka Brendung bisa bergerak sendiri dengan permohonan seorang pawang disertai dengan beberapa sesaji dan dinyanyikan lagu/mantra. Tujuan diberikannya sesaji dan dinyayikan lagu/mantra yaitu untuk memanggil ruh-ruh gaib yang diiringi dengan musik lodong. Adapun peserta pemain Boneka Brendung terdiri dari 20 pemain putra dan 10 pemain putri. Meski demikian laman tersebut tidak memuat secara rinci, wilayah atau desa spesifik yang menyajikan kesenian magis tersebut. (Eky Diantara, dirangkum dari berbagai sumber)

Terkait
Ribuan santri dan walisantri meriahkan Panggung Gembira IMBS Miftakhul Ulum Pekajangan

Kedungwuni, Wartadesa. - Ribuan walisantri dan santri Pondok Pesanten International Muhammadiyah Boarding School (IMBS) Miftakhul Ulum Pekajangan di Desa Ambokembang Read more

Tebarkan syiar Islam, grup hadroh SMA Islam YMI tampil di Kajen

Kajen, Wartadesa. - Grup Hadroh SMA Islam YMI Wonopringgo, Syauqul Mustofa, kembali tampil dalam pembacaan maulid nabi dan solawat pada Read more

SID akan hibur warga Kota Santri malam ini

Kajen, Wartadesa. - Grub musik cadas asal Bali, Superman Is Dead (SID) malam ini, Jum'at (29/9) akan menggelar konser, menghibur Read more

Hendak ambil spanduk bekas, pria ini tewas tersetrum

Pemalang, Wartadesa. -  Nasib nahas menimpa Rohmat Kurniawan (33), salah seorang warga Kel.Bojongbata Kec. Pemalang yang mennggal dunia karena  tersetrum Read more

selengkapnya
Seni BudayaSosial Budaya

Mengenal Ritual Ageng Banyu Panguripan dalam Festival Wong Gunung

festival wong gunung

Pemalang, Wartadesa. – Gelaran Festival Wong Gunung, Desa Pulosari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang kembali dihelat dengan agenda utama Ritual Ageng Banyu Panguripan yang merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat air yang melimpah

Acara yang dimulai Sabtu (07/09) dimulai dengan acara Ebeg Jurangmangu, dilanjutkan dengan Pamundhutan Banyu Tuk Pitu, Ruwat Agung Banyu Panguripan, dan pada hari ini (Ahad 08/09) akan dihelat Kirab Agung Banyu Panguripan, Pinasrahan Agung, dan acara hiburan yang dimeriahkan oleh penyanyi papan atas, Ello dengan ditutup pesta kembang api pada malam harinya.

Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumas seperti kesenian kuda lumping. Tarian Ebeg menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh pemain Ebeg.

Menurut Wikipedia, kesenian Ebeg ini sudah ada sejak zaman purba tepatnya ketika manusia mulai menganut aliran kepercayaan animisme dan dinamisme. Salah satu bukti yang menguatkan Ebeg dalam jajaran kesenian tua adalah adanya bentuk-bentuk in trance (kesurupan) atau wuru. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.

Selain itu Ebeg dianggap sebagai seni budaya yang benar-benar asli dari Jawa Banyumasan mengingat didalamnya sama sekali tidak ada pengaruh dari budaya lain.

Pamundutan Banyu Tuk Pitu

Pamundutan banyu tuk pitu Merupakan prosesi pengambilan banyu panguripan di tujuh sumber mata air yang ada di Gunung Slamet. Prosesi ini dilakukan oleh para pendekar dari Desa Jurangmangu Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang dan dipimpin langsung oleh Juru Kunci Gunung Slamet. Acara ini merupakan pembuka Ritual Agung Banyu Panguripan dalam Festival Wong Gunung 2019.

Ruwat Agung Banyu Panguripan

Ruwat Agung Banyu Panguripan merupakan prosesi Banyu Panguripan yang telah diambil akan disatukan oleh penggowo Desa Jurangmangu. Prosesi ini diiringi ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dibagikan ke 12 lodong oleh penggowo 12 desa. Selanjutnya, disemayamkan dengan dikelilingi 99 obor.

Kirab Agung Banyu Panguripan

Setelah disemayamkan, Banyu Panguripan dibawa oleh 12 Putri Banyu Panguripan dan diarak 12 Kepala Desa serta ribuan warga Kecamatan Pulosari. Seluruh pengarak menggunakan pakaian tradisional Jawa dan membawa hasil bumi yang dirangkai menjadi gunungan.

Pinasrahan Banyu Panguripan

Sebagai puncak acara dari Ritual Agung Banyu Panguripan, Pinasrahan dilakukan oleh 12 putri yang membawa Banyu Panguripan dan diserahkan kepada 12 Kepala Desa. Tujuan untuk segera dibawa kembali ke desa masing-masing.

Manunggaling Banyu Panguripan

Setelah di Pinasrahkan, Banyu Panguripan dituangkan ke mata yang ada di desa sebagai simbol keprihatinan sekaligus rasa syukur terhadap keadaan air yang ada di Kecamatan Pulosari. Prosesi ini menjadi penutup Ritual Agung Banyu Panguripan. (Eky Diantara/Eva Abdullah dengan tambahan berbagai sumber)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Seni BudayaSosial Budaya

AMM Pencongan gelar aksi teaterikal sejarah Tugu Pentjongan

aksi teaterikal

Wiradesa, Wartadesa. – Aksi unik berupa teaterikal sejarah Tugu Pentjongan ditampilkan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Pencongan, Kecamatan Wiradesa dalam sebuah gelaran Kirab Budaya Wiradesa, Jum’at (06/09) lalu.

Aksi teaterikal yang dihelat untuk memeriahkan Kirab Budaya Wiradesa tersebut, Angkatan Muda Muhammadiyah pencongan  mengangkat sebuah cerita teatrikal sejarah pertumpahan darah yang terjadi di sekitar sungai Sengkarang (Pencongan–dulu Penjongan).

Dalam cerita sejarah, sekitar tahun 1940-an terjadi peristiwa memilukan, yakni pembantaian bebrapa pemuda dan ulama yang disaksikan oleh masyarakat setempat karena tidak mau sejalan dengan Belanda waktu itu.

Dalam peristiwa itu, muncul sosok ulama di Kelurahan Bener yang bernama Kyai Muchtar, pada zaman itu terkenal dengan kesaktianya. Masyarakat mengenal kesaktianya karena Belanda selalu gagal dalam menangkap beliau, meskipun usianya sudah tua. Ia lihai mengelabui Belanda.

Dalam pentas teaterikal tersebut Angkatan Muda Muhammadiyah Pencongan membawa pesan kepada anak muda untuk tidak melupakan peristiwa tersebut.

“Kegiatan ini kami sengaja angkat karena banyak masyarakat, terutama kaum muda tidak tahu sejarah yang memilukan tersebut. Sejarah dimana beberpa pemuda dan ulama dibantai dengan sadis dihadapan masyarakat setempat karena tidak mau sejalan dengan belanda….” Tutur Zaenal Holis, salah satu anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Pencongan, Jum’at (06/09).

Kirab Budaya Wiradesa diikuti oleh semua kelurahan se kecamatan Wiradesa, ormas dan beberapa instansi pemerintah lainnya.

Peserta terlihat sangat antusias dan bersemangat dengan mengenakan berbagai macam kostum, mulai dari kostum batik karnival, busana adat, pejuang, pendekar dan lain-lain. Dengan tema dan ikon masing-masing, para peserta menunjukan kreativitas dan inovasinya, hal ini sesuai dengan tujuan diadakannya acara ini.

Dalam gelaran tersebut terpilih sebagai pemenang berdasarkan hasil penilaian para juri dari DKD Kabupaten Pekalongan, DKKP Kota Pekalongan dan Kobuira, sebagai berikut,
Juara I : Desa Wiradesa
Juara II : Desa Delegtukang
Juara III : Kelurahan Mayangan
Juara Harapan I : Desa Kampil
Juara Harapan II : Desa Warukidul
Juara Harapan III : Kelurahan Gumawang (.*.)

Kontributor : Fauzan Amin

 

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Seni BudayaSosial Budaya

Tradisi Goro Suro dan penganut Kepribaden

goro suro

Karanganyar, Wartadesa. – Pelibatan masyarakat adat dalam peringatan satu Suro dan memperingati Hari Jadi ke-397 Pemkab Pekalongan, digelar dengan acara Goro Suro di Desa Legok Kalong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Ahad (01/09) lalu.

Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi yang hadir dalam gelaran tersebut mengungkapkan bahwa Goro Suro merupakan upaya nguri-uri (melestarikan) budaya. “Ini bagian dari upaya nguri-nguri budaya Jawa, meskipun ada beberapa kekurangan,”  ujarnya.

Asip mengucapkan terima kasih kepada para penganut Kepribaden dalam mempertahankan budaya Jawa agar tetap eksis, dengan melibatkan mereka dalam acara doa bersama antar umat beragama pada Peringatan Hari Jadi ke-397 Kabupaten Pekalongan.

Menurut Asip, falsafah Jawa jika dilaksanakan mampu menjadikan manusia seutuhnya dan dengan nguri-uri budaya Jawa, akan mengembalikan entitas orang Jawa.

“Dalam falsafah Jawa dikenal dengan karakter adigang, adigung, adiguno. Padahal jika kita mampu mengalahkan sifat adigang, adigung, adiguno akan timbul sifat lemah lembut, sopan, ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake,”  kata Asip.

Untuk nguri-uri budaya, Pemkab Pekalongan akan menggunakan bahasa Jawa dala upacara maupun kegiatan pemerintahan tiap hari Kamis, lanjut Asip.

Asip berharap kegiatan Goro Suro terus dilakukan turun-temurun sebagai ikhtiar dalam menjaga tradisi budaya Jawa. “Ini sebagai pengingat bahwa orang tua kita dahulu memiliki penanggalan Jawa atau pranatan yang pantas disandingkan dengan penanggalan lainnya,” lanjutnya.

Dikutip dari Tirto id, penghayat Kapribaden tak memiliki kitab suci. Mereka hanya mengacu pada buku tuntunan mencapai kesempurnaan sejati yang ditulis pinisepuh Wahyono Raharjo.

Penghayat kapribaden mengajarkan lima gaib dan lima tindakan. Setiap warga Kapribaden yang dianggap mumpuni memiliki dua nama, yakni nama bagi fisik dan rohnya. Manusia secara fisik akan menjadi tua dan mati, tapi bagi mereka, roh tetap abadi. Mereka diajarkan untuk mereduksi sifat buruk dengan berlaku sabar, menerima, welas asih, dan tulus terhadap sesama.

Buku pedoman mencapai kesempurnaan sejati  ditulis oleh pinisepuh Wahyono Raharjo. Sebelum meninggal pada 1981, sesepuh paguyuban, Herucokro Semono yang dipanggil romo, mewariskan kepemimpinan kepada Wahyono Raharjo dan Hartini Wahyono—keduanya disebut pinisepuh. Secara simbolik romo memberikan pusaka tongkat komando kepada kedua pinisepuh itu. Ini tanda peralihan kekuasaan untuk memimpin penganut Kapribaden dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jakarta. (Eva Abdullah dengan tambahan sumber dari Tirto.id)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya