close
Lingkungan

Masif Perusakan Hutan Gunung Prau, Warga Tulis Surat Terbuka

6
Kondisi Hutan Lindung Gunung Prau Kendal akibat alih fungsi tanaman semusim. Foto: An Rondi, Aktivis Lingkungan setempat
  • Kondisi Hutan Lindung Gunung Prau Kendal akibat alih fungsi tanaman semusim. Foto: An Rondi, Aktivis Lingkungan setempat

MASIFNYA perusakan hutan lindung Gunung Prau  oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab. Membuat An Rondi, salah seorang warga yang juga aktivis lingungan setempat menulis surat terbuka buat Bupati Kendal,

Dalam surat terbuka yang diunggah di media sosial Facebook, Rondi mengungkapkan bahwa warga pecinta Gunung Prau menemukan beberapa titik kerusakan hutan lindung (HL) Gunung Prau akibat alih fungsi lahan tanaman semusim, perburuan satwa yang dilindungi dan perburuan tanaman gunung untuk dijadikan bonsai.

Menurut warga, apabila kerusakan hutan beserta habitanya terus dibiarkan oleh pengambil kebijakan, dalam hal ini bupati, maka hutan lindung akan rusak. Akibatnya mata air menjadi kering di sepanjang hulu Kaliterong. Hingga menyebabkan kekeringan dan kekurangan air bersih di beberapa dusun sekitar gunung di kaki Gunung Prau seperti wilayah Plantungan, Dusun Bongkaran, Tambirejo; wilayah Sukorejo meliputi Dusun Nguwok, Gamblok dan desa-desa Sukorejo bagian atas.

Rondi juga mengkritisi akibat alih fungsi tanaman hutan menjadi tanaman semusim, saat musim hujan, material tanah akan terbawa air ke sungai dan menjadi penyebab pendangkalan sungai di daerah bawah.

Hal yang paling krusial, yakni pengambilan air pada sumber mata air pegunungan yang  belum ada perjanjian kerjasama dengan Perum Perhutani, acapkali menimbulkan konflik horisontal antar warga. Pengambilan air untuk kebutuhan sehari-hari warga di kaki Gunung Prau seharusnya tetap memperhatikan kelestarian hutan lindung.

Berikut tulisan lengkap surat terbuka tersebut,

Pak Bupati Dico Ganinduto yang terhormat, sebelumnya mohon maaf karena beberapa hal saya beranikan diri menulis ini. Saya memahami betapa banyak sekali tanggungjawab sebagai BUPATI KENDAL, akan tetapi meskipun pada akhirnya ini menambah beban panjenengan, saya sampaikan karena masalah ini jelas bukan kapasitas kami sebagai rakyat biasa yang menyelesaikan, akan tetapi butuh sentuhan kebijakan Pemda untuk menuntaskannya dengan harapan segala sesuatu yang kami khawatirkan tidak akan terjadi dikemudian hari.

Ini tentang masalah klasik gunung prahu :

  1. Hutan Lindung Gunung Prahu yang dibeberapa tempat dirusak oleh oknum yang kurang bertanggungjawab.
    • Kami menemukan beberapa titik kerusakan HL Gunung Prahu berupa : Alih Fungsi lahan (HL jadi lahan tanaman semusim, berubah jadi tanaman kopi), perburuan satwa (burung, hewan dilindungi, dll), perburuan tanaman gunung untuk bahan bonsai.
    • Pendapat kami jika hal ini terus dibiarkan, HL akan semakin rusak akibatnya mata air sudah banyak yang kering di sepanjang hulu kaliterong, beberapa dusun sempat kekeringan yang berada di kaki gunung prahu (wilayah Plantungan : Dusun Bongkaran, Dusun Tambirejo, wilayah sukorejo : Dusun Nguwok, Dusun Gamblok, Desa – desa sukorejo bagian atas) Dusun yang kekeringan ini menggunakan air minum yang keruh jika musim hujan dan kekeringan di musim kemarau, karena pengambilan airnya tidak murni dari mata air tetapi dari aliran kaliterong yang kadang juga menampung air hujan yang sudah melewati lahan pertanian. Pak bupati bisa cek ke lokasi untuk melihat kualitas air yang digunakan warga.
    • Yang kedua jika HL rusak akan semakin banyak material tanah yang terbawa hujan sehingga menjadi endapan di sungai daerah bawah.
  2. Pengambilan Mata Air
    • Dihulu Kaliterong dan kali lampir terjadi pengambilan air (yang menurut informasi yang kami dapatkan) belum ber PKS dengan perhutani sehingga yang beberapa kali terjadi konflik antara warga di sebelah utara gunung dengan pengambil air dari sisi utara. pada dasarnya kami tidak mempermasalahkan pengambilan airnya, hanya saja kita harus sama sama menjaga HL agar tetap lestari, agar tetap menjadi area resapan untuk mata air, agar tetap menjadi sumber keseimbangan kehidupan, akan tetapi kita bisa lihat keadaan HL prau yang semakin hari semakin berkurang, puncak prahu yang semakin seperti lapangan karena aktivitas pariwisata di puncak sana, dll.
    • Air gunung dari sisi utara gunung yang dialirkan ke sisi selatan dan barat gunung bukan hanya untuk minum, akan tetapi digunakan untuk penyiraman pertanian. Hal ini bisa jadi suatu saat nanti akan memicu konflik yang berkepanjangan jika tidak segera diselesaikan, karena sisi utara gunung saat hutan semakin rusak debit air akan turun drastis bahkan mengalami kekeringan.

Sementara cukup dulu pak bupati keluhan saya ini, mohon dengan sangat bisa ditanggapi, kami siap bersama – sama menyelesaikan permasalahan ini, karena kemampuan kami sangatlah terbatas, kemampuan kami hanya sebatas menanam dan menanam dan kami usahakan untuk tidak menyerah meskipun tanaman kami kemarin akhirnya harus berubah lagi menjadi tanaman semusim kembali. (Buono)

Terkait
Pasien miskin yang dipulangkan RSUD Soewondo akhirnya meninggal

Kendal, Wartadesa. - Toha (60),  pasien miskin, pemegang Kartu Indonesia Sehat, warga Rt. 05 Rw. 03 Dusun Wonokerto, Desa Sendangdawung Read more

Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

Dua Kelurahan kekeringan, Kota Pekalongan darurat bencana kekeringan

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2017. Penetapan tersebut Read more

Tags : gunung prauhutan lindungKendal