Pekalongan, Wartadesa. – Sedikitnya 3.700 warga terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan dan 2.351 warga Kota Pekalongan masih bertahan di beberapa titik pengungsian, akibat banjir yang merendam hampir tiga pekan.
“Saat ini total pengungsi sudah berkurang, namun jumlahnya masih 3.700 lebih. Kondisi mereka baik dan logistik terpenuhi. Pemkab Pekalongan sudah menyiapkan periode kedua tanggap darurat karena melihat kondisi masih belum memungkinkan,” ujar Asip Kholbihi, Bupati Pekalongan saat meninjau rumah pompa di Pecakaran dan tanggul Wonokerto, Selasa (23/02).
Meski pintu dan tanggul Sungai Mrican telah dibuka pada Senin lalu, kondisi air hingga Selasa setinggi 50 centimeter. Masih tingginya air yang menggenang disebabkan oleh kekurangan pompa air yang beroperasi akibat rusak.
“kita juga mengecek pompa yang ada di Desa Pecakaran dan hasilnya dari tiga pompa, namun yang berfungsi cuma satu sedangkan dua lainya rusak. Tapi kita sudah menghubungi BBWS agar segera ada perbaikan,” lanjut Asip.
Menurut Asip, jika air yang ada di longstorage (bangunan penahan air yang berfungsi menyimpan air di dalam sungai, kanal dan atau parit pada lahan yang relatif datar dengan cara menahan aliran untuk menaikkan permukaan air sehingga cadangan air irigasi meningkat_red.) dipompa ke Sungai Sengkarang, kemudian ketinggian dibawah air yang di Selatan tanggul, yakni pemukinan maka juga akan berpengaruh dengan situasi digenangan.
Kedepan, lanjut Asip, Pemkab sudah melakukan kajian matang, untuk bagaimana mengantisipasi supaya tidak terjadi banjir terutama dalam menghadapi musim hujan yang ekstrim. “pengerjaan tanggul darurat belum selesai 100 %, tinggal menunggu pembangunaa pintu di Sungai Mrican, jadi masih ada beberapa kendala teknis,” jelasnya
Sementara itu, jumlah pengungsi di Kota Pekalongan yang masih bertahan sebanyak 2.351 jiwa yang tersebar di 21 lokasi pengungsian di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat dan 18 lokasi pengungsian di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara.
Untuk wilayah Pekalongan Barat, berada di aula Kecamatan Pekalongan Barat. Jumlahnya masih 260 jiwa. Masjid Al Karomah (200 jiwa), aula SMK 2 (264 jiwa), dan aula SMK 3 (220 jiwa).
Sedangkan di Kecamatan Pekalongan Utara, para pengungsi masih bertahan di GOR Jetayu (166 jiwa), aula Melati Kelurahan Kandang Panjang (116 jiwa) dan Mushola Al Karim Bandengan (137 jiwa).
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha menuturkan, wilayah terdampak banjir berkurang. “Untuk wilayah terdampak sudah berkurang, kini jadi sembilan kelurahan di dua kecamatan, Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara,” tuturnya.
Dimas menambahkan, ketinggian air di Kelurahan Pasirkratonkramat dan Tirto 40-60 cm. Sementara di Kecamatan Pekalongan Utara masih ada tujuh kelurahan terdampak, meliputi Kelurahan Panjang Wetan, Panjang Baru, Kandang Panjang, Padukuhan Kraton, Krapyak, dan Degayu. Banjir masih menggenangi wilayah-wilayah tersebut setinggi 20-40 cm.
Pemerintah Kota Pekalongan telah memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat banjir, dari yang semula berakhir pada 20 Februari 2021, diperpanjang 14 hari sampai 6 Maret 2021. (Bono)