Kajen, Wartadesa. – Usai vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan (nakes) di Kota Santri, Pemkab Pekalongan akan melakukan vaksinasi kepada warga. Total warga yang tedata sebanyak 605.991 orang. Nantinya warga yang sudah divaksin akan mendapatkan barkode sebagai bukti bahwa ia sudah divaksin.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro, beberapa waktu lalu. Ia mengungkapkan bahwa vaksinasi kepada warga, gratis, “vaksin Covid-19 ini gratis, dibiayai oleh Pemerintah. Pelayanan vaksinasi berada di Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas),” ujarnya.
Vaksinasi perdana dilakukan pada tanggal 25 Januari 2021 di RSUD Kesesi, diikuti Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Kapolres Pekalongan, Dandim 0710 Pekalongan, Ketua DPRD, Kajari, Ketua MUI, FKUB, KNPI, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan. Dilanjutkan dengan vaksinasi tenaga kesehatan di berbagai Puskesmas se- Kabupaten Pekalongan.
208 Nakes Kota Pekalongan belum divaksin
Sementara itu, vaksinasi di kota Pekalonan tahap I, putaran pertama tanggal 25-28 Januari 2021 menyisakan 208 tenaga kesehatan yang belum menjalani vaksinasi lantaran memiliki komorbid (penyakit penyerta) maupun sakit. Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, dr Slamet Budiyanto, Jum’at (29/01).
“Secara kumulatif sekitar 200 an nakes yang belum melakukan vaksinasi, kami beri waktu dua hari agar seluruh puskesmas dan RS untuk mengecek kembali. Sehingga, bagi yang sudah terdaftar dan sudah mendapatkan e-tiket namun belum melakukan vaksinasi untuk segera dilakukan pelacakan dan dihubungi untuk mendapatkan vaksinasi bisa di RS maupun puskesmas,” tutur Budiyanto.
Menurut Budiyanto sebanyak 2.334 tenaga kesehatan (nakes) atau sekitar 74.43% telah disuntik vaksin Covid-19 dari total sasaran 3.144 nakes. Menurutnya hingga saat ini belum ada nakes atau tokoh masyarakat yang divaksin mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat ataupun gejala serius.
Vaksinasi putaran kedua akan dilakukan mulai tanggal 8 Pebruari mendatang dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan. (Bono)