Kajen, Wonopringgo, – Paska dikirimkannya surat pengunduran diri Persekap Kabupaten Pekalongan dari Liga 3 Jawa Tengah, kini beredar spanduk ajakan Konferensi Luar Biasa (KLB) Askab PSSI Kabupaten Pekalongan. Pantauan dilapangan, spanduk pertama beredar pada Jum’at pagi di atas ‘underpass’ tol Pekajangan. Namun siang harinya spanduk tersebut sudah hilang.
Wartadesa yang melihat spanduk tersebut pada pagi hari, belum sempat mendokumentasikan, namun beberapa warga yang ada di seputar ruas tol Pekajangan, mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut.
Siang harinya, saat Wartadesa hendak mendokumentasikan spanduk tersebut, ternyata spanduk sudah tidak berada di lokasi semula. Pekerja pemasangan kabel yang bekerja di lokasi mengatakan tidak tahu siapa yang mencabut spanduk tersebut. Salah seorang pekerja mengatakan, kemungkinan spanduk ‘kawur‘ (tersibak kedalam jalur tol), namun dari pantauan, spanduk tersebut sudah tidak berada di tempatnya.
Spanduk senanda, pagi ini kami temukan di pertigaan Sedayu, Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Spanduk betuliskan “Revolusi Askab, #Segerakan KLB” terpasang di bawah baligho foto Bupati Pekalongan. Warga di sekitar pertigaan Sedayu mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut.
Sementara itu, Imam Chasani, suporter Persekap yang kami hubungi mengungkapkan tidak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut. “Ternyata surat resmi pengunduran diri sudah dikirim hari Kamis sebelum aksi, kami tahu hal terkait surat resmi (pengunduran diri Persekap dari Liga 3) pada Jum’at malamnya. Tetapi pastinya siapa yang pasang spanduk tersebut saya sendiri tidak tahu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Ahad (23/06).
Terkait dikirimkannya surat resmi pengunduran diri Persekap dari Liga 3 Jawa Tengah, Imam mengaku bahwa suporter Persekap tengah menunggu Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, pulang dari kunjungan kerjanya di luar negeri.
“Ini kita lagi nunggu beliaunya pak bupati pulang terkait audiensi. Kami seporter berharap klub dibawah naungan Askab bisa melihat hal ini untuk bisa menjadi pembelajaran untuk kemajun sepakbola Kabupaten Pekalongan dengan harapan KLB, tapi semuanya kami serahkan ke klub angota Askab,” lanjut Imam.
Imam menambahkan, suporter Persekap hanya bisa menyuarakan KLB, lantaran mereka tidak punya suara. Karena KLB merupakan hak dari seluruh anggota Askab. “Harapan kami (para) suporter adalah KLB, terkait ditariknya Pesekap dari Liga 3, tapi kami hanya bisa menyuarakan terkait hal itu, karena KLB adalah hak dari seluruh anggota Askab yaitu klub divisi 1 dan 2, dengan mengajukan mosi tidak percaya.” Ujarnya.
Imam mengaku, hingga saat ini, suporter Persekap belum diajak ‘berbicara’ Askab terkait pengunduran diri dari Liga 3 Jateng tersebut. “Belum ada om (ajakan untuk bertemu), tapi disurat adiensi ke bupati, kami meminta untuk Askab, DPRD, Koni, Dinpora, Bapeda untuk bisa dilibatkan. Harapan kami pak bupati cepat merespon permohonon audiesi kami, untuk kemajuan sepakbola Kabupaten Pekalongan kedepan,” pungkasnya. (Eva Abdullah)