close
Hukum & Kriminal

Perang Sarung di Pemalang Bukan Budaya Urban

perang sarung
Poster ajakan untuk menolak dan bubarrkan perang sarung di Pemalang. Foto: Headline News Pemalang

Pemalang, Wartadesa. – Kriminalisasi remaja begitu cepat menyebar. Jika klitih di Yogyakarta yang menyebabkan korban meninggal, menggunakan sarung untuk menyimpan senjata tajam. Di Semarang, tantangan perang sarung lewat media sosial membuat Polrestabes Semarang mengamankan sembilan remaja. Mereka diamankan lantaran terlibat perang sarung atau tawuran. Fenomena serupa terjadi di Pemalang. Beredar di media sosial @explorepemalang, segerombolan remaja tawuran menggunakan sarung. Salah seorang menjadi korban pengeroyokan.

Explore Pemalang menulis caption dalam video tersebut “Perang sarung berujung gelut. Primen kiye lur?” Postingan tersebut kini viral dengan 159 komentar dan ditanggapi oleh 2.146 warganet.

Kapolsek Pemalang, AKP Kabul Santoso mengungkapkan bahwa tawuran sarung terjadi pada Senin malam  (04/04/2022) antar remaja asal Kebondalem dan Pelutan. Menurutnya pihak kepolisian telah mengamankan tujuh sampai delapan remaja yang terlibat tawuran sarung tersebut ke Mapolres Pemalang.

Kabul menebut bahwa para remaja yang diamankan kemudian diberikan pembinaan, agar tidak mengulang lagi perbuatannya. Pihak Polres juga mengumpulkan tokoh pemuda dan pemerintah dua kelurahan yang terlibat dalam tawuran sarung. Kedua-belah pihak diminta untuk membina dan mengawasi remaja di wilayahnya.

“Kami sudah pertemukan keduanya untuk mencegah dan mengantisipasi keributan (remaja) seperti itu terulang lagi.” terang AKP Kabul Santoso.

Bukan Tradisi Urban

Pengakuan dari remaja yang terlibat dalam perang sarung mengaku bahwa apa yang mereka perbuat merupakan tradisi. Sebenarnya bukan tradisi masyarakat urban/perkotaan, perang sarung merupakan kebiasaan buruk yang bisa menimbulkan korban.

Tantangan tawur sarung memang sedang marak, dari Semarang hingga Pemalang. Ayo bareng-bareng kita jaga anak-anak kita, kita lindungi lingkungan dari maraknya tren salah kaprah, perang sarung sebelum memakan korban. Sekali lagi ini bukan budaya, mari kita jaga kota Pemalang tenteram dan adem. Ajak postingan media sosial Headline news Pemalang. (Buono)

Terkait

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Warga terdampak tol mulai pindah

[caption id="attachment_1331" align="aligncenter" width="768"] Warga terdampak tol di desa Bulakpelem, Sragi ini mulai membongkar rumahnya secara swadaya. (15/10) Foto : Read more

Angaran Pilkades Rembang telan 1.5 miliar

[caption id="attachment_1372" align="alignnone" width="717"] Ilustrasi: Rembang akan melaksanakan pilkades bagi 43 desa secara serentak pada 30 Nopember 2016 mendatang. Rembang, Read more

Tags : pemalangperang sarungtawur sarung