close
Hukum & KriminalSosial Budaya

Petani Desa Loning Pemalang tolak mesin potong padi modern

mesin potong padi combine

Pemalang, Wartadesa. – Kemajuan teknologi kadang menggerus tenaga kerja. Seperti yang dialami warga Desa Loning Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, hadirnya mesin potong padi modern, model combine, dikeluhkan petani karena mengurangi pendapatan buruh ‘nggebyok’ (perontok padi tradisional).

Warga menolak kehadiran mesin perontok modern jenis combine dari luar daerah, demikian terungkap di balai desa setempat, Selasa (1/8).

Salah satu perwakilan petani desa setempat mengungkapkan bahwa pihaknya menolak mesin pemotong modern dari desa lain maupun daerah lain yang dibawa oleh juragan padi. Petani hanya memperbolehkan mesin pemotong padi modern dari bantuan pemerintah dan milik warga desa Loning.

“Combine yang boleh masuk dan melakukan panen padi adalah Combine bantuan pemerintah dan milik warga Desa Loning,” ungkap Disman, salah seorang petani setempat.

Sementara itu, Rofik, Kaur Pemerintahan Desa Loning berjanji akan menyampaikan kepada operator mesin perontok padi modern dari desa lain maupun bawaan dari juragan padi luar daerah untuk tidak membawa mesin perontok padi modern.

Waka Polsek Petarukan Iptu M Subagiyo mengarahkan agar dilakukan pemetaan wilayah, mana yang boleh didatangkan mesin perontok padi modern dari daerah lain dan mana yang tidak boleh.

M. Subagiyo menambahkan agar warga tidak berlaku anarkis dalam bertindak menolak hadirnya mesin perontok padi modern dari daerah lain. (WD, Humas Polres Pemalang)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

Tags : combinemesin perontok padi