Paninggaran, Wartadesa. – Cuaca ekstrim berupa curah hujan yang tinggi diperkirakan bakal terjadi pada Maret 2021 mendatang. Hal tersebut akan berdampak bagi empat wilayah daerah atas Kota Santri, yakni, Petungkriyono, Paninggaran, Lebakbarang dan Kandangserang. Lempengan tanah pada empat wilayah tersebut sama, keempatnya memiliki masalah yang sama berupa tanah bergerak, dan longsor.
Antisipasi Pemkab Pekalongan yang akan dilakukan dalam menghadapi cuaca ekstrim tersebut, yakni dengan memasang lebih banyak EWS (early warning system–sistem peringatan dini). “Karena itu sangat penting bagi para kepala desa se-Paninggaran ini nanti akan kita perbanyak EWS-nya daerah-daerah yang kemarin ada longsoran,” ujar Asip Kholbihi, Bupati Pekalongan, Senin (04/01) di aula Kecamatan Paninggaran dalam acara pembinaan kepala desa se-kecamatan Paninggaran.
Asip menyebut bahwa emat kecamatan daerah atas masuk dalam peta bencana regional Jawa Tengah. “Daerah tersebut pelu diperhatikan, kami meminta para kades harus terus (memperhatikan), sekecil apapun perubahan yang terjadi di struktur geografis masyarakatnya agar dilaporkan.” Ujarnya.
Asip juga meminta agar para kepala desa memberikan pemahaman yang betul terhadap warga, tentang bagaimana menghadapi persoalan-persoalan seperti longsor maupun angin (mitigasi bencana_red).
Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0710/Pekalongan Letkol CZI Hamonangan Lumban Toruan meminta kerjasama para lurah dan camat memulai mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayahnya.
“Di kampung kita Paninggaran ini, mulai hari ini saya mengajak khususnya para lurah, kita sampaikan kepada warga yang belakang rumahnya ada tebing yang curam ataupun yang rawan longsor, itu sebelum terjadi longsor ayo kerahkan gotong royong. Saya juga sudah perintahkan Babinsa untuk turun tangan membantu kesulitan masyarakat,” ajak Dandim Hamonangan.
Dandim juga mengungkapkan pihaknya akan memonitor seluruh situasi yang terjadi di wilayah dan telah menyiapkan personel siaga. (Buono)










