Pemalang, Wartadesa. – Misayati (46) merasa ‘ngenes’ (Jawa: sedih) jika melihat kondisi kakak beradik Sae Sahbidin (19) dan Aleka (25). Kedua putra yatim warga Desa Kedungbanjar, Rt. 02/01, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang tersebut mengalami keterbelakangan mental sejak lahir.
Misayati yang hanya ibu rumah tangga, harus menanggung beban keluarga lantaran sang suami, Gimin telah pergi menghadap Sang Khalik. Keterbatasan kondisi ekonomi Misayati membuat kedua orang putranya tidak dibawa ke rumah sakit untuk berobat. Meski sebelumnya berbagai cara pengobatan sempat dilakukan, namun kedua putranya belum sembuh.
Kepada kontributor Wartadesa, Misayati meminta tolong agar anaknya bisa berobat. Dia berharap ada donatur yang terketuk hatinya yang bersedia berbagi rejeki demi pengobatan kedua anaknya.
“Kulo nyuwun tulung kalean njenengan … mbok lare kulo ben saged berobat…. Bapakke lare mpun sedo….Kulo bingung bade berobat teng pundi, wong ngge dahar mawon kulo pas-pasan (Saya minta tolong, agar anak saya bisa berobat. Bapaknya sudah meninggal. Saya bingung mau berobat kemana, untuk makan saya pas-pasan),” ujar Misayati, Jum’at (26/04).
Kaur Pemerintahan Desa Kedungbanjar, Sukirno yang dihubungi kontributor Wartadesa mengaku belum ada langkah dan solusi dari pemerintah desa setempat.
“Dari desa (pemerintah desa) belum ada langkah dalam menangani, baik solusi untuk pengobatan maupun rekomendasi ke pemda terkait hal ini (sakitnya dua anak Misayati), akan tetapi desa sudah memberikan fasilitas BPJS gratis dan bantuan PKH untuk meringankan keluarga Bu Misayati.” Ujar Sukirno.
Sukirno menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan kadus setempat untuk mengetahui kondisi sebenarnya Sae Sahbidin dan Aleka, “Insya Allah secepatnya kita koordinasikan kepihak kadus yang tahu betul tentang permasalahan ini,” pungkas Sukirno. (Eky Diantara)