close
rembug-rakjat-pekalongan

Buaran, Wartadesa. – Pesantren harus menjadi trend-setter atau leading sector dalam kebangkitan ekonomi di wilayah Pantura Jawa Tengah. Artinya, kota-kota ini (Batang, Kota dan Kabupaten Pekalongan -red.) harus bisa menjadi tujuan pendidikan pesantren bagi orang luar daerah. Demikian disampaikan Anang Rikza Masyhadi dalam pertemuan Remboeg Rakjat Pekalongan, yang digelar di Gedung Pertemuan KH. Djunaid Buaran, Kota Pekalongan, Kamis, (15/12) lalu.

Pesantren harus menjadi trend-setter dalam kebangkitan ekonomi. Demikian disampaikan Anang Rikza Masyhadi dalam Remboeg Rakjat Pekalongan di gedung pertemuah KH. Djunaid Pekalongan.
Pesantren harus menjadi trend-setter dalam kebangkitan ekonomi. Demikian disampaikan Anang Rikza Masyhadi dalam Remboeg Rakjat Pekalongan di gedung pertemuah KH. Djunaid Pekalongan.

Karena pesantren itu unik, tambah Anang, yaitu sifatnya yang lintas terirotial. Padahal untuk sekolah umum setingkat SMP/SMU biasanya hanya lokal, tapi pesantren ini lintas teritorial. Maka, kalau pesantren bisa didorong maju, kedepan yang nyantri akan datang dari berbagai penjuru nusantara bahkan dunia. Ini potensi.

“Dampaknya pasti ke ekonomi. Ini merupakan konsekuensi logis dari keberadaan pesantren.” Ujar Anang. Dengan sistem pendidikan 24 jam, sebetulnya efek ekonominya sangat luar biasa. Di pesantren, selain belajar dan mengaji, santri makan, tidur, mandi, dan bermainnya juga di pesantren. Maka, menurut hemat saya pesantren itu sekaligus menjadi pasar. Tambahnya.

Dalam konteks santri, ujung kepala sampai ujung kaki melahirkan pasar. Karena semua kebutuhannya harus terpenuhi. Selanjutnya, pasar akan mendorong lahirnya industri. Inilah yang saya sebut industri pesantren. Anang mencontohkan, setiap kepala santri akan melahirkan industri, peci, potong rambut, sampo, jilbab, dll. Bahkan mulut banyak indsutrinya seperti makanan, minuman, jajanan, cemilan, sikat gigi, pasta gigi, dll. Belum lagi pakaian santri, sampai kepada tempat tidurnya, lemarinya, hingga ke sandalnya.

“Inilah potensi internal pesantren. Masyarakat dan pesantren harus bekerja sama menangkap peluang ini. Ini harus menjadi agenda strategis umat. Ke depan, pesantren harus menjadi leading sector kebangkitan ekonomi umat.” Ujar Anang.

Dalam kesempatan tersebut, Pengasuh Pondok Modern Tazakka Batang ini berharap bahwa, semua ini harus dilakukan secara berjamaah, kolaborasi, dan sinergi. Semua kekuatan umat harus disatukan, shafnya harus dirapatkan sehingga wacana kebangkitan ini bukan sekedar obrolan tiada makna, tetapi tindakan. Tinggalkan segala egosentrisme golongan, lintas ormas, lintas warna, lintas sektoral.

Acara yang diikuti oleh 2 ribu peserta dari ulama, Pemerintah Daerah, saudagar, profesional, LSM dan lain-lain ini berlangsung meriah. ***(Bono)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Tags : ekonomikebangkitan ekonomipesantrenremboeg rakjat pekalongan