close

Lingkungan

Lingkungan

Ekowisata Mangrove Mulyoasri Tanam 13.000 Pohon untuk Dukung Program Mageri Segoro

mulyoasri

Warta Desa, Pekalongan, 15 Oktober 2025 – Ekowisata Mangrove Mulyoasri menanam sekitar 13.000 pohon mangrove jenis Rhizophora mucronata di lahan seluas kurang lebih 25 hektare. Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Mageri Segoro” yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dan dilaksanakan serentak pada Rabu (15/10/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, Harun Abdul Khafizh, serta diikuti oleh siswa SD Mulyorejo, LAZISNU, Ansor, dan sejumlah relawan lingkungan.

Salah satu anggota tim Benowo Sekar Ekowisata Mangrove Mulyoasri, Sania, mengungkapkan bahwa persiapan kegiatan tersebut dilakukan selama sekitar satu minggu dan berjalan lancar.

“Alhamdulillah, persiapan kami sudah matang karena sejak beberapa bulan lalu sudah mendapat informasi mengenai program ini. Kami memang fokus pada pemberdayaan pembibitan mangrove. Bahkan, bibit dari tempat kami juga dipasok ke daerah lain,” ujar Sania.

Salah satu peserta kegiatan, Anwar, menyampaikan bahwa motivasinya mengikuti kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir Pekalongan yang kerap terdampak banjir rob dan abrasi.

“Tujuannya agar ketahanan iklim dan ekologi di kawasan pesisir Kabupaten dan Kota Pekalongan lebih terjaga. Kita tahu wilayah ini sering mengalami rob, penurunan tanah, dan abrasi,” ujarnya.

Anwar juga mengaku senang dapat berpartisipasi dalam penanaman ribuan mangrove tersebut.

“Kegiatannya sangat seru, kami belajar dan bersinergi menanam mangrove bersama-sama. Semoga kita semua menjadi pribadi yang mencintai alam dan tidak merusaknya,” tambahnya.

Peserta lainnya, Ula, menilai kegiatan ini berdampak positif bagi perkembangan ekonomi lokal. Menurutnya, penanaman mangrove mampu menarik perhatian investor dan wisatawan untuk datang ke kawasan tersebut.

“Kegiatan ini sangat mengesankan. Banyak anak-anak, LSM, dan aktivis lingkungan ikut berpartisipasi. Setelah adanya penanaman dan kebun mangrove ini, investor dan wisatawan mulai berdatangan. Ini ikhtiar luar biasa dari masyarakat yang perlu kita dukung,” katanya.

Di akhir kegiatan, Sania berharap masyarakat dapat menumbuhkan kesadaran untuk menanam pohon demi kelestarian alam dan generasi mendatang.

“Mulailah menanam pohon, walau hanya satu. Menanam pohon adalah amal yang bermanfaat bagi kita, bagi generasi penerus, dan bagi bumi,” pesannya. (M. Najmul Ula)

Terkait
Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

Dua Kelurahan kekeringan, Kota Pekalongan darurat bencana kekeringan

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2017. Penetapan tersebut Read more

Kondisi kali di Pekalongan dikeluhkan warga

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pekalongan itu kalau kalinya keruh, berwarna, bau, dan kotor, itu menandakan geliat ekonominya sedang naik. Sebaliknya Read more

selengkapnya
LingkunganSosial Budaya

Jalan Licin di Area Bojong Larang Linggo Dikeluhkan Warga, Diduga Akibat Aktivitas Penebangan Kayu

IMG-20251011-WA0014

Warta Desa, Pekalongan – Kondisi jalan di area Bojong Larang Linggo, Kabupaten Pekalongan, dikeluhkan para pengguna jalan. Pasalnya, ruas jalan yang semula beraspal kini menjadi licin dan berbahaya setelah tertutup tanah merah akibat aktivitas penebangan kayu di sekitar lokasi.

Tanah merah dari kendaraan pengangkut kayu yang melintas diduga tercecer ke badan jalan, sehingga ketika hujan turun, permukaan jalan menjadi licin seperti berlumpur. Kondisi ini membuat banyak pengendara, terutama sepeda motor, rawan tergelincir saat melintas.

“Kalau hujan, jalannya jadi licin sekali. Sudah ada beberapa pengendara hampir jatuh,” ujar salah satu warga setempat, Slamet (45), kepada wartawan, Sabtu (12/10).

Warga berharap pihak terkait segera menertibkan aktivitas penebangan dan pembersihan jalan, agar tidak membahayakan pengguna lain. Mereka juga meminta agar pelaku usaha penebangan lebih bertanggung jawab dengan menutup atau membersihkan sisa tanah merah yang terbawa ke jalan umum.

Selain faktor keselamatan, warga juga menyoroti kerusakan lapisan aspal yang mulai terlihat akibat lumpur yang terus-menerus menempel. Jika dibiarkan, kondisi ini dikhawatirkan akan mempercepat kerusakan infrastruktur jalan dan menambah beban perawatan pemerintah daerah.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah kecamatan maupun dinas terkait belum memberikan tanggapan resmi mengenai langkah penanganan jalan licin di area Bojong Larang Linggo tersebut. (Agung Dwi Wicaksono)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Lingkungan

GARMENT DI WONOPRINGGO DIDUGA SENGAJA MEMBUANG LIMBAH CUCIAN JIN KE SUNGAI ‎

limbah

Warta Desa, Pekalongan, 03 Oktober 2025. – Warga di sekitar Gg. Kaum, Desa Surabayan, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, resah dengan adanya dugaan pembuangan limbah cucian jin dari salah satu garmen berinisial SG yang dialirkan langsung ke aliran Sungai. Praktik tersebut menimbulkan keresahan masyarakat karena air sungai yang tercemar menimbulkan bau menyengat, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menimbulkan ancaman serius bagi lingkungan serta kesehatan warga.

‎Menurut kesaksian warga, limbah cair berwarna keruh pekat dengan aroma tajam itu kerap terlihat mengalir ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Bau yang ditimbulkan sering kali terasa paling menyengat pada sore hingga malam hari saat proses produksi garmen sedang berlangsung. Ungkap seorang warga.


‎Selain menimbulkan bau tidak sedap, pencemaran sungai juga berimbas langsung pada kehidupan masyarakat. Sungai yang dulunya digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari, kini tidak lagi layak dipakai. Warga bahkan melaporkan adanya ikan-ikan kecil yang mati mendadak di aliran sungai, diduga akibat terpapar zat kimia berbahaya dari limbah cucian jin. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan adanya kandungan bahan kimia beracun seperti pewarna sintetis, pemutih, atau zat pelarut yang umum digunakan dalam proses produksi denim.

‎Tokoh masyarakat setempat mengecam keras dugaan kelalaian pihak garmen tersebut. Menurut mereka, perusahaan seharusnya memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga limbah yang dihasilkan dapat diproses terlebih dahulu sebelum dialirkan ke lingkungan. “Kalau perusahaan serius, seharusnya mereka membangun IPAL. Bukan malah membuang limbah mentah ke sungai ujar salah seorang warga dengan nada tegas.

‎Warga juga menilai lemahnya pengawasan dari pemerintah membuat kasus seperti ini berulang. Industri garmen yang berkembang pesat di Kabupaten Pekalongan dianggap belum diimbangi dengan kepedulian terhadap lingkungan. “Kami tidak menolak adanya industri, karena banyak warga juga bekerja di situ. Tapi jangan sampai keuntungan perusahaan dibayar dengan penderitaan masyarakat sekitar,” tambah seorang tokoh pemuda.

‎Masyarakat berharap pemerintah desa, kecamatan, hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pekalongan segera turun tangan melakukan investigasi. Mereka mendesak agar dilakukan uji laboratorium terhadap sampel air Sungai untuk memastikan tingkat pencemaran. Jika terbukti ada pelanggaran, warga meminta agar pemerintah memberikan sanksi tegas, mulai dari teguran, penutupan saluran limbah, hingga pencabutan izin usaha jika perusahaan terbukti membahayakan lingkungan.

‎Kasus  pencemaran limbah industri ini menjadi perhatian serius, mengingat Kabupaten Pekalongan dikenal sebagai salah satu pusat industri garmen yang besar di Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi daerah seharusnya berjalan seimbang dengan perlindungan lingkungan hidup. Tanpa pengawasan yang ketat dan kepatuhan pelaku industri, pencemaran semacam ini berpotensi terus berulang dan menimbulkan kerugian jangka panjang bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar. (Susandi)

Terkait
Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

Dua Kelurahan kekeringan, Kota Pekalongan darurat bencana kekeringan

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2017. Penetapan tersebut Read more

Kondisi kali di Pekalongan dikeluhkan warga

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pekalongan itu kalau kalinya keruh, berwarna, bau, dan kotor, itu menandakan geliat ekonominya sedang naik. Sebaliknya Read more

selengkapnya
Berita DesaLingkungan

Desa Karyomukti Hadirkan Alat Pemusnahan Sampah Win Incinerator untuk Atasi Permasalahan Lingkungan

karyomukti

Warta Desa, Pekalongan, 2 Oktober 2025 – Pemerintah Desa Karyomukti, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, mengambil langkah konkret dalam mengatasi persoalan sampah yang kian kompleks dengan menghadirkan alat pemusnahan sampah Win Incinerator. Program ini menjadi salah satu upaya strategis desa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Kepala Desa Karyomukti, Nur Wasis, menjelaskan bahwa pengadaan Win Incinerator ini lahir dari kebutuhan nyata masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik. Menurutnya, jumlah sampah rumah tangga dan aktivitas warga terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. “Kami ingin memberikan solusi jangka panjang agar sampah di Desa Karyomukti bisa dikelola dengan baik, tidak menimbulkan masalah kesehatan, dan tidak mencemari lingkungan,” ungkapnya.

Win Incinerator dirancang dengan sistem pembakaran yang lebih efisien dibandingkan cara tradisional. Alat ini memiliki kapasitas cukup besar untuk menampung sampah dari warga desa setiap harinya, sehingga penumpukan sampah yang sebelumnya sering terlihat di beberapa titik pemukiman dapat diminimalisir. Dengan teknologi ini, proses pemusnahan sampah menjadi lebih cepat, higienis, dan ramah lingkungan karena mampu mengurangi bau serta risiko penyebaran penyakit.

Selain menghadirkan teknologi, Pemerintah Desa Karyomukti juga menyiapkan program pendukung berupa edukasi dan sosialisasi kepada warga. Program ini meliputi pelatihan cara memilah sampah organik dan anorganik, penempatan tempat sampah terpilah di sejumlah lokasi strategis, hingga kampanye sadar lingkungan yang melibatkan karang taruna, PKK, serta lembaga pendidikan desa. “Keberadaan incinerator ini akan efektif jika warga ikut mendukung dengan disiplin membuang sampah pada tempatnya dan ikut memilah sampah sejak dari rumah,” tambah Nur Wasis.

Tidak hanya itu, pemerintah desa juga tengah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta maupun lembaga lingkungan untuk mendukung operasional incinerator, seperti pasokan energi alternatif dan sistem pemeliharaan alat. Langkah ini bertujuan agar fasilitas yang sudah ada bisa berfungsi optimal dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dengan hadirnya Win Incinerator, Desa Karyomukti kini menjadi salah satu desa pionir di Kecamatan Kesesi dalam penerapan teknologi modern pengelolaan sampah. Pemerintah desa berharap program ini dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam menjaga lingkungan, mengurangi pencemaran, serta menciptakan suasana hidup yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warganya.

Nur Wasis menegaskan bahwa keberhasilan program ini akan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat. “Alat ini bukan hanya milik pemerintah desa, tetapi milik seluruh warga. Mari kita gunakan bersama demi kebaikan lingkungan kita sendiri dan masa depan anak cucu kita,” pungkasnya.

Dengan langkah inovatif ini, Desa Karyomukti meneguhkan komitmennya untuk membangun lingkungan yang lebih hijau dan sehat, sekaligus mendukung program pemerintah dalam menciptakan desa yang mandiri, berdaya, dan peduli terhadap kelestarian alam. Melalui Win Incinerator, permasalahan sampah di Desa Karyomukti akan selesai di desa, tanpa harus bergantung pada tempat pembuangan luar wilayah. (Susandi)

Terkait
OPSHID Kabupaten Pekalongan Letakkan Batu Pertama Pembangunan Rumah Layak Huni di Desa Karyomukti

Warta Desa, Karyomukti, 21 September 2025 — Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) Kabupaten Pekalongan terus menunjukkan komitmennya dalam aksi sosial kemasyarakatan. Pada Read more

Mahasiswa IPB Bogor Gelar Sosialisasi Budidaya Maggot di Desa Karyomukti

Warta Desa, Pekalongan, 23 Juli 2025 – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa IPB Bogor di Desa Karyomukti, Kecamatan Kesesi, Read more

Penanaman Padi, Warga Karyomukti Berharap Hasil Melimpah Demi Swasembada Pangan

Warta Desa, Pekalongan, 18 Juli 2025 – Desa Karyomukti, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan mengutamakan kegiatan penanaman padi secara serentak di Read more

selengkapnya
Berita DesaEkonomiHukum & KriminalLayanan PublikLingkunganPendidikan

Proyek Pembangunan JUT Desa Rejosari Bojong Diduga Tidak Sesuai, Anggaran Hampir Rp100 Juta Dipertanyakan

20250822_171248_0000

Bojong – Proyek pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Rejosari, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, tahun anggaran 2025, menjadi sorotan publik. Pasalnya, pekerjaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pekalongan sebesar Rp99.893.000,00 tersebut dinilai tidak sesuai standar serta minim transparansi.

Berdasarkan pantauan di lapangan, proyek JUT tersebut tidak mencantumkan volume pekerjaan pada papan informasi. Padahal, sesuai aturan, setiap proyek yang menggunakan anggaran negara wajib menyertakan keterangan lengkap, termasuk panjang, lebar, dan spesifikasi pekerjaan. Tidak adanya informasi tersebut menimbulkan tanda tanya besar di kalangan warga.

“Kami bingung, papan informasi hanya mencantumkan judul proyek dan anggaran, tapi tidak ada volume pekerjaan. Harusnya jelas, biar masyarakat bisa ikut mengawasi,” ungkap salah satu warga setempat.

Tak hanya soal administrasi, kualitas teknis proyek pun dipertanyakan. Warga menilai pekerjaan dilakukan tanpa proses pemadatan, sehingga jalan yang dibangun rawan cepat rusak. Kondisi ini dianggap merugikan petani yang menggantungkan akses JUT untuk mengangkut hasil panen.

“Kalau tidak dipadatkan, nanti baru dipakai sebentar saja sudah hancur. Uang hampir seratus juta itu bukan jumlah kecil. Kami berharap jangan asal-asalan,” tegas seorang petani Desa Rejosari.

Tokoh masyarakat juga menyoroti lemahnya pengawasan dari pihak pelaksana maupun pemerintah desa. Mereka menilai proyek JUT yang dibiayai APBD Kabupaten Pekalongan seharusnya diawasi ketat agar sesuai perencanaan dan spesifikasi teknis.

“Transparansi itu penting. Jangan sampai masyarakat hanya tahu ada proyek, tapi tidak tahu bagaimana pelaksanaannya. Apalagi anggarannya besar, hampir seratus juta rupiah. Harus jelas hasilnya,” ujar salah satu tokoh warga.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana proyek maupun Pemerintah Desa Rejosari belum memberikan keterangan resmi. Sementara itu, sejumlah pihak mendesak Dinas terkait serta Inspektorat Kabupaten Pekalongan untuk segera turun tangan melakukan pengecekan.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa setiap proyek pembangunan yang dibiayai APBD harus dilaksanakan dengan transparan dan sesuai standar teknis. Jika dibiarkan, bukan hanya merugikan masyarakat tetapi juga dapat menimbulkan dugaan adanya penyimpangan dalam pengelolaan anggaran.

Terkait

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

[caption id="attachment_1326" align="alignnone" width="800"] Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

Warga terdampak tol mulai pindah

Warga terdampak tol di desa Bulakpelem, Sragi ini mulai membongkar rumahnya secara swadaya. (15/10) Foto : Read more

selengkapnya
BencanaBerita DesaEkonomiHukum & KriminalKesehatanLayanan PublikLingkunganPendidikanPolitikSosial Budaya

Warga Bojongminggir Tolak Cafe Remang Penjual Miras Diduga Jadi Tempat Prostitusi

wartadesa.net_20250822_162300_0000

PEKALONGAN, JATENG – Puluhan warga Desa Bojongminggir, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, menggelar aksi penolakan terhadap keberadaan cafe remang-remang yang diduga menjual minuman keras (miras) dan menjadi tempat prostitusi, Jumat (22/8/2025).

Dalam aksi tersebut, warga memasang spanduk besar di sejumlah titik strategis desa sebagai simbol protes keras. Mereka menilai keberadaan cafe tersebut mencemari lingkungan dan meresahkan masyarakat.

Gerakan ini dipelopori oleh Forum Peduli Bojongminggir (FPB) yang digagas para kyai dan sesepuh desa. Ketua FPB, H. Sukarjo, menegaskan aksi ini sebagai wujud komitmen warga menjaga desa agar tetap bersih dari praktik yang merusak moral.

> “Dengan pemasangan spanduk ini, kami ingin menegaskan penolakan terhadap cafe penjual miras. Lingkungan harus dijaga agar tetap aman, nyaman, dan kondusif bagi keluarga,” tegasnya.

Pendamping warga, Mustadjirin, juga memberi ultimatum. Jika dalam waktu 1×24 jam tidak ada langkah nyata, warga mengancam akan menggelar aksi lebih besar dengan melibatkan ibu-ibu pengajian dan komunitas pemuda Bojongminggir.

Aksi ini mendapat dukungan luas. Banyak warga hadir langsung untuk menunjukkan solidaritas. Ketua Forum Masyarakat Sipil Indonesia (Formasi), Mustadjirin, mendesak aparat penegak hukum (APH) dan Satpol PP bertindak tegas.

> “Kami minta ada tindakan nyata. Jangan biarkan tempat-tempat maksiat menjamur di Pekalongan yang dikenal sebagai kota santri. Apalagi ada gudang miras di utara Masjid Jami’ Bojong Selatan, Pasar Bojong. Itu harus segera ditutup dan disegel,” ujarnya.

Menindaklanjuti aspirasi warga, pihak Forkompimcam Bojong mengeluarkan surat peringatan kepada pemilik warung dan kafe. Surat tertanggal 22 Agustus 2025 itu berisi perintah penghentian aktivitas yang diduga terkait miras, togel, maupun praktik prostitusi, dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

Namun, kebijakan ini menuai keberatan. Kiswanti, salah satu pemilik warung, menilai teguran itu tidak adil.

> “Kalau soal miras saya akui salah, tapi kalau dibilang ada prostitusi dan togel, itu tidak benar. Saya jualan warung makan, masa mau ditutup juga? Ruko ini saya beli Rp75 juta, status hak guna pakai, dan tiap tahun tetap bayar pajak bangunan Rp300–400 ribu ke desa,” ungkapnya.

Warga berharap pemerintah dan aparat dapat menindak tegas praktik penjualan miras tanpa mengorbankan pedagang kecil yang tidak terlibat langsung. Aksi ini juga menjadi peringatan agar pihak-pihak yang mendirikan usaha sejenis tidak lagi mengganggu ketertiban serta kehidupan masyarakat Desa Bojongminggir.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

selengkapnya
BencanaBerita DesaEkonomiHukum & KriminalKesehatanLayanan PublikLingkunganPendidikanPolitikSosial Budaya

‎Pemdes Jetak Lengkong Gelar Jalan Sehat, Sediakan Hadiah Menarik

IMG-20250822-WA0016

Wonopringgo – 22 – 08 – 2025 Pemerintah Desa Jetak Lengkong menggelar kegiatan jalan sehat dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara ini berlangsung meriah dengan diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari perangkat desa, pelajar, hingga masyarakat umum. Jalan sehat tersebut tidak hanya menjadi ajang olahraga bersama, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga.

‎Panitia menyiapkan berbagai hadiah menarik bagi peserta yang beruntung. Hadiah utama berupa sepeda gunung, mesin cuci, dan kulkas, disertai dengan doorprize lainnya seperti kipas angin, peralatan rumah tangga, hingga paket sembako. Kehadiran hadiah-hadiah ini semakin menambah semangat masyarakat untuk mengikuti kegiatan hingga selesai.

‎Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Wonopringgo. Dalam sambutannya, Camat Wonopringgo menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia tidaklah diraih dengan mudah. Beliau mengajak masyarakat untuk terus mengisi kemerdekaan dengan semangat persatuan, kerja keras, serta partisipasi aktif dalam pembangunan desa maupun bangsa agar Indonesia semakin maju.

‎Selain jalan sehat, Polsek Wonopringgo juga memanfaatkan momentum ini untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba. Penyuluhan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, agar menjauhi narkoba dan menjaga diri dari pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan.

‎Secara keseluruhan, acara jalan sehat di Desa Jetak Lengkong tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarat dengan pesan kebangsaan, kesehatan, serta kesadaran sosial yang bermanfaat bagi seluruh peserta.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

selengkapnya
BencanaBerita DesaEkonomiHukum & KriminalKesehatanLayanan PublikLingkunganPendidikanPolitikSosial Budaya

Dugaan Penyelewengan Dana PBB di Desa Sembung Jambu, Bojong, Mencuat ke Publik

IMG-20250822-WA0028

PEKALONGAN – Dugaan penyelewengan dana Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Sembung Jambu, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, mencuat dan menjadi sorotan warga. Sejumlah masyarakat mempertanyakan transparansi serta kejelasan pengelolaan dana PBB yang setiap tahun ditarik dari warga, namun dinilai penggunaannya tidak jelas.

Informasi yang dihimpun, dugaan ini bermula dari adanya ketidaksesuaian antara setoran wajib pajak masyarakat dengan laporan desa kepada pemerintah kabupaten. Beberapa warga mengaku telah melunasi kewajiban PBB tepat waktu, namun belakangan diketahui masih tercatat memiliki tunggakan.

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya.

> “Saya kaget, padahal setiap tahun saya selalu bayar. Bahkan saya simpan bukti pembayaran. Kok bisa muncul tunggakan? Ini jelas merugikan kami,” ujarnya kesal.

Konfirmasi juga pernah dilakukan warga kepada Kepala Dusun (Kadus) setempat, Alif, pada Rabu malam (20/8) sekitar pukul 20.30 WIB. Menurut pengakuan warga, Kadus menyampaikan bahwa setoran pajak sebenarnya sudah dibayarkan, namun terjadi kesalahan pada sistem perpajakan.

“Pokoknya tahun depan saya urus semua, tak bayarkan. Warga jangan ribut, jangan khawatir, ini tanggung jawabku,” kata Kadus Alif, sebagaimana ditirukan warga.

Sejumlah warga masyarakat Desa Sembung Jambu dukuh Sembung Grecek menilai lemahnya transparansi menjadi penyebab munculnya dugaan penyelewengan ini. Tidak adanya papan informasi atau laporan terbuka membuat masyarakat sulit mengetahui ke mana aliran dana PBB.

“Kami berharap pemerintah desa bisa lebih terbuka, karena uang PBB itu bukan milik pribadi, melainkan kewajiban rakyat yang disetor untuk negara. Kalau benar ada penyelewengan, aparat penegak hukum harus segera turun tangan,” tegas seorang warga lain yang mengaku pajak milik orang tuanya juga bermasalah.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Desa Sembung Jambu belum memberikan klarifikasi resmi terkait tudingan tersebut. Beberapa perangkat desa hanya menyebut permasalahan ini masih dalam proses pengecekan internal.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="768"] Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

selengkapnya
BencanaBerita DesaEkonomiKesehatanLayanan PublikLingkunganPendidikanSosial Budaya

Target Sasaran Capai 100 Persen, Brigjen TNI Zainul Bahar Resmi Tutup TMMD Reguler Ke – 125 Kodim Pekalongan di Desa Windurojo

no thumb

Pekalongan – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler Ke-125 Tahun Anggaran 2025 yang digelar Kodim 0710/Pekalongan secara resmi ditutup setelah berhasil mencapai target sasaran fisik dan non-fisik hingga 100%.

Penutupan digelar melalui upacara yang dipimpin langsung oleh Inspektur Upacara (Irup), Kapoksahli Kodam IV/Diponegoro Brigjen TNI Zainul Bahar, di Lapangan Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan pada Kamis (21/8/2025).

Kegiatan TMMD yang berlangsung selama 30 hari ini berfokus pada pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat di Desa Windurojo. Keberhasilan mencapai target 100% menunjukkan komitmen TNI dan semua pihak dalam mempercepat pembangunan di daerah.

Brigjen TNI Zainul Bahar menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran TNI-Polri, pemerintah daerah, serta masyarakat khususnya Desa Windurojo yang telah bersinergi dan bahu-membahu menyukseskan program TMMD Reguler Ke – 125.

“Alhamdulillah semua sasaran – sasaran yang direncanakan dapat dilaksanakan secara 100 persen di seluruh jajaran Kodam IV/Diponegoro”, ungkap Brigjen TNI Zainul Bahar.

Brigjen TNI Zainul Bahar juga berharap bahwa kegiatan seperti ini terus berlanjut melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan seluruh jajarannya serta instansi terkait. Adapun hasil yang sudah dicapai agar dijaga bersama – sama agar masa pakainya lebih panjang dan awet.

“Mari kita jaga bersama – sama apa yang telah dicapai, yang pasti semoga akan bermanfaat bagi masyarakat” pungkasnya.

Beberapa sasaran fisik yang telah berhasil diselesaikan antara lain pengaspalan jalan sepanjang 977,5 meter dengan lebar 2–2,5 meter, pengaspalan jalan sepanjang 175 meter dengan lebar 2 meter, pemasangan 6 titik Penerangan Jalan Umum (PJU), dan penataan lahan SMP Satu Atap.

Sasaran tambahan yang merupakan program unggulan KASAD antara lain pembuatan 1 unit sumur bor, 4 titik Pipanisasi, rehabilitasi 4 unit rumah, penanaman 500 bibit pohon di lahan perhutani, percepatan penanganan stunting 100 paket dan bantuan benih padi gogo 10 kg serta jagung 28 kg kepada petani.

Sementara itu sasaran non fisik dilakukan berbagai penyuluhan antara lain, penyuluhan wawasan kebangsaan, kamtibmas, kesehatan, PKK, kebencanaan, pertanian, UMKM, kelembagaan masyarakat desa, tertib berlalu lintas dan penyuluhan pencegahan Bullying pada anak.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

selengkapnya
Berita DesaEkonomiLayanan PublikLingkunganPendidikanSosial Budaya

Forkompimcam Wonopringgo Gelar Karnaval Pelajar dan Desa, Ribuan Warga Tumpah Ruah di Jalan Raya

no thumb

PEKALONGAN – 20/08/2025. Pemerintah Kecamatan Wonopringgo bersama Forkompimcam sukses menggelar karnaval pelajar dan karnaval tingkat desa dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia ke-80 sekaligus Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke-403, Rabu (20/8/2025).

Acara dimulai pukul 13.00 WIB dengan start di Yonif 407 Padmakusuma dan berakhir di lampu merah Gondang. Panggung kehormatan berdiri megah di depan Kantor Kecamatan Wonopringgo sebagai tempat berkumpulnya jajaran pemerintah dan dewan juri.

Karnaval diikuti ratusan peserta dari berbagai instansi pendidikan negeri, swasta, pondok pesantren, hingga perwakilan desa se-Kecamatan Wonopringgo. Ribuan masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalan menyaksikan jalannya acara, bahkan mencapai puluhan ribu penonton. Meski cuaca mendung, kemeriahan tidak berkurang sedikit pun.

Camat Wonopringgo, Sigit Kurniawan, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya karnaval ini.

“Karnaval ini kami selenggarakan dari tingkat pelajar hingga tingkat desa, terbuka untuk umum, sebagai wujud syukur atas Kemerdekaan RI ke-80 dan Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke-403. Antusias masyarakat sangat membanggakan. Semoga melalui kegiatan ini tumbuh rasa cinta tanah air dan patriotisme sejak dini hingga kelak menjaga keutuhan NKRI. Ke depan, semoga acara ini bisa berlangsung lebih meriah lagi,” ujarnya.

Pelaksanaan karnaval juga mendapat pengamanan dari TNI-Polri di wilayah Wonopringgo. Kapolsek Wonopringgo turut hadir langsung memantau jalannya kegiatan bersama jajaran aparat terkait.

Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Silvia Paparingga, turut memberikan apresiasi.

“Saya merasa bangga dengan adanya karnaval ini karena mampu menampilkan kreativitas dan keunggulan para pelajar, pondok pesantren, hingga desa. Ini menunjukkan semangat kebersamaan masyarakat Wonopringgo. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi,” ungkapnya.

Ragam kreativitas ditampilkan para peserta, mulai dari seni budaya, tarian adat nusantara, hingga kreasi unik dengan tema masing-masing. Hal ini menambah semarak karnaval dan menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton.

Karnaval Wonopringgo 2025 tidak hanya menjadi ajang hiburan rakyat, tetapi juga wujud nyata semangat gotong royong dan kekompakan masyarakat dalam memperingati hari bersejarah bangsa serta daerahnya.

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

selengkapnya
Older Posts