close

Lingkungan

Lingkungan

Damkar Kendal Sektor Sukorejo Evakuasi Burung Hantu Tyto Alba

burung hantu

Kendal, Wartadesa.Selasa pagi, 15 Agustus 2023 Pemadam Kebakaran Sektor Sukorejo menyelamatkan burung hantu berjenis Tyto alba atau Serak Jawa. Didapati burung tersebut tersangkut benang layangan di antara pohon rambutan dan pohon nangka, di kebun kantor pegadaian Sukorejo. Sayap kanan terjerat benang layangan yang membentang membuat burung hantu tersebut tak berkutik. Saksi pertama melihatnya sekitar pukul 07.00 WIB, karena pada pukul 06.00 belum terlihat ada burung di situ, diduga burung tersangkut setelah pukul 06.00 yang berarti hampir tiga jam Serak jawa itu sayap kanannya terjerat benang.

Proses penyelamatan dilakukan dengan memanjat pohon, dan dengan bara yang diletakkan di ujung bambu, benang tersebut disulut hingga putus, sehingga burung hantu tersebut jatuh dan bisa langsung di amankan. Benang yang melilit sayap kanannya cukup panjang dan menimbulkan luka.

Selesai proses evakuasi, burung kemudian diamankan di dalam kardus setelah sebelumnya dilakukan pengecekan dasar. Sayap kanannya lemas, khawatir tidak bisa terbang, sementara burung tersebut akan diamankan dan dirawat sebelum kemudian dilepas liarkan kembali ke alam.

Serak Jawa dengan nama ilmiah Tyto alba merupakan burung predator nokturnal, artinya dia beraktifitas di malam hari. Siang hari burung itu akan kembali ke sarang atau tempat-tempat gelap untuk tidur. Selain itu, Tyto alba mempunyai kemampuan mencari mangsa lebih baik dibandingkan jenis pemangsa lainnya, memiliki penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam di malam hari, tidak bersuara saat terbang, daya jelajah tinggi, perkembangbiakannya cepat, setia pada sarangnya dan mampu hidup lebih dari 5 tahun.

Bagi petani, Tyto alba adalah salah satu solusi untuk mengendalikan hama tikus di sawah, maka mulai banyak kelompok-kelompok tani yang mendaya gunakan burung itu untuk menjaga sawah mereka dengan menyediakan rubuha atau rumah burung hantu di tengah sawah.

Meski populasinya masih cukup banyak sebaran burung jenis ini juga termasuk luas, masyarakat diharapkan tidak menjadikanya hewan peliharaan apalagi hewan buruan untuk dikonsumsi. Akan lebih bijak kita menyerahkan tugas pengendalian hama tikus pada burung tersebut dengan membiarkanya terbang bebas di langit-langit Indonesia. (Andi Gunawan)

Terkait
Pasien miskin yang dipulangkan RSUD Soewondo akhirnya meninggal

Kendal, Wartadesa. - Toha (60),  pasien miskin, pemegang Kartu Indonesia Sehat, warga Rt. 05 Rw. 03 Dusun Wonokerto, Desa Sendangdawung Read more

Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

Dua Kelurahan kekeringan, Kota Pekalongan darurat bencana kekeringan

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2017. Penetapan tersebut Read more

selengkapnya
Lingkungan

Dua Dusun di Patean Kekurangan Air Bersih

dropping air kendal

Kendal, Wartadesa. – Memasuki musim kemarau, dua dusun di Kecamatan Patean Kabupaten Kendal alami kekurangan air bersih. Dusun Ngrombyong dan Dusun Sendang Desa Curugsewu bergantung pada droping air bersih dari BPBD sejak pertengahan Juli 2023.

Kades Curugsewu menyebutkan bahwa Dusun Ngrombyong memang setiap musim kemarau memang mengalami kekeringan “Kalau Dusun Ngrombyong memang setiap musim kemarau pasti mengalami kekeringan, tapi untuk Dusun Sendang baru tahun ini mengalami kekeringan”. Setelah menerima keluhan warga, pemdes Curugsewu melalui Kadus wilayah terdampak kemudian menindaklanjuti dengan menyurati BPBD Kabupaten Kendal.

“Sudah jadi langganan memang untuk Dusun Ngrombyong setiap tahun kami droping air bersih, tapi untuk Dusun Sendang memang baru kali ini”, tutur Yoga Saputro petugas BPBD yang melakukan pendistribusian air bersih. Yoga menambahkan, sudah ada beberapa Dusun yang mengabarkan kondisi kekeringan namun belum memberitahu secara resmi ke kantor BPBD.

BPBD sudah mengantisipasi dengan menyiapkan sebanyak 300 tangki nantinya guna mencukupi kebutuhan air bersih di wilayah Kendal, namun saat ini baru terpakai 30 sampai 40 tangki. “Apabila ada masyarakat yang memerlukan bantuan air bersih bisa langsung melapor ke kadus ataupun kades untuk diteruskan ke kantor BPBD, sehingga bisa dilakukan pendistribusian ke wilayah tersebut.

Kepala Desa Curugsewu mengajak masyarakat untuk lebih berhemat dalam menggunaan air bersih selama musim kemarau, “karena ini air bantuan, diharapkan agar masyarakat bisa sehemat mungkin dalam  menggunakannya” tutur Kaeri. Pemerintah desa juga akan mengupayakan perbaikan mata air dengan melakukan reboisasi di wilayah Curugsewu, akan tetapi ke depanya tetap membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan. (Andi Gunawan)

 

Terkait
Pasien miskin yang dipulangkan RSUD Soewondo akhirnya meninggal

Kendal, Wartadesa. - Toha (60),  pasien miskin, pemegang Kartu Indonesia Sehat, warga Rt. 05 Rw. 03 Dusun Wonokerto, Desa Sendangdawung Read more

Sejak Ramadhan lalu warga Gunungsari Pemalang kekurangan Air

Pemalang, Wartadesa. - Warga Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak bulan Ramadhan lalu kekurangan air bersih. Biasanya Read more

Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

selengkapnya
Lingkungan

Beredar Spanduk Warga Gentinggunung Tolak Eksploitasi Hutan Gunung Prau

tolak

KENDAL, WARTADESA. – Beredar spanduk penolakan warga terhadap eksploitasi hutan Gunung Prau di Desa Gentinggunung, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, di bebeapa titik wilayah. Rabu (02/08/2023).

Reaksi penolakan warga akibat eksploitasi sumber mata air, alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian, penebangan pohon (ilegal logging), perburuan satwa yang dilindungi, dan tindakan yang merusak kelestarian hutan lainnya.

Narasumber Warta Desa mengungkapkan bahwa   rusaknya hutan Gunung Prau menyebabkan beberapa sumber mata air hilang di Gentinggunung. Bukan tanpa sebab, sejak diberlakukanya kerjasama antara Perhutani dan LMDH, perambahan hutan marak terjadi. Salah satunya alih fungsi tanaman hutan menjadi tanaman perkebunan yaitu kopi.

Pembukaan lahan guna ditanami kopi kerap menimbulkan masalah baru, sebab penggarap biasanya melakukan pembersihan dengan membakar lahan yang berakibat kebakaran meluas masuk ke hutan.

Pada tahun 2014 sempat terjadi kebakaran di hutan wilayah Gentinggunung, di kawasan Hutan Produksi Terbatas. Tahun dimana dimulainya kerjasama antara Perhutani dan LMDH. Tidak cukup di situ, hampir setiap tahun di musim kemarau ada saja ulah oknum yang membersihkan lahan dengan membakar, tidak sedikit pohon keras mati karenanya. Produktifitas yang tinggi dari penanaman kopi tentu menjadi target dari penggarap. Mayoritas pemahaman masyarakat akan kecukupan sinar matahari untuk tanaman memperburuk proses pembukaan lahan, akhirnya pohon-pohon yang menaungi tanaman mereka perlahan dimatikan.

Bercermin dari kejadian tersebut, warga akhirnya bersepakat untuk mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya. Masyarakat Gentinggunung sangat bergantung terhadap kelestarian hutan di wilayah Gunung Prau. Masukan dari berbagai tokoh masyarakat dan pemuda, membuahkan keputusan yang cukup sensitif yang diambil pemerintah desa. Salah satunya penerbitan Perdes (Peraturan Desa) tentang perlindungan lingkungan hidup dan kawasan hutan.

Perdes tentang lingkungan, berisi larangan mencemari sungai, larangan berburu, dan larangan perusakan kawasan hutan.  Gebrakan terus dilakukan guna menguatkan Perdes tersebut, apalagi akhir-akhir ini kekawatiran tentang menurunya debit air Kali Terong menghantui masyarakat desa.

Kali Terong merupakan ikon yang lama melekat di desa tersebut. Ada curug di bagian hulu, namun semakin tahun debitnya mengecil. Ketergantungan terhadap Kali Terong mendorong warga melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarianya. (Buono/AG)

Terkait
Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

Dua Kelurahan kekeringan, Kota Pekalongan darurat bencana kekeringan

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2017. Penetapan tersebut Read more

Kondisi kali di Pekalongan dikeluhkan warga

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pekalongan itu kalau kalinya keruh, berwarna, bau, dan kotor, itu menandakan geliat ekonominya sedang naik. Sebaliknya Read more

selengkapnya
Lingkungan

Cegah Konflik, Perhutani Undang Beberapa Desa Untuk Perjelas Masalah PKS

Screenshot from 2023-07-18 11-02-58

Temanggung, Wartadesa. – Senin 17 Juli 2023 telah diadakan pertemuan di kantor BKPH Candiroto KPH Kedu Utara terkait PKS mata air atau Perjanjian Kerjasama desa-desa yang memanfaatkan mata air dari gunung Prau

Hadir pada pertemuan tersebut adalah Kepala Desa Genting gunung Kecamatan Sukorejo Kendal, Kepala Desa Tamanrejo Kecamatan Sukorejo, Kepala Dusun Bringin sari Kecamatan Sukorejo, Kepala Desa Igir Mranak Kecamatan Kejajar Wonosobo, Pengelola Pamsimas Banyu Aji Desa Patak Banteng Kecamatan Kejajar, Kepala Desa Wates Kecamatan Wonoboyo Temanggung, turut hadir juga tokoh-tokoh masyarakat dari beberapa desa tersebut, beserta anggota pencinta alam di sekitar Gunung Prau.


Pertemuan yang dibuka oleh (Asper) / Kepala BKPH Candiroto Joko Supriyanto, kemudian dilanjutkan oleh Kepala RPH Kenjuran Dwiyanto Himawan dengan menyampaikan catatan kondisi lapangan di wilayah kerja beliau. Diskusi dilanjutkan tanggapan oleh para hadirin, yang pertama dari Kepala Desa Gentinggunung. Beliau menyampaikan selama ini pemanfaatan air di Gunung Prau oleh daerah lain sudah berlangsung lama, namun masyarakat Gentinggunung sendiri belum ada yang menyetujui. Jadi kesimpulan dari yang beliau sampaikan adalah agar dilakukan evaluasi terhadap pemanfaatan air yang sudah ber PKS dan menertibkan pemanfaat air lain yang tidak ber PKS karena beliau membawa aspirasi warganya yang menolak pengambilan mata air padahal mereka sendiri juga mengalami kekurangan air di musim kemarau.

Warga Desa Genting gunung sebagai daerah yang secara alami teraliri air dari hulu kali terong juga pernah melakukan protes dengan pengerahan masa hampir 200 orang naik ke puncak gunung, di titik pengambilan mata air pada saat proses pemasangan pipa oleh Desa Patak Banteng, karena saat itu pemasangan pipa belum mendapatkan ijin dari manapun.

Kepala Desa Tamanrejo juga menyampaikan apa yang menjadi permasalahan di wilayahnya. Saat ini Desa Tamanrejo telah menerima Dana Alokasi khusus sebesar 1,8 Miliar untuk pengusahaan penyaluran air bersih ke daerahnya, akan tetapi sampai saat ini belum ada mata air yang bisa diambil untuk dialirkan ke Desa Tamanrejo meskipun dana sebesar itu sudah turun dari pemerintah pusat.

Mantan Kepala Desa Gentinggunung, Suyitno menjelaskan, bahwa upaya pengajuan dana itu juga salah satu peranya. Suyitno yang juga menjabat sebagai ketua LMDH menyampaikan pula tentang latar belakang kenapa realisasi perjanjian kerjasama dengan daerah-daerah lain tersebut bisa terjadi. Beliau menyampaikan bahwa atas rasa kemanusiaan akhirnya mengijinkan mata air yang mengalir ke Desa Gentinggunung dialirkan ke Desa Patak Banteng dan desa lain di luar wilayah Gentinggunung, akan tetapi masyarakat Gentinggunung sendiri juga banyak yang mengeluhkan bahwa pada musim kemarau mereka kekurangan air. Tidak hanya itu, beberapa desa lain di lereng Prau yang berada di DAS kali Terong tidak kalah memprihatinkan karena mereka juga kekurangan air bersih bahkan ada desa yang sampai memanfaatkan air limbah di sungai untuk dikonsumsi.

Banyaknya penolakan dari warga Desa Gentinggunung perjanjian kerjasama itu akhirnya ditangguhkan, dan untuk perjanjian kerjasama yang sudah terbit sebagai PKS percobaan selama dua tahun yang berakhir pada bulan Oktober 2023 akan dievaluasi kembali. Manakala Desa Gentinggunung sebagai yang memiliki hak atas DAS tersebut kekurangan air.

Kepala Desa Wates juga menyampaikan bahwasanya daerah mereka juga mengambil air dari kali Terong dengan menggunakan pipa sebesar 1,25 inci, namun beliau menyampaikan juga komitmen untuk memperbaiki kawasan hutan supaya ke depan tidak ketergantungan lagi dengan mata air dari daerah lain. Keprihatinan ini menyulut respon dari para pencinta alam, beberapa Desa di Gunung Prau selama ini sangat masif memanfaatkan kawasan hutan sebagai obyek wisata pendakian, sedangkan apa yang terlihat saat ini adalah menurunya kualitas daerah resapan di Gunung Prau terutama puncak. Mendesak agar supaya pemulihan kawasan hutan ini menjadi perhatian bersama terutama pihak-pihak yang telah lama “memanen” hasil dari Gunung Prau.

Kondisi hutan yang mulai kritis, pohon-pohon besar berkurang berganti tanaman perkebunan maupun pertanian, puncak Gunung Prau juga semakin tandus, menyebabkan daerah atas sulit untuk dilakukan reboisasi. Perlu menjadi bahan evaluasi kembali oleh Perhutani dan pengelola basecamp pendakian, harus ada pembatasan kuota juga area-area yang digunakan untuk kawasan pemanfaatan perlu dipersempit agar kawasan perlindungan bisa bertambah.Ketua Fordas bodri, Hernowo juga berpendapat tentang perlunya dilakukan evaluasi di berbagai hal terkait regulasi maupun kegiatan-kegiatan yang merugikan daerah resapan di Gunung Prau.

Berakhirnya pertemuan pada hari itu menghasilkan kesepakatan sementara berupa penundaan diterbitkannya PKS untuk Desa Tamanrejo, persiapan evaluasi kembali PKS yang sudah terbit dengan dilakukan pengecekan lapangan di puncak musim kemarau tahun ini. Perhutani akan membuat tim yang akan didampingi oleh masyarakat Gentinggunung dan orang-orang Yang tahu betul kondisi lapangan.

Dari kejadian tersebut bisa dipetik bahwa air merupakan sumber kehidupan, juga sumber masalah apabila kita tidak bijak terhadapnya. Mata air di gunung Prau memang banyak yang mulai kering dikuatkan oleh bukti-bukti visual. Jika ini dibiarkan mungkin saja 5 tahun ke depan bukan hanya desa-desa ini saja yang kehilangan mata air, akan tetapi desa-desa lain di sepanjang penyangga gunung Prau juga akan mengalami kekeringan karena kondisi daerah resapan yang sudah kritis. (Andi Gunawan)

Terkait
Pasien miskin yang dipulangkan RSUD Soewondo akhirnya meninggal

Kendal, Wartadesa. - Toha (60),  pasien miskin, pemegang Kartu Indonesia Sehat, warga Rt. 05 Rw. 03 Dusun Wonokerto, Desa Sendangdawung Read more

PKS Kab. Pekalongan targetkan lima kursi dewan Tahun 2019

Karanganyar, Wartadesa. - Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kabupaten Pekalongan menargetkan lima kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Read more

Gelar pengajian, DPD PKS berkhidmad pada pelayanan masyarakat

Kesesi, Wartadesa. - Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kabupaten Pekalongan menggelar pengajian umum dalam rangka menyambut bulan Read more

Sehari bersama al-Qur’an bareng Bidang Perempuan DPD PKS Kab. Pekalongan

Kajen, Wartadesa. - Bidang Perempan Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) menggelar acara bertajuk sehari bersama al-Qur'an. Acara Read more

selengkapnya
EducationEkonomiLingkungan

Kelompok Tani Jaya Tawarkan Agrowisata Petik Kelengkeng

walkot-petik-kelengkeng.jpg

Kota Pekalongan, Wartadesa. – Ada obyek agrowisata baru yang ditawarkan di Kota Batik, yakni petik buah kelengkeng yang ditanam oleh Kelompok Tani Jaya Kelurahan Soko Duwet, Kecamatan Pekalongan Selatan pada wisatawan.

“Agrowisata petik kelengkeng ini sudah kami luncurkan agar bisa menjadi tempat kunjungan wisata sekaligus sebagai tempat mengedukasi masyarakat dan pelajar,” Wali Kota Pekalogan, Afzan Arslan Djunaid, Senin (20/03/2023) saat mengunjungi agrowisata tersebut.

Afzan Arslan Djunaid mengajak masyarakat bersama TNI dan Polri “guyub rukun” untuk mengelola potensi agrowisata petik kelengkeng menjadi inspirasi kelurahan lainnya.

“Saya sempat mencicipi daging buah ini, rasanya manis dan buahnya tebal serta bijinya kecil. Oleh karena itu, kami mengajak warga bisa terus merawat agrowisata itu dengan baik,” katanya.

Camat Pekalongan Selatan Rusmani Budiharjo mengatakan bahwa pemkot telah menyerahkan 40 bibit kelengkeng jenis kristal baru yang ditanam di agrowisata itu.

Agrowisata milik lahan Pemkot Pekalongan seluas 248 meter persegi ini, lanjut dia, dipinjamkan pada Kelurahan Soko Duwet untuk pemberdayaan masyarakat.

“Kami berharap sinergisitas yang baru dibangun tersebut tidak kendor dan terus semangat dalam memelihara pohon yang sudah ditanam agar dapat berkembang dan menjadi sentra kelengkeng di dataran rendah,” katanya. *.*

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rutin, Polsek Sragi beri pengamanan di sekolah

Polsek Sragi membantu mengatur lalu lintas di depan SMA Negeri 1 Sragi, Jum'at (14/10). Foto : Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Warga terdampak tol mulai pindah

Warga terdampak tol di desa Bulakpelem, Sragi ini mulai membongkar rumahnya secara swadaya. (15/10) Foto : Read more

selengkapnya
Lingkungan

Incinerator Murah ala Kelompok Tani Sokoduwet

incinerator

Kota Pekalongan,  – Pemuda Kelompok Tani Jaya, Kelurahan Sokoduwet  melakukan inovasi penanganan sampah anorganik dengan memanfaatkan barang bekas. Hingga alat yang dibuat tergolong sangat murah, kurang lebih Rp500 ribu.

Sarwedi mengungkapan bahwa inovasi berangkat dari keprihatinan volume sampah di Kota Pekalongan, “Setiap harinya tiap rumah pasti menghasilkan sampah, sedangkan proses penguraian sampah plastik cukup lama butuh puluhan tahun baru bisa terurai dengan tanah,” kata Bhabinkamtibmas Sokoduwet.

Sarwedi bersama dengan anggotanya membuat incinerator alias pembakar sampah ramah lingkungan dibuat dengan barang bekas dengan harga relatif murah, “Biaya pembuatan kurang lebih 500 ribu rupiah seperti drum bekas, tabung bekas freon AC, oli bekas dan besi bekas,” ungkapnya.

Pembakar sampah mengandalkan uap air akan mendorong api yang ada di bawah untuk naik, semburannya seperti gas tetapi menggunakan kekuatan uap air, “Kurang lebih 25 kg untuk sekali pembakaran, membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam, kalau dibakar biasa dibutuhkan waktu yang cukup lama dan menimbulkan banyak asap yang sangat mengganggu lingkungan,” terang Sarwedi.

Sementara itu, ia juga mengajak warga untuk melakukan pilah sampah dari rumah, agar sampah anorganik dapat langsung diproses incinerator dan organik bisa dijadikan pupuk kompos. Sarwedi akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menyempurnakan inovasi tersebut agar pemanfaatannya semakin luas, “Bahkan hasil dari incinerator berupa abu ini bisa digunakan untuk campuran pupuk menambah kesuburan tanaman, harapannya bermanfaat untuk warga, lingkungan sekitar dan bisa mengurangi sampah yang memang sangat mengkhawatirkan,” lanjutnya.

M. Ardi setiawan, warga Kelurahan Sokoduwet mengangku sangat terbantu, karena sampah rumah tangga tidak menimbulkan tumpukan dan incinerator juga mengurangi asap kepulan yang tinggi, “Rumah sendiri 1 hari biasanya sampahnya sampai 1 plastik besar, semoga inovasi lebih diperbanyak agar kelurahan sokoduwet tidak ada lagi pembakaran sampah yang berlebihan,” pungkasnya. *.*

Terkait
Sampah truk tercecer dijalan, bahayakan pengguna jalan

Bahayakan pengguna jalan. Truk pengangkut sampah ini melaju dengan beban melebihi kapasitas, sehingga sampah yang dibawanya Read more

Kabupaten Pekalongan raih Adipura, setelah penantian panjang

Jakarta, Wartadesa. - Kabupaten Pekalongan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura Tahun 2017. Penghargaan tersebut diberikan kepada daerah paling bersih tingkat Read more

Ribuan warga Pekalongan tumpah ruah, meriahkan pawai Adipura

Kajen, Wartadesa. - Ribuan warga Kota Santri tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan sekitar Kajen. Mereka tampak antusias melihat arak-arakan (pawai) Read more

Dua Kelurahan kekeringan, Kota Pekalongan darurat bencana kekeringan

Pekalongan Kota, Wartadesa. - Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2017. Penetapan tersebut Read more

selengkapnya
LingkunganSosial Budaya

Sudahkan Anda Tahu! Desa Mendolo Punya 24 Varian Durian

durian mendolo

Lebakbarang, Wartadesa. –  Durian telah menjadi komoditi unggulan yang diupayakan oleh warga Desa Mendolo, Lebakbarang, Pekalongan sejak lama, setidaknya di dua pedukuhan. Bisa dikatakan, durian adalah salah satu penopang utama perekonomian warga. Durian Mendolo juga memiliki cita rasa yang unggul. Namun, karena akses jalan menuju desa ini yang belum mendukung, namanya kurang begitu dikenal oleh kalangan pecinta si buah khas tropis ini.

Muncul gagasan dari kaum muda untuk menyusun paket wisata yang menawarkan pengalaman menikmati durian lokal langsung di tempat di mana buah berduri ini dihasilkan. Mendatangkan wisatawan dalam grup-grup kecil menjadi strategi yang dipilih untuk mengakali kendala akses jalan. Wisata minat khusus ini menjadi harapan baru untuk mendongkrak nama Mendolo sebagai salah satu desa penghasil durian berkualitas.

Di sela kegiatan eksplorasi, PPM Mendolo mengajak Biolaska, IDS, dan Swaraowa untuk mendata potensi durian lokal di desa mereka. Hari itu, 15 Januari 2023, kami bersama-sama membedah karakter dan cita rasa buah durian lokal hasil budidaya para petani setempat. Aneka varian durian tersebut didokumentasi dan dicatat karakteristik cita rasanya. Pendokumentasian dan karakterisasi buah ini nantinya menghasilkan sebuah katalog yang bisa memandu para durian enthusiast untuk mengeksplorasi cita rasa durian lokal asli Mendolo.

Pada 24 varian durian yang dijadikan sampel, dijumpai bermacam-macam karakter, baik fisik maupun rasa. Bentuk buah bervariasi, seperti: bulat sempurna, bulat telur, bulat bergelombang, lonjong, hingga bentuk serupa tetes air. Warna kulit buah bervariasi dari warna hijau, kuning, hingga cokelat. Warna buah juga menunjukkan variasi warna seperti: putih, semlasih(putih kekuningan), hingga kuning. Dari sisi rasa buah, bisa ditemukan rasa manis creamy, alcoholic, agak pahit, hingga ketan. Ketebalan daging buah bisa dinilai dari yang tipis hingga yang tebal.

Kami meyakini bahwa eksplorasi cita rasa durian lokal bisa menjadi tawaran menarik bagi para pecintanya sehingga layak dibungkus dalam kemasan wisata. Belajar pada perkembangan komoditi kopi yang menawarkan eksplorasi pengalaman rasa dengan detail-detail yang mengagumkan, maka durian pun punya peluang yang sama. Apalagi jika dikaitkan dengan isu mengenai kehati.

Kehati sendiri dibagi dalam tiga tingkat, yakni: spesies, genetik, dan ekosistem. Sependek pemahaman kami, kekayaan varian durian di Mendolo kiranya bisa menjadi contoh keanekaragaman tingkat genetik. Lantas, bukankah mengapresiasi keanekaragaman varian tersebut bisa menjadi sebentuk upaya mengarusutamakan kesadaran akan kehati? (diambil dari sumber swara owa)

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya
Layanan PublikLingkungan

Banjir Kepung Perkotaan Pemalang

banjir pemalang

Pemalang, Wartadesa. – Pagi ini, Rabu hari ke-delapan bulan Pebruari 2023, wilayah perkotaan Kabupaten Pemalang digenangi banjir, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak malam sebelumnya.

Genangan air merendam permukiman warga di wilayah Desa Wanarejan Selatan, Pesucen, Pekunden, bahkan di wilayah kota seperti pertokoan di ruas Jalan Jenderal Sudirman, ketinggian air mencapai 120 centimeter.

Diki, Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang mengungkapkan bahwapihaknya telah menyiapkan perahu karet.

“Kami masih monitor, perahu karet juga kami siapkan barangkali diperlukan untuk evakuasi warga. Dari pantauan kami ketinggian air di wilayah kota 60 sampai 120 sentimeter.” ujarnya.

Warga setempat menyebut bahwa banjir diakibatkan meluapnya kali Bacin dan saluran gorong-gorong yang tertutup sampah.

“Dari dinas belum ada penanganan, kalau sekedar ngecek-ngecek sih iya. Enggak ada pengerukan di Kali Bacin, paling biasanya warga gotong royong bersih-bersih.” jelas Ismail. (.*.)

Terkait
Bocah Karateka Asal Pekalongan, Sumbang Medali Untuk Pemalang

Unggul Seno menerima pengalungan medali perak dalam lomba Karate Open Jateng & DIY FORKI, (22/10) di Read more

Kecelakaan, bakul klepon meninggal akibat jalan tergenang air

Tirto, Wartadesa. - Malang bagi Karyatun (50), bakul (penjual-red) klepon dan gethuk, warga Desa Curug Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, motor Read more

Banjir, belum ada bantuan logistik ke desa Pasirsari

Pekalongan, Wartadesa. - Hujan yang mengguyur Kabupaten dan Pekalongan Jum'at (16/12) mengakibatkan banjir hampir seluruh wilayah pantai utara Pekalongan. Di Read more

Warga Pemalang jadi korban pembunuhan sadis di Pulomas

Bantarbolang, Wartadesa. - Sugianto (48), warga Desa Pegiringan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang turut menjadi korban pembunuhan sadis di Jl Pulomas Utara Read more

selengkapnya
LingkunganPendidikan

SMA N 1 Sukorejo dan Desa Genting Gunung Berkolaborasi Hijaukan Bumi

7

KEJADIAN bencana di Kabupaten Kendal yang terjadi berulang kali mulai menggelitik berbagai pihak, salah satunya Yoshi Rachmartdi, Kepala SMA N 1 Sukorejo. Desa tempat tinggalnya yang dulu tidak pernah terdampak banjir, tahun lalu harus menerima konsekuensi akibat mulai menurunya kualitas  lingkungan di Kabupaten Kendal.

SMA N 1 Sukorejo adalah salah satu sekolah favorit di Kecamatan Sukorejo, dan juga merupakan sekolah Adiwiyata yang sudah bergerak ke tingkat nasional. Tiga dekade lebih sekolah ini berdiri, namun sekolah ini belum pernah mengadakan ekstrakurikuler Pencinta Alam.

Dengan kepemimpinan Kepala sekolah yang baru, karena baru menjabat 6 bulan, akhirnya SMA N 1 Sukorejo menambah satu kegiatan tersebut untuk mewadahi minat dan bakat serta membentuk karakter siswa siswi agar lebih peduli akan kelestarian alam. Dunia pendidikan adalah kunci utama membangun mental generasi, salah satunya membentuk kader-kader konservasi. Tujuanya agar semakin banyak anak-anak yang mengerti akan pentingnya melestarikan lingkungan, dan diharapkan ilmu yang didapat bisa ditularkan ke keluarga, lingkungan tempat tinggal dan bahkan ke dunia yang lebih luas.

 Berbekal bibit pohon yang didapatkan dari BSPTH Jawa Tengah, melalui jalan kegiatan ekstrakurikuler Pencinta Alam ini, sekolah menggandeng salah satu desa di lereng Gunung Prau, untuk mengajarkan kepada anak didik bagaimana cara berkontribusi dalam perbaikan kualitas lingkungan Kendal. Desa Genting Gunung adalah desa tertinggi paling barat di Kecamatan Sukorejo. Di desa inilah kegiatan konservasi mulai bertumbuh. Organisasi Karang Taruna yang juga baru seumur jagung karena baru beberapa hari terbentuk, semangat bergeraknya luar biasa. Dengan dukungan Kepala Desa yang baru Rudi Darmawan, pergerakan pemuda pemudi desa ini diharapkan lebih banyak inovasi dan peran serta dalam pembangunan wilayah.

 “Tumbu ketemu tutup” istilah jawa yang sering digunakan untuk menggambarkan perjodohan yang serasi dan pada waktu yang tepat, seperti momentum kegiatan kolaborasi ini. Peluncuran perdana kegiatan Ekstrakurikuler Pencinta Alam, kegiatan pertama Karang Taruna Genting Gunung, yang juga di back up oleh Kepala Sekolah baru serta Kepala Desa baru pula menjadikan kegiatan kolaborasi ini berada di tempat dan waktu yang tepat.

Acara yang berlangung pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 ini dihadiri pula oleh seluruh siswa-siswi MTs. Darul Islah Genting Gunung, MI Genting Gunung, dan SD N Genting Gunung. Bersama guru pendamping dari masing-masing sekolah, anak-anak mampu beradaptasi dalam kegiatan kolaborasi yang boleh dibilang mendadak tanpa persiapan, karena pemberitahuan hanya sehari sebelum acara. Maksud awal pemberitahuan kegiatan ke sekolah-sekolah tersebut adalah untuk mengajak perwakilan saja, namun pihak sekolah menerima dengan sangat antusias dan mengerahkan seluruh siswa-siswinya untuk terjun ke lapangan.

Acara dihadiri kurang lebih 350 peserta yang terdiri dari, anggota Pencinta Alam SMA N 1 Sukorejo, MTS Darul Islah, MI Genting Gunung, SD Genting Gunung, Karang Taruna, dan Relawan Garda Prau Indonesia. Diawali dengan upacara pembukaan yang diadakan di lapangan desa, sekaligus simbolis penyerahan bibit pohon dan penanaman oleh Kepala SMA N 1 Sukorejo dan Kepala Desa Genting Gunung.

 Dengan pendampingan dari Karang Taruna dan Relawan Garda Prau Indonesia, siswa siswi diarahkan menuju lokasi penanaman. Ada 5 titik yang menjadi target, yaitu 5 dusun yang ada di Desa Genting Gunung. Tak cuma menanam pohon di sepanjang jalan, siswa-siswi juga diajarkan untuk memungut sampah di sepanjang jalan agar jalanan terlihat bersih dan nyaman.

Kepedulian terhadap hal terkecil ini harus sering ditanamkan pada anak-anak sejak dini, agar ketika dewasa nanti mereka bisa menjadi pemimpin yang peduli akan kelestarian lingkungan.

Selesai menanam dan memungut sampah, semua  peserta berkumpul di aula balai desa, melanjutkan dengan kegiatan sarasehan. Salah satu narasumber yang hadir adalah Mbah Basri, relawan penjaga Gunung Prau peraih penghargaan Kalpataru. Beliau menceritakan kisah perjalananya selama mengabdikan diri di masyarakat. Hutan gunung adalah Bank Air yang perlu kita lestarikan. Dengan semangat yang berapi-api, anak-anak terkesima mendengar ceritanya. Narasumber lain, Kades Genting Gunung, Kepala SMA N 1 Sukorejo, Kepala MTs Darul Islah Genting Gunung, Bhabinkamtibmas Polsek Sukorejo, dan relawan senior Hernowo B.S, atau yang akrab dipanggil Pak Yoyok.


Sembari menikmati jamuan tradisional berupa makanan camilan khas pedesaan yang ramah lingkungan karena semua tanpa kemasan plastik, seluruh peserta larut dalam suasana yang interaktif. Setelah selesai acara, dilakukan sesi foto bersama di dalam, dan halaman aula balaidesa. (Andi Gunawan)

Terkait

[caption id="attachment_1326" align="alignnone" width="800"] Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

SDN Tangkilkulon raih juara 1 lomba MAPSI

Kedungwuni, Wartadesa. - SD Negeri Tangkilkulon, Kecamatan Kedungwuni - Pekalongan meraih juara pertama dalam lomba  Mata Pelajaran Agama Islam dan Read more

IPNU IPPNU Wonokerto bentengi diri dengan Densus Aswaja

PAC IPPNU Wonokerto menggelar kegiatan Densus Aswaja di Masjid Hidayatullah, desa Semut (15/10). Foto Wahidatul Maghfiroh/wartadesa Read more

selengkapnya
Layanan PublikLingkunganSosial Budaya

Lokasi Calon TPAS Desa Mekarsari Dipasang Tenda Satpam, Ada Apa?

pos tpas mekarsari

Cianjur, Wartadesa. – Sudah lima hari, lokasi calon Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Desa Mekarsari, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat didirikan tenda pos satuan pengaman (satpam). Hal tersebut membuat warga setempat bertanya-tanya, apakah rencana pembangunan TPAS akan dilanjutkan. Sementara hingga saat ini warga menolak dan belum ada sosialisasi lanjutan yang dilakukan oleh pihak terkait.

“Saat ini sudah hampir lima hari, muncul tenda PUPR yang diisi sekurity (satpam) yang katanya disediakan yayasan, entah yayasan apa. Padahal kepihak masyarakat belum ada pemberitahuan apapun, entah kalau kepihak desa,” tutur salah seorang warga Desa Mekarsari yang tidak bersedia disebutkan identitasnya kepada Warta Desa, Sabtu (14/01/2023)

Baca: Tolak TPAS Mekarsari, Warga Kirim Surat ke Presiden

Ada dua petugas yang berjaga pada tenda tersebut disetiap shift, siang dan malam. Tutur warga. “Yang jelas, tiap hari ada minimal dua penjaga dibagi dua shift (siang-malam). Lucunya, masyarakat menyangka itu polisi, padahal satpam yang seragamnya coklat mirip polisi. Entah apa maksudnya muncul tenda satpam seperti itu.”

Salah seorang satpam, Pak Ade yang ditanya warga mengungkapkan bahwa dirinya sebelum ditempatkan di pos tersebut, mengetahui ada informasi perekrutan sekurity, kemudian ia melamar kerja. “Katanya ada info perekrutan sekuriti, lalu dia melamar. Di hari kemudian semua yang melamar kumpul di Cianjur (entah dimana) berpakaian putih untuk diberikan training. Nah, beres training langsung dikirim ke lokasi ini.” Ujar warga.

Baca Juga : TPAS Bakal Dibangun di Tengah-Tengah Permukiman Warga, Warga Desa Mekarsari Lapor

DLH Cianjur Ditengat 3 Bulan, Tindaklanjuti Laporan Warga Terkait Penolakan TPAS Cianjur

 

Sementara  satpam lainnya, Pak Eno saat ditanya oleh warga terkait apakah akan ada alat berat yang diturunkan disitu, Eno menjawab masih lama. “Kalau Eno, saya tanya buat apa sekuriti disini, apa mau turun alat berat? Jawab Eno belum tau, katanya masih agak lama.” Lanjut warga.

Pemasangan tenda dan penempatan satpam di lokasi calon TPAS Desa Mekarsari membuat warga beranggapan bahwa rencana pembangunan TPAS terus dipaksakan. “Jika diamati, penolakan masyarakat masih tetap berlanjut, tapi seolah rencana pembangunan TPAS itu terus dipaksakan dengan berbagai cara, salah satunya adanya tenda tersebut. Padahal di lokasi belum ada aktivitas apapun.” Pungkas  warga. (Buono)

 

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

Rusak, warga rehab Mushola “Pasar Kebo”

Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Meneruskan estafet kepemimpinan rating IPPNU Pecakaran

Pelantikan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pecakaran, Wonokerto - Pekalongan berlangsung khidmad. (14/10) Foto : Wahidatul Maghfiroh/wartadesa. Read more

selengkapnya