Kendal, Wartadesa. – Selasa pagi, 15 Agustus 2023 Pemadam Kebakaran Sektor Sukorejo menyelamatkan burung hantu berjenis Tyto alba atau Serak Jawa. Didapati burung tersebut tersangkut benang layangan di antara pohon rambutan dan pohon nangka, di kebun kantor pegadaian Sukorejo. Sayap kanan terjerat benang layangan yang membentang membuat burung hantu tersebut tak berkutik. Saksi pertama melihatnya sekitar pukul 07.00 WIB, karena pada pukul 06.00 belum terlihat ada burung di situ, diduga burung tersangkut setelah pukul 06.00 yang berarti hampir tiga jam Serak jawa itu sayap kanannya terjerat benang.
Proses penyelamatan dilakukan dengan memanjat pohon, dan dengan bara yang diletakkan di ujung bambu, benang tersebut disulut hingga putus, sehingga burung hantu tersebut jatuh dan bisa langsung di amankan. Benang yang melilit sayap kanannya cukup panjang dan menimbulkan luka.
Selesai proses evakuasi, burung kemudian diamankan di dalam kardus setelah sebelumnya dilakukan pengecekan dasar. Sayap kanannya lemas, khawatir tidak bisa terbang, sementara burung tersebut akan diamankan dan dirawat sebelum kemudian dilepas liarkan kembali ke alam.
Serak Jawa dengan nama ilmiah Tyto alba merupakan burung predator nokturnal, artinya dia beraktifitas di malam hari. Siang hari burung itu akan kembali ke sarang atau tempat-tempat gelap untuk tidur. Selain itu, Tyto alba mempunyai kemampuan mencari mangsa lebih baik dibandingkan jenis pemangsa lainnya, memiliki penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam di malam hari, tidak bersuara saat terbang, daya jelajah tinggi, perkembangbiakannya cepat, setia pada sarangnya dan mampu hidup lebih dari 5 tahun.
Bagi petani, Tyto alba adalah salah satu solusi untuk mengendalikan hama tikus di sawah, maka mulai banyak kelompok-kelompok tani yang mendaya gunakan burung itu untuk menjaga sawah mereka dengan menyediakan rubuha atau rumah burung hantu di tengah sawah.
Meski populasinya masih cukup banyak sebaran burung jenis ini juga termasuk luas, masyarakat diharapkan tidak menjadikanya hewan peliharaan apalagi hewan buruan untuk dikonsumsi. Akan lebih bijak kita menyerahkan tugas pengendalian hama tikus pada burung tersebut dengan membiarkanya terbang bebas di langit-langit Indonesia. (Andi Gunawan)