/Bajarnegara, Wartadesa. – Kawah Sileri Dieng mengalami erupsi freatik dan memuntahkan material berupa batuan dan lumpur sejauh 400 meter. Tepatnya material batuan 200 meter dan lumpur 400 meter ke arah Selatan, material batuan 200 meter dan lumpur 300 meter ke arah Timur dan 200 meter berupa lumpur ke arah Barat. Kamis (29/04) sekitar pukul 18.25 WIB.
Terekam satu kali gempa letusan dengan amplitudo 42,7 mm dan lama gempa 108,15 detik. Namun tidak ada gempa susulan. Demikian disampaikan oleh Kepala Pos Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Api Dieng Surip, melansir laporan Kompas.
Sampai saat ini kondisi kawah Sileri masih dalam pemantauan dan berstatus normal atau level 1.“Masih dalam pemantauan terus, belum ada peningkatan yang signifikan, belum ada perkembangan lebih lanjut lagi,” ujarnya.
Warga diminta untuk tidak memasuki area kawah dengan radius 500 meter dari bibir kawah.
Letusan Sileri semalam merupakan letusan besar dibanding pada kejadian tahun 2017 maupun 2018. Sebagai informasi, erupsi freatik Kawah Sileri terakhir terjadi pada 1 April 2018.
“Letusan ini sangat besar dibandingkan dengan letusan tahun 2017 karena luasan lontaran material ke selatan mencapai 400 meter, ke barat 200 meter, ke timur 300 dan ke utara mencapai 500 meter paling jauh,” lanjut Surip.
Salah satu warga Simbangan , Batur, Banjarnegara,Jawa Tengah mengungkapkan, ledakan terdengar sangat keras dari dusun Simbangan dan warga panik. “Suaranya seperti helikopter, keras tapi tidak ada gempa atau gejala apapun, “katanya.
Semua warga kaget, panik dan berhamburan keluar rumah. “Semua keluar rumah dan mengamankan diri, terus ada yang keluar memastikan sumber sumber suara, ternyata bener Sileri, ” pungkasnya. (Sumber: Kompas)