Bojong, Wartadesa. – Bagi penggemar game dengan tema balapan rally yang menawarkan sensasi balap rally yang sebenarnya, seperti pemain yang seakan menikmati efek kotor, cipratan lumpur, debu yang membuat mata pedas dan lain-lain, banyak sekali developer game yang berhasil mengimplementasikan dengan baik. Pembaca cukup unduh, pasang dan memainkannya.
Itu hanyalah sebuah game. Di dunia nyata, kita dapat “menikmati” sensasi ‘game rally’ sebenarnya jika melewati Jalan Raya Bojong-Wiradesa. Track jalan yang licin dan berlumpur, dengan tingkat kesulitan medan yang membutuhkan skill tinggi. Atau track jalan yang penuh debu hingga memedihkan mata, juga bisa dinikmati disini.
Banyak track jalan serupa bisa dijumpai di Kota Santri. Untuk sekedar menguji andrenalin kita. Sayang, warga tidak semuanya menyukai ‘game rally’ dalam kehidupan nyata. Apalagi hingga bertahun-tahun.
Rusaknya jalan di Jalan Raya Bojong-Wiradesa dan beberapa daerah lain, akibat pembangunan jalan tol dikeluhkan banyak warga. Bahkan saking kesalnya, warga beberapa kali melakukan aksi blokir jalan karena kerusakan jalan dirasakan semakin parah.
Baca: Bupati Pekalongan ultimatum pelaksana proyek tol
Sebelumnya, Wartadesa melaporkan bahwa Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi mengultimatum pelaksana proyek pembangunan jalan tol ruas Pemalang-Batang, PT BPTR. Orang nomor satu di Kota Santri tersebut langsung memanggil penanggung jawab pembangunan jalan tol di Mapolsek Bojong, Rabu (18/04).
Pemanggilan penanggung jawab pembangunan jalan tol dari PT BPTR di Mapolsek bojong tersebut dikarenakan wilayah Bojong mengalami kerusakan yang paling parah.
Asip menyampaikan agar pengelola pembangunan jalan tol bisa melihat langsung dampak kerusakan yang ada di wilayah tersebut.
Berita tersebut mendapat banyak respon dari warga. Mereka mengungkapkannya di kolom komentar laman media sosial Wartadesa.
Menurut Plind seharusnya Pemkab lebih tegas, mengingat kondisi kesehatan dan ekonomi warga yang menurun drastis akibat pembangunan jalan tol, karena debu. Menurutnya sudah berkali-kali (warga dan Pemkab melakukan protes) namun hasilnya sama saja (tetap rusak).
Wahyudin Wahyudin mengungkapkan kekecewaanya. Dia menulis bahwa jangan sampai warga melakukan pemblokiran jalan lagi, saat ini kondisi jalan yang dilalui proyek tol hancur dan sering makan korban.
Sementara Wastro Satria menulis bahwa penyiraman jalan yang dilakukan oleh kontraktor jalan tol menyebabkan banyak korban nyawa dari pengendara motor yang jatuh. Sesungguhnya mereka itu tidak membangun tapi merusak.
Dan, Hufron Ahmad mengungkapkan kekecewaanya, pajak kendaraan lancar tapi jalan rusak semua. Tulisnya. (Eva Abdullah. Nama warga yang berkomentar sengaja tidak ditautkan langsung ke akun mereka)