close
tbm alhusna
Aktifitas taman bacaan warga Al Husna. Foto: Mahdloh

Pemalang, Wartadesa. – Lama tidak mendengar kabar kawan-kawan penggiat Grombyang OS, sebuah komunitas pemberdayaan pendidikan melalui pengenalan sistem operasi sumber terbuka (open source) berpusat di Pemalang. Ternyata mereka sampai saat ini masih fokus pada bidang pemberdayaan warga, utamanya pendidikan. Seperti apa ceritanya? Tulisan berikut akan membahas kegiatan yang dilakukan oleh Mas Faruk, yang berkiprah dalam literasi warga dengan membuka Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di kampungnya.

Sebelum mengupas taman bacaan warga yang dikelola oleh Mas Faruk, penulis perkenalkan dulu komunitas Grombyang OS. Komunitas yang berawal dari ngobrol-ngobrol dalam diskusi di sebuah warung tentang teknologi informasi ini kemudian berlanjut dalam obrolan online (daring–dalam jaringan) grup percakapan media sosial facebook.

Dari obrolan yang makin intens (sering), mereka membentuk komunitas  yang diberi nama Komunitas Pengguna Linux Indonesia (KPLI) di tahun 2012 yang anggotanya hanya lima orang. Dan bertambah anggotanya, bahkan seorang anggota memberikan tempat untuk tempat berkumpul.

Komunitas ini akhirnya berubah nama di tahun 2013 menjadi Grombyang OS, sama dengan nama sistem yang mereka kembangkan dan disosialisasikan untuk digunakan oleh masyarakat, yaitu Grombyang OS atau lebih dikenal dengan grOS. Nama Grombyang diambil dari nama makanan khas daerah Pemalang.

Setelah melewati beberapa tahap dan proses penyeleksian dalam ajang Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Award, akhirnya Grombyang OS terpilih sebagai pemenang karya inovatif bidang Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK)  yang digelar hari Rabu (21/10/2015) di Gedung Astra International Tbk. Willliam Soeryadjaya Hall, Jalan Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara. Grombyang OS juga menyabet Juara Favourite dalam ajang tersebut.

Raih piala. Grombyang OS bersama para pemenang SATU Indonesia Award 2015 berfoto bersama dalam malam anugerah SIA di Jakarta. Foto: Imam Musholeh, anggota Grombyang OS.

Salah seorang penggiat komunitas Grombyang OS adalah Faruk Muhammad, pemuda berkacamata ini lebih familiar dipanggil Mas Faruk. Satu tahun terakhir ini membuka taman bacaan warga, atau lebih dikenal dengan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Al Husna. Dengan menggunakan teras rumahnya yang ada di Jalan Pejalaran Wetan No.  29,  Desa Kendaldoyong Rt. 10/02, Kecamatan Petarukan,  Kabupaten Pemalang, tiap hari puluhan anak-anak usia lima sampai 15 tahun, berkumpul untuk sekedar membaca buku-buku koleksi TBM Al Husna.

Anak-anak di seputar TBM Al Hikmah memanfaatkan waktu luang mereka untuk membaca buku. Foto: Mahdloh, pengelola TBM.

Aktifitas utama Mas Faruk yang ada di Jakarta, membuat pengelolaan TBM Al Husna dilakukan oleh kakaknya, Mahdloh. Saat ini beragam buku bacaan didapatkan oleh Mas Faruk dari membeli dan donasi dari kawan-kawannya di Jakarta, kemudian dikirimkan ke Pemalang, dan dikelolah oleh Mahdloh.

Dalam wawancara online Ahad (27/10/2019), Mas Faruk mengungkapkan bahwa pendirian taman bacaan warga yang dilakukannya berawal dari keinginannya merangsang anak-anak untuk membaca. Ia mengatakan bahwa, komunitas Grombyang OS, sejak awal berkomitmen terhadap pemberdayaan warga dibidang pendidikan. Menurutnya, kawan-kawan yang tergabung dalam Grombyang OS saat ini aktif dalam pemberdayaan pendidikan warga.

“Misal Bowo (Sumitro Aji Prabowo), Bara dan kawan-kawan, bergerak dibidang pemberdayaan desa. Diaz bergerak dibidang bisnis teknologi jaringan maupun penyedia cloud hosting yang support kegiatan pemberdayaan desa dibidang teknologi. Dan saya sendiri bergerak dibidang sosial media citizen jurnalisme (jurnalisme warga)melalui group Pemalang Terupdate dan Info Pemalang dan gerakan lainnya lebih dipengembangan taman baca masyarakat (TBM). Untuk Etc Session (Saepul Anwar)  fokus dipendidikan open source grOS Albarkah.” Ujar Faruk.

Menurut Faruk, di kampungnya, Kendaldoyong, minat warga dalam menuntut ilmu formal (pendidikan formal) masih rendah. Sekolah masih dianggap tidak penting bagi sebagian besar warga. Hingga akhirnya ia bersama keluarga mempunyai ide untuk merubah paradigma (pandangan) itu dengan mendirikan taman bacaan warga.

Koleksi buku di TBM Al Husna. Foto: Mahdloh

Saat Faruk mengungkapkan idenya, keluarga menyambut baik. Berbekal modal alakadarnya dan sedikit buku-buku koleksinya, ahirnya dibuatlah TBM dengan memanfaatkan teras rumah keluarga. “Akhirnya, oke kita bikin. Dengan dibantu teman-teman, ada yang fokus membuat raknya, ada yang fokus antar jemput bukunya–maklum saya karyawan di Jakarta sehingga cukup susah untuk pulang perginy– dan bantuan temen-temen yang punya koleksi buku, entah baru maupun bekas kita ambil. Fokus awal yang penting perpus jadi dulu meskipun itu kecil.” lanjutnya.

Melakukan pemberdayaan melalui literasi buku bukanlah tanpa hambatan. Menurut Faruk, hambatannya saat ini lebih ke tempat buku (rak dan lain sebagainya), ketersediaan buku dan waktu buka taman bacaan warga. “Tempat buku kita membuat sendiri sehingga alakadarnya. Untuk ketersediaan buku, lebih ke-kurangnya koleksi buku anak-anak, karena buku yang ada saat ini berupa  novel dan buku-buku  yang “berat”, sementara kebanyakan pembaca dari kalangan anak dari umur 5 sampai dengan15 tahunan.” Ujarnya.

Hambatan selanjutnya, masih menurut Faruk, yakni keterbatasan waktu untuk mengambil buku-buku dari donasi, baik dari teman maupun yayasan penyedia buku.  “Sebagai karyawan, saya agak susah untuk mengambil buku dari donasi, entah dari teman maupun yayasan penyedia buku yang mau support (membantu), sehingga saya belum bisa cepat dalam pengadaan buku tersebut. Untuk tantangan yang ada lebih pada koleksi dan minat baca, karena koleksinya terbatas perlu ada solusi kedepan dalam menambah koleksi . Dengan koleksi yang terbatas ini, jika buku sudah sesuai minat anak-anak kemungkinan anak-anak bosan, sehingga perlu opsi untuk menarik mereka untuk datang dan membaca.” Lanjut Faruk.

Diujung pembicaraan online, Faruk berharap agar kehadiran taman bacaan warga yang diinisiasi dapat bermanfaat bagi anak-anak dan warga sekitar.”Yang saya lakukan itu sederhana, saya hanya ingin lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar.” Pungkasnya. (Buono)

Bahan Bacaan:

1. Kelompok Grombyang OS Indonesia

2. SMA AlBarkah Cikalongkulon terapkan elearning

3. GrombyangOS Sabet Dua Gelar Sekaligus dalam Satu Indonesia Award

4. Pengembang GrombyangOS

Terkait
Pantai Depok, Nasibmu Kini

Meski sudah ada pemecah ombak, abrasi terus menggerus Pantai Depok Pekalongan (12/10)

[caption id="attachment_1311" align="aligncenter" width="1024"] Warga sekitar Mushola Pasar Kebo - Kajen merehab Mushola, Jum'at (14/10). Foto : Eva Abdullah/wartadesa Kajen, Read more

[Video] Pantai Siwalan Nasibmu Kini

https://youtu.be/-ifv0wgTxAM Pesisir pantai siwalan hingga wonokerto Kab. Pekalongan terus terkikis, Pemukiman warga terus terancam hilang. Sebagian rumah warga  sudah tidak Read more

Tags : #KitaSATUIndonesia #IndonesiaBicaraBaikGrombyangOSIndonesiaBicaraBaikKitaSATUIndonesiapemalangtbmtbm alhusna