Wartadesa, Brebes. – Aksi penghadangan relawan penggiat lingkungan #SaveGunungSlamet yang sedang melakukan sweeping alih fungsi lahan Hutan Lindung menjadi lahan pertanian di lereng Gunung Slamet wilayah Barat, Desa Dawuhan, berujung pada penganiayaan penggiat oleh oknum warga, Kamis (21/09/2023).
Wartadesa hari ini, Selasa (26/09/2023) mendapatkan rilis media melalui pesan Whats App dari narasumber relawan lingkungan Gunung Slamet yang tidak bersedia disebutkan identitasnya. Berikut kronologi kejadian yang kami terima.
Berdasarkan hasil keputusan musyawarah bersama antara (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) Forkompimcam Sirampog, Pemdes Dawuhan, relawan, dan warga Sirampog hari Senin, 11 September 2023 dilakukan penutupan Hutan Lindung yang digarap oleh warga secara besar-besaran, diputuskan juga dalam rapat tersebut akan dilakukan sweeping di lokasi.
Dalam pertemuan tersebut Camat Sirampog menyampaikan kepada beberapa petani dan tokoh masyarakat Dukuh Kaliwadas bahwa sebelum dilakukan sweeping, dipersilahkan warga yang menyimpan benih, pupuk, rabuk kandang, dan peralatan yang ada di garapan atau di gubuk agar dibawa pulang ke rumah masing-masing. Supaya ketika ada sweeping barang-barang atau perlengkapan pertanian tidak dirusak atau dibawa oleh tim sweeping. Namun himbauan tersebut ternyata tidak di indahkan.
Menurut penggiat lingkungan, sweeping yang dilakukan bersama aparat berwenang sudah sesuai prosedur yang berlaku.
Tim sweeping dan penggiat lingkungan, berangkat dari titik kumpul awal Balai Desa Dawuhan menuju Dukuh Kaliwadas, dilanjutkan ke kawasan Hutan Lindung Mbaru, wilayah Barat Gunung Slamet.
Dari Dukuh Kaliwadas menuju Hutan Lindung berjarak satu kilometer berjalan kaki. Pukul 09.00 WIB sebanyak 200 orang relawan naik ke Hutan Lindung, didapati banyak gubuk dan rabuh/pupuk tanaman masih ada di Hutan Lindung. Tim dan relawan berada di Hutan Lindung mengamankan dan membersihkan area hutan lindung.
Pada saat pembersihan hutan, ada beberapa warga Sawangan, Desa Cigedong, Kecamatan Bumijawa menginfokan kepada warga lain ada aliran pipa air untuk warga Sawangan yang dirusak. Diduga info ini hoax (berita bohong).
Berita cepat menyebar dan terjadi aksi penghadangan relawan yang akan turun ke bawah. Ada sekitar 100 orang warga penghadang dan 70 orang relawan tidak bisa melintas Dukuh Kaliwadas Desa Dawuhan Brebes. Sebagian relawan lainnya dapat menuruni area penghadangan sebelumnya.
Lantas terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh (oknum) warga penggarap ladang. Peristiwa kekerasan tersebut terjadi ketika Tim sweeping, hendak pulang. Tim yang berjalan paling depan dikeroyok, sementara yang di belakangnya ditahan agar tidak bisa pulang bahkan diancam motornya akan dibakar.
Salah satu korban pengeroyokan yakni Muhaimin, anggota MDMC, ia mendapatkan pukulan dibeberapa bagian tubuh terutama pada bagian mata, mengalami luka paling parah. Selain itu, ada beberapa lagi korban pemukulan diantaranya Rasum, warga pegiat lingkungan. Abdul Khaliq, Kades Dawuhan, Syaiful, Mantri Hutan.
Setelah negosiasi panjang, relawan baru bisa lolos, selanjutnya Tim sweeping melaporkan kejadian tersebut ke kantor Polsek Sirampog. Relawan disambut baik oleh Kapolres Brebes, AKBP Guntur Muhamad Thariq,) beserta beberapa Kasat Reserse, Shabara, dan Kasat Intel.
Selanjutnya dilakukan BAP dan akan dilaksanakan Olah TKP (pada Senin, 25 September 2023 –kemarin), serta prosedur-prosedur lain guna tindakan hukum bagi para provokator dan pelaku pemukulan.
Atas kejadian tersebut, Kapolres Brebes memutuskan status quo untuk Hutan Lindung sebelah Barat Gunung Slamet, selanjutnya akan dipasang garis polisi agar tidak ada siapapun yang boleh melintas di area tersebut. (Buono)
Referensi:
video dan tautan dibawah ini.