Wonokerto, Wartadesa. – Hingga Rabu (26/02) ribuan pengungsi banjir Kabupaten Pekalongan masih bertahan di beberapa posko pengungsian. Mereka bertahan lantaran banjir belum juga surut dan menghalangi mereka beraktifitas. Bahkan beberapa sekolah yang terendam banjir, masih meliburkan para siswa.
Ketinggian air di Desa Depok Kecamatan Siwalan mencapai 30 cm sedangkan yang masuk rumah sekitar 10 sampai 15 cm. Adapun hmpir 70 persen pemukiman warga di Desa Depok masih digenangi banjir.
Di Desa Wonokerto Kulon dan Desa Sijambe Kecamatan Wonokerto, karena ketinggian air di jalan mencapai 40 cm. Adapun jalan yang sudah dibeton terbebas dari air meskipun sejumlah warga masih ada yang mengungsi dan bertahan di dapur umum yang telah disediakan.
Ketinggian genangan air hingga 50 cm melanda Desa Pesanggrahan Kecamatan Wonokerto. Sementara Desa Tegal Dowo, ada sekitar 95 persen warga sekitar terpaksa mengungsi karena ketinggian air mencapai 60 sampai 70 cm. Dari 840 rumah di wilayah Tegal Dowo, 650 rumah masih terendam air.
Para pengungsi terbagi di delapan titik baik di mushola ataupun posko yang disediakan. Bantuan pun mengalir dari berbagai masyarakat, organisasi kemasyarakatan (ormas) dan pihak-pihak lainnya.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tim medis LPB Muhammadiyah dan Lazizmu di Desa Sijambe, Wonokerto. Bertambahnya jumlah pengungsi membuat LPB dan Lazismu berupaya memenuhi kebutuhan para pengungsi dengan mendirikan posko utama di SMK Muhammadiyah Pencongan Kecamatan Wiradesa.
Lazismu menyerahkan bantuan sebesar Rp 19.906 ribu untuk opersional posko-posko banjir milik Muhammadiyah. Selain itu, Lazismu juga telah membantu logistik korban banjir di Desa Sambirejo dan Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Minggu, 23 Februari 2020 sebelumnya. Bantuan yang disalurkan Lazismu berupa beras, mie instan, minyak goreng, gula pasir dan kornet rendang Lazismu. Ujar Direktur Lazismu Pekalongan, Akhmad Zaeni.
Sementara itu, banjir menyebabkan kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah terganggu. Kabid Sarpras Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Susan Apriliani, mengatakan, berdasarkan data yang masuk ke Dindikbud Kabupaten Pekalongan, sedikitnya ada 26 sekolah negeri di wilayah pesisir terdampak banjir. Dengan rincian, lanjut dia, di Kecamatan Tirto masing-masing SDN Karangjompo, SDN Tegaldowo, SDN Mulyorejo, SDN Kranding, dan SDN Jeruksari.
Untuk Kecamatan Siwalan banjir menggenangi SDN 01 Rembun, SDN 01 Blacanan, SDN 02 Blacanan, SDN 02 Yosorejo, SDN 01 Depok, SDN 02 Depok, dan SDN 02 Pait.
Di Kecamatan Wonokerto ada 12 SD negeri dan satu SD Muhamadiyah terdampak banjir yakni, SDN 01 Bebel, SDN Tratebang, SDN 01 Wonoketto Kulon, SDN 02 Wonokerto Kulon, SDN 03 Wonokerto Kulon, SDN 01 Wonokerto Wetan, SDN Plus Baiturrahman, SDN 01 Pecakaran, SDN 02 Sijambe, SDN 01 Api-api, SDN 02 Api-api, SDN Pesanggrahan, dan SD Muhammadiyah Tahfidul Qur’an.
Sedang kegiatan belajar mengajar di SMP 3 Tirto dilakukan di masjid. (Eva Abdullah)