Pemalang, Wartadesa. – Diduga lantaran depresi, selama berbulan-bulan masa pandemi Covid-19 tanpa penghasilan, Darto (43), warga Desa Cikadu Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri akibat tekanan ekonomi. Kamis (18/06).
Kapolsek Watukumpul, AKP Muawan subagio mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga adanya kejadian bunuh diri di Dukuh Rasban RT 18 RW 3 Desa Cikadu, di sebuah kebun warga, Suparno yang merupakan kakak kandung korban.
Sontak kejadian tersebut menggegerkan warga sekitar.
Muawan menyebut kronologi kejadian berawal pada sekitar pukul 04.00 WIB dinihari. Korban berpamitan kepada Rukmini (70) yang merupakan mertua korban, hendak salat Subuh. Namun korban tidak pulang hingga pukul 06.00 WIB.
Saat saksi lainnya, Parnoto yang berangkat ke kebun di dekat rumahnya. Ia melihat korban sudah tergantung di dahan pohon rambutan setinggi lebih kurang lima meter, dengan tali pengikat leher warna biru.
Parnoto pagi itu akan menyemprot tanaman di kebunnya sekitar jam 07.00 WIB, namun saat sampai di kebunnya yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya, ia mendapati jenazah korban sudah tergantung.
Parnoto kemudian melaporkan kejadian tersebut ke perangkat Desa Cikadu dan diteruskan ke Polsek Watukumpul.
Korban kemudian dievakuasi oleh tim medis bersama keluarga. Saat dilakukan pemeriksaan luar oleh dr Inggit dari Puskesmas Cikadu, Watukumpul, korban dinyatakan meninggal akibat gantung diri.
“Tidak terdapat luka lebam atau memar, cidera kepala dan tulang tidak ditemukan. Korban meninggal akibat bunuh diri,” terang dr Inggit.
Saat ditemukan oleh saksi, korban mengenakan peci hitam, jaket warna coklat, hem batik, celana jins, sabuk dan sandal karet warna coklat.
Dugaan sementara, korban mengakhiri hidupnya lantaran terbelit masalah ekonomi sejak masa pandemi Korona kehilangan pekerjaan sebagai karyawan swasta dan banyak tanggungan dan tagihan yang harus dibayarkan. (Eky Diantara)