Pemalang, WartaDesa. – Warga yang tinggal di daerah rawan bencana, diminta untuk cepat membaca perubahan alam, saat musim penghujan saat ini. Dimana kecepatan membaca perubahan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan warga sekitar dalam penanganan bencana alam yang kerap mucul saat curah hujan tinggi. Demikian disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Pemalang, Bambang Ali Nuryanto.
“Antisipasi yang dilakukan masyarakat terhadap bencana tanah longsor, harus segera membaca perubahan alam. Ketika hujan besar, terus terjadi pergerakan tanah, kemudian segera keluar, dan mengingatkan kepada semua masyarakat,” ujar Bambang, Sabtu (31/10).
Bambang juga meminta warga rawan bencana untuk ramah lingkungan, dengan cara tidak melakukan penebangan pohon semena-mena dan tidak membendung sungai, jembatan, atau gorong-gorong hingga menyebabkan banjir.
BPBD setempat telah memetakan wialayah rawan bencana di Pemalang, yakni wilayah Moga, Bodeh, Watukumpul, Belik, “Kecamatan Watukumpul paling rawan longsor, karena bentuk permukaan bumi (topografi) wilayah tersebut merupakan daerah perbukitan. Ditambah, kini perbukitan tersebut mulai gundul, sehingga manakala terjadi hujan besar bisa menyebabkan longsor dan menimpa bangunan dibawahnya.” Ujarnya.
Pihak BPBD Pemalang juga telah memasang deteksi dini bencana (early warning system/EWS) di lima titik sekitar Watukumpul, yakni Desa Bodas, Cibongas, dan Telagasana.
EWS akan mengeluarkan sirine saat terjadi gerakan tanah, alat tersebut secara otomatis. Ujar Bambang. Ia menambahkan, di daerah rawan bencana telah terbentuk relawan yang telah dibekali dengan pelatihan dan pembentukan desa tangguh bencana. (Bono)