Kajen, Wartadesa. – Sedikitnya 98 desa di 18 Kecamatan di Kota Santri mengalami krisis air bersih, lantaran sumber air yang sulit dan air tanah tidak layak konsumsi karena pencemaran rumah tangga dan industri. Demikian disampaikan oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Pekalongan, Yudhi Himawan, Kamis (31/8).
Baca: Hanya Kecamatan Talun yang bebas krisis air bersih
Akibat pencemaran, air yang kita konsumsi menjadi tidak layak konsumsi. Air layak konsumsi harus mempunyai syarat-syarat, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung bakteri, tidak mengandung campuran yang bisa merusak organ tubuh seperti seng atau zat besi, dan tidak berasa.
Menurut Yudhi Himawan, berdasarkan data di Bappeda Kabupaten Pekalongan, puluhan desa yang mengalami krisis air bersih itu di antaranya, Desa Wringinagung dan Pungangan di Kecamatan Doro, Desa Blacanan dan Blimbingwuluh, Kecamatan Siwalan, Desa Ketanonageng, Mrican, Bulaksari, Purworejo, Klunjukan, Gebangkerep, Tegalsuruh, Krasakageng, dan Desa Purwodadi di Kecamatan Sragi, dan Desa Ngalian, Silirejo, Pucung, dan Desa Sidorejo di Kecamatan Tirto.
Selanjutnya, 10 desa di Kecamatan Kajen, yakni Desa Tambakroto, Kutorojo, Linggoasri, Brengkolang, Pringsurat, Sokoyoso, Salit, Sabarwangi, Pekiringan Alit, dan Desa Tanjungsari.
Di Kecamatan Kesesi tersebar di 13 desa. Yakni, Desa Ujungnegoro, Windurojo, Brondong, Podosari, Ponolawen, Kalimade, Sukorejo, Mulyorejo, Watupayung, Karyomukti, Srinahan, Kaibahan, dan Desa Sidosari. Di Kecamatan Kandangserang, krisis air bersih mengancam di Desa Klesem, Bodas, Gembong, Bojongkoneng, Luragung, Wangkelang, Tajur, Lambur, Kandangserang, Garungwiyoro, dan Desa Sukoharjo.
Untuk Kecamatan Paninggaran, ancaman ini terjadi di Desa Krandegan, Tanggeran, Kaliombo, Domiyang, dan Desa Winduaji. Sementara di Kecamatan Lebakbarang meliputi Desa Timbangsari, Wonosido, dan Desa Mendolo. Di Kecamatan Petungkriyono krisis air bersih mengancam delapan desa, yakni Desa Songgodadi, Gumelem, Tlogohendro, Yosorejo, Kasimpar, Kayupuring, Tlogopakis, dan Desa Curugmuncar.
Empat desa di Kecamatan Karanganyar juga terancam krisis air bersih, masing-masing Desa Wonosari, Sokosari, Sidomukti, dan Desa Lolong. Ancaman lainnya tersebar di delapan desa di Kecamatan Bojong, lima desa di Kecamatan Kedungwuni, empat desa di Kecamatan Wonopringgo, tiga desa di Kecamatan Karangdadap, lima desa di Kecamatan Buaran, satu desa di Kecamatan Wiradesa, dan satu desa di Kecamatan Wonokerto.
Yudhi Himawan, mengungkapkan bahwa semula ada 106 desa mengalami krisis air berih. Namun delapan desa sudah ditangani. Sehingga saat ini hanya ada 98 desa dengan 241.583 jiwa.
Yudhi Himawan menambahkan, penanganan krisis air bersih yang sudah dilakukan yakni melalui program Pamsimas.Dimana setiap titiknya mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk sekitar 200 jiwa. Program Pamsimas ini dalam kurun waktu tersebut 12 desa didanai dari APBN dan sisanya dari APBD. (WD)