Kajen, Wartadesa. – Sekolah swasta di wilayah Kabupaten Pekalongan akhir-akhir ini merasa resah dan tidak nyaman dengan kehadiran orang yang mengatasnamakan lembaga yang berafiliasi dengan TNI/Polri yang datang ke sekolahnya untuk meminta sumbangan mengatasnamakan kegiatan tertentu maupun menawarkan produk dengan harga tertentu yang tidak sesuai dengan harga pasaran. Demikian disampaikan oleh narasumber, Kepala Administrasi sekolah swasta di Kajen mewakili kepala sekolah, Rabu (08/03).
Dia menjelaskan bahwa pihak sekolah merasa resah dengan kehadiran orang maupun lembaga tersebut, karena meminta sumbangan tidak disertai dengan surat resmi. “Kami merasa resah dengan adanya permintaan itu, mengingat tidak ada surat resmi dan hampir setiap bulan ada yang datang dengan orang yang berbeda. Seminggu ini sudah dua kali. Satu atas nama purnawirawan TNI yang baru saja atas nama Bakin.” Ujarnya.
Narasumber menambahkan bahwa selain meminta sumbangan dengan cara mengganti nominal rupiah undangan menghadiri kegiatan, kadang tamu-tamu tersebut menawarkan souvenir dengan mengganti uang yang nilainya diatas harga souvenir tersebut. “Kadang mereka menawarkan souvenir, terus minta dibayar seharga Rp. 200 ribu. Pernah kena sampai tiga kali, yang menerima orang yang berbeda,” lanjutnya.
“Kalau yang datang dengan menawarkan barang yang nilai nominalnya sama dengan harga di pasaran, jika pihak sekolah membutuhkan kami tetap membeli. Untuk membantu penjual dari penyandang disabilitas kami utamakan untuk membelinya,” tambah narasumber.
Sementara itu Kepala Dikdasmen Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan, Umbari melalui Rohim meminta agar pihak-pihak yang mengatasnamakan lembaga tertentu ketika meminta sumbangan untuk meminta rekomendasi dari Pimpinan Daerah Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kabupaten Pekalongan. “Harus meminta rekomendasi dari Dikdasmen mas,” ujarnya saat dihubungi Wartadesa. (Bono)