Kajen, Wartadesa. – Lima desa di Kabupaten Pekalongan mengalami krisis air. Warga harus membeli air maupun mengambil dari tempat yang jauh, untuk mendapatkan air layak konsumsi. Hal ini menuntut Pemkab Pekalongan menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan pada wilayah-wilayah yang terdampak kemarau panjang.
Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan Bambang Sujatmiko mengatakan, lima desa yang mengalami krisis air tersebut meliputi Desa Luragung (Kandangserang), Desa Rowocacing (Kedungwuni), Desa Kesesi dan Ujung Negoro (Kesesi) dan Karangdadap.
Baca: Kekeringan Di Pemalang, Warga Terpaksa Konsumsi Air Kotor
Kekeringan, Rowoyoso Butuh Air Bersih
Dua Kelurahan Kekeringan, Kota Pekalongan Darurat Bencana Kekeringan
27 Desa Di Pekalongan Alami Kekeringan
Hanya Kecamatan Talun Yang Bebas Krisis Air Bersih
“Beberapa warga, seperti masyarakat di Desa Rowocacing sampai harus mengambil air di belik atau sendang untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan di Kesesi, masyarakat kini bergantung pada air sungai untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk minum maupun untuk kebutuhan MCK. Sementara di wilayah lainnya, debit air di sumur menurun drastis,” ungkap Bambang, Kamis (14/9).
Selain itu, tambah Bambang, 27 desa lainnya juga beresiko tinggi mengalami kekeringan. Pemkab Pekalongan saat ini sudah melakukan rapat koordinas dengan dinas terkait, pihak kecamatan dan instansi terkait seperti PDAM.
“Dari rapat itu, pihak camat diminta untuk menginventarisir masalah yang terjadi di wilayahnya. Termasuk menghitung jumlah KK yang kesulitan air bersih. Selain itu, pihak camat juga diminta untuk mencari sumber-sumber mata air yang dapat dimanfaatkan di musim kemarau ini,” jelas Bambang.
Bambang menambahkan, data yang telah diinventarisir akan dijadikan pedoman bagi Bupati Pekalongan unguk menetapkan status tanggap darurat. Selain itu, ujar Bambang, pihaknya sudah meminta PDAM untuk melakukan dropping air bersih. (WD)